Buat milenial parents yang suka menyewa kebutuhan bayi, pasti enggak asing lagi kan sama Babyloania? Nah, di balik e-commerce ini, ada sosok Zhafira Loebis yang menjalankan bisnis sewa kebutuhan bayi bareng suaminya, Arlo Erdaka Temenggung. Kepada Parentalk, Zhafira berbagi keseruannya menjadi mompreneur.
Fira, cerita dong kenapa dulu berani keluar dari pekerjaan dan memulai usaha bareng suami?
Jadi, dulunya aku bekerja sebagai lawyer dan suami kerja di bidang finance. Pas hamil anak pertama, kami bikin daftar kebutuhan bayi.
Terus kaget juga, ternyata barang-barang bayi tuh banyak, mahal, dan cuma dipakai sebentar. Kalaupun sudah enggak terpakai, butuh tempat penyimpanan yang besar.
Enggak make sense rasanya kalau tiap orang tua harus beli semuanya. Tapi pasti kan semua pengen yang terbaik buat anaknya.
Akhirnya kami terpikir bikin penyewaan biar orang tua lebih mudah mengakses barang-barang berkualitas. Jadi bisa hemat biaya dan hemat tempat di rumah.
Sempat galau enggak sih buat keluar dari pekerjaan? Apalagi berbarengan sama suami begitu?
Pastinya. Butuh beberapa bulan buat mikir konsekuensinya. Mulai dari pas hamil besar dan keputusan resign itu baru bulat setelah melahirkan.
Waktu itu aku sama suami maunya mulai usaha dengan tabungan sendiri. Jadi kepikirannya, dengan dana yang terbatas, berapa lama kami bisa survived. Tapi kalau enggak dimulai sekarang, kapan lagi?
Kami juga berani keluar karena misi kami to make parenting easier. Jadi rasanya harus fulltime mengembangkan usaha biar bisa membantu orang tua lain.
Apa yang dipelajari dari membuka usaha sendiri?
Karena dimulai dari keterbatasan, dulu kami belum bisa hire orang. Semua saya kerjakan berdua bareng suami. Dari situ malah jadi belajar banyak. Mulai dari customer service, keuangan sampai perawatan barang.
Aku sama suami pelajari satu-satu. Cari informasi dari mana-mana termasuk manual book. Misalnya, cara cuci gendongan, bersihin mainan atau bersihin stroller. Jadi ya seru lah.
Jadi pengusaha, sekaligus ibu dua anak, pernah stres enggak sih?
Pernah banget. Terutama setelah kelahiran anak kedua. Awalnya kami cuma bertiga sudah ada jadwal tetap dan anak pertama bisa kami handle berdua.
Tapi sekarang ada anak kedua, jadi suka merasa bersalah. Karena masih newborn sudah harus ditinggal kerja. Kan sudah bukan karyawan ya, jadi enggak ada tuh judulnya cuti tiga bulan. Babyloania mesti jalan terus.
Tapi aku jadi belajar ikhlas, jadi tahu harus slow down biar bisa fokus ke anak dan pekerjaan. Sekarang sudah mulai teratur lagi, kapan waktunya kerja, kapan urus anak.
Jam kerja pun dipecah. Misalnya waktu anak-anak belum bangun, terus pas yang gede sekolah dan lanjut lagi pas mereka tidur. Kalau ditotal, jumlahnya bisa sama kok dengan jam kerja kantoran.
Nah, seperti yang diceritakan Fira, pastinya ada ups and downs yang dialami para mompreneur ya. Tapi menurut Fira, asalkan kita fokus dan ikhlas sama proses yang dijalani, pasti tiap kendala bisa teratasi. Selain ini, baca juga cerita Fira tentang Kartini Masa Kini Punya Banyak Peran.
(Dyah/ Dok: Instagram @zhafiraloebis)