“Habis lahiran, jangan keluar rumah dulu kalau belum 40 hari”
Apa kamu pernah dengar mitos itu? Atau malah menjalaninya karena dibilangin sama orang tua? Di Indonesia, memang beredar mitos kalau ibu dilarang keluar rumah sampai 40 hari pascamelahirkan. Tapi ternyata bukan di sini saja lho. Di beberapa negara lain juga ada kebiasaan unik terkait 40 hari pascalahiran.
Le cuarentena, 40 hari ala Meksiko
Di Meksiko, ada tradisi bernama le cuarentena. Dalam kebiasaan bangsa Hispanik ini, ibu harus fokus menyusui dan merawat bayi serta dirinya sendiri. Sementara pekerjaan rumah tangga atau mengurus anak yang lebih tua (kalau ada) bakal dihandle sama anggota keluarga yang lain.
Selama menjalani tradisi tersebut, perut ibu dibalut kain tradisional bernama faja. Ibu juga biasanya akan menghindari keramas dan dilarang berhubungan seks selama masa le cuarentena.
Di masa 40 hari, makanan ibu akan diatur. Ibu bakal banyak mengonsumsi sup, sayuran dan minuman herbal untuk mempercepat penyembuhan. Sementara makanan yang pedas dan terlalu banyak rempah mesti dihindari dulu.
Masa pingitan ibu di India
Di India ada tradisi 40 hari yang disebut confinement period atau masa pingitan bagi ibu baru. Ibu bakal dikondisikan untuk banyak istirahat di rumah dan sedikit mungkin melakukan aktivitas yang melelahkan.
Dalam situs Baby Center India dijelaskan, seorang ibu baru terkadang pindah sementara ke rumah orang tuanya. Atau mereka yang meminta orang tuanya untuk datang dan membantu di rumah semasa confinement period.
Selama masa 40 hari, ibu bakal mengonsumsi makanan tradisional yang dipercaya bisa menghangatkan tubuh dan meningkatkan produksi ASI, seperti ghee, lauki dan tori. Mereka juga memanggil maalishwali atau ahli pijat tradisional untuk memijat ibu dan bayi yang baru dilahirkan.
40 hari ala ibu di Yunani
Menurut kebiasaan Yunani kuno, ibu dan bayi dilarang keluar rumah pascamelahirkan. Tujuannya agar mereka terlindung dari evil eye atau roh jahat. Aktivitas di luar hanya dibolehkan untuk urusan penting seperti ke rumah sakit.
Biasanya mereka juga memasang blue eye di dalam rumahnya. Gantungan berwarna biru dengan bulatan hitam seperti mata ini diyakini bisa mengusir roh jahat.
Nantinya setelah 40 hari, ibu dapat pergi ke gereja bersama bayinya untuk menerima pemberkatan bernama Sarantismos. Lewat pemberkatan ini, ibu dan bayi kembali beraktivitas normal.
40 hari di era modern
Sama seperti di Indonesia, kebanyakan ibu menilai tradisi 40 hari itu sudah enggak relevan sama kehidupan sekarang. Menurut para ibu, berdiam diri di dalam rumah selama itu justru memicu baby blues. Ibu cenderung merasa bosan karena tidak bisa leluasa beraktivitas di luar rumah.
Tapi sebenarnya kalau dipikir secara logis, tradisi ini punya manfaat tersendiri bagi ibu. Setelah persalinan, ibu memang masih butuh waktu untuk memulihkan kesehatan dan beradaptasi sama bayi. Sesekali keluar rumah boleh kok, asalkan ibu dan bayinya nyaman. Dari sisi medis dan psikologis juga ada penjelasan terkait masa 40 hari. Selengkapnya di artikel “Mitos vs Fakta: Ibu Dilarang Keluar Rumah 40 Hari Pascamelahirkan”.
(Dyah/ Dok: Pixabay)