Ibu, merawat vagina itu penting banget, ya. Selain bisa menyenangkan Ayah di ranjang, tentunya untuk menjaga kesehatan kita. Sayangnya ada banyak kesalahan dalam melakukan perawatan vagina.
Salah satunya ingin vagina harum jadinya pakai produk yang mengandung pewangi, sebenarnya itu nggak boleh. Mengutip Halodoc, ini akan menimbulkan risiko vaginosis bakterialis, kondisi ini terjadi karena ada pertumbuhan bakteri berlebih di area kewanitaan.
Oleh karena itu, Bumin mau kasih tahu cara merawat vagina yang tepat. Ibu bisa bikin Ayah senang sekaligus merasa percaya diri. Ikutin caranya yaaa..
Memilih celana dalam yang tepat
Emang sih, celana dalam perempuan itu menggemaskan. Tapi jangan lupa untuk mengutamakan bahan katun ya alias mudah menyerap kelembapan.
Mengutip Healthline, memakai celana dalam yang bahannya nggak mudah menyerap keringat akan mendorong pertumbuhan bakteri pada vagina.
Selain itu, pilih celana dalam yang berukuran pas dan nggak terlalu ketat. Khawatirnya akan menimbulkan gesekan yang menyebabkan iritasi pada kulit vagina.
Sebaiknya Ibu hindari memakai celana dalam bermodel g-string karena terbuat dari serat sintetis dan cukup ketat, jadi bisa memicu timbulnya peradangan di area rektum. Mending dipakainya saat mau ‘beraksi’ sama Ayah aja ya 😀
Hindari sabun mengandung parfum
Kebersihan vagina harus kita jaga, maka saat membersihkan vagina hindari sabun yang mengandung parfum. Pemakaian sabun yang beraroma bisa mengganggu keseimbangan pH dan bakteri baik vagina, bahkan bisa menimbulkan iritasi.
Jadi kalau Ibu mau menggunakan sabun untuk ngebersihin area vagina, sebaiknya pilih sabun yang hypoallergenic. Pastikan produk pembersih kewanitaan yang Ibu akan pakai sudah bersertifikat BPOM.
Boleh menghilangkan bulu pubik secukupnya
Merawat vagina pasti pengen terlihat bersih dengan menghilangkan bulu pubik. Berdasarkan penelitian dalam The Journal of Sexual Medicine, sebanyak 95 persen responden pernah mencukur bulu kemaluannya.
Nggak salah kok, tapi sebenarnya bulu pubik itu ada manfaatnya, lho. Kulit area intim itu kan sensitif banget ya, kalau ada gesekan dan tekanan terus-terusan bisa nimbulin iritasi. Nah, fungsi bulu pubik ini untuk mengurangi gesekan dan tekanan.
Ada manfaatnya juga dalam bercinta nih, ternyata penis lebih mudah bergesekan dengan bulu pubik dibanding langsung ke kulit vagina. Makanya bulu kemaluan bisa memudahkan gesekan saat berhubungan intim.
Boleh cukur bulu pubik agar tetap bersih, namun disarankan nggak sampai dibabat habis yaaa.
Buang air kecil setelah berhubungan seks
Ada yang bilang kalau pipis setelah berhubungan seks bikin Ibu susah hamil. Itu mitos ya, Parents. Faktanya, buang air kecil setelah bercinta itu penting untuk membersihkan uretra dari bakteri yang bisa menyebabkan Infeksi Saluran Kemih bahkan penyakit menular seks.
Bakteri yang muncul ketika bercinta itu bisa datang dari tangan, kondom, atau penis. Jadi bakteri dikeluarkan lewat saluran kencing, apalagi letak vagina dekat dengan uretra membuat penyebaran bakteri lebih mudah.
Setelah bercinta jangan lupa pipis dulu ya, abis itu baru lanjut cuddling. Hihi.
Melakukan pemeriksaan ke ginekolog untuk pemeriksaan preventif
Sebenarnya setiap perempuan wajib memeriksakan diri secara rutin setiap tahunnya, pertama kali pada usia 21 tahun atau setelah menjadi aktif secara seksual. Ginekolog akan mendiagnosis penyakit dan gangguan yang bisa membahayakan sistem reproduksi atau vagina.
Pemeriksaan secara keseluruhan mencakup Pap Smear (pemeriksaan leher rahim) yang dapat mendeteksi adanya kanker serviks. Ibu juga bisa berkonsultasi bila ada keluhan lainnya misal keputihan yang terlalu banyak dan berbau atau menstruasi yang nggak teratur.
Jadi merawat vagina nggak cuma rajin dibersihkan sama sabun kewanitaan aja, tapi ada juga beberapa hal penting yang nggak boleh abai dalam merawat kesehatan vagina. Ini semua kita lakukan nggak untuk kepuasan Ayah semata ya, namun sebagai salah satu bentuk untuk menyayangi diri sendiri 🙂