Olahraga lari mulai banyak menarik perhatian sebagian orang yang ingin memulai hidup sehat. Jenis olahraga ini pun dipilih Nia Ramadhani dalam memperbaiki gaya hidupnya setelah melalui masa rehabilitasi.
Walaupun lari disebut olahraga yang paling mudah, tapi tetap aja kita gak bisa asal melakukannya bila ingin mendapat manfaat yang maksimal dan menghindari terjadinya cedera.
Biasanya saat awal melakukan olahraga lari kita akan merasa lelah berlebihan. Nah, penyebabnya bukan pada intensitas lari, melainkan karena persiapan ataupun teknik berlari yang kurang tepat.
Melansir Very Well Fit, berikut ini persiapan dan teknik yang perlu diterapkan bagi pelari pemula.
Mulai dengan berjalan kaki
Saat awal kali mencoba sesuatu baru rasanya semangat ya, sama kayak waktu mulai lari kayaknya langsung pengin ngebut 😀 Hindari langsung lari kencang dan jauh, ya. Untuk pemula, mulailah berjalan kaki selama 30 menit tanpa kendala, semakin sering berjalan maka kita bisa meningkatkan intensitas dan kecepatan.
Menyesuaikan jarak dan durasi pendek
Di awal sebaiknya hindari berlari terlalu jauh ataupun lama karena berisiko menimbulkan cedera. Kita bisa mulai dengan jarak dan durasi yang pendek terlebih dulu.
Bernapas dengan benar
Untuk pemula disarankan mengambil jeda 5-10 detik setiap menit. Dengan begitu, berjalan kaki di sela berlari menjadi cross-training. Kalau sudah dilakukan teratur dalam waktu sekitar enam bulan, mungkin kita sudah mampu untuk berlari jarak jauh.
Melakukan pemanasan dan pendinginan
Demi mengurangi cedera, selalu lakukan pemasan setidaknya lima menit dengan jalan kaki di tempat atau naik turun tangga. Setelah berlari lakukan gerakan pendinginan dengan perbanyak stretching di bagian kaki.
Olahraga lari yang dilakukan secara konsisten dapat mengurangi terjadinya penyakit kronis seperti stroke, penyakit jantung, obesitas, sampai diabetes tipe 2.
Yukk, mulai olahraga lari tipis-tipis dulu. Semangat, Parents!