Ada saja drama yang kita hadapi saat bermedia sosial seperti Instagram. Mulai dari cyberbullying bernuansa mom-shaming sampai penyalahgunaan foto anak oleh oknum tertentu. Parentalk pun berkesempatan ngobrol langsung dengan Manajer Kebijakan Publik Instagram Asia-Pasifik Helena Lersch awal Mei 2018. Saya dan perwakilan media lainnya mendiskusikan tips aman menggunakan Instagram buat orang tua dengan #SafetyonInstagram. Yuk, simak tipsnya dan segera terapkan pada akun Instagram kamu!
Mengutamakan private account
Belakangan, akun Instagram yang mengatasnamakan anak bayi atau balita sedang marak, ya. Padahal, Instagram berpegang pada aturan bahwa pemilik akun haruslah berusia 13 tahun ke atas. Kita tahu sih, orang tua si anaklah yang mengelola akun tersebut. Meski begitu, Instagram sangat mengimbau orang tua untuk mempublikasikan foto-foto anak dalam pengaturan private alias hanya orang-orang terpilih saja yang dapat melihatnya.
Manajer Kebijakan Publik Instagram Asia-Pasifik Helena Lersch menyarankan orang tua untuk memiliki akun kedua yang bersifat pribadi (second private account). Ia mencontohkan saudara laki-lakinya yang memiliki akun Instagram khusus untuk menceritakan keseharian tiga anaknya dengan pengikut sepuluh orang saja. Akun tersebut bersifat pribadi dan terbatas untuk keluarga.
“Saya sebenarnya sangat mendorong tindakan tersebut karena menjaga kerahasiaan. (Pasalnya) Instagram memiliki cara luar biasa untuk menampilkan individu secara spesifik. Saya tentu sangat suka menyimak stories dari para keponakan saya lantaran tinggal jauh dari mereka. Namun, saya mendorong orang tuanya untuk memiliki akun private. Ini karena anak-anak masih sangat kecil dan tidak bisa membuat keputusan untuk diri mereka sendiri. Bahkan, saya sendiri merasa lebih nyaman ditelusuri oleh pengguna Instagram secara tertutup (private) ketimbang terbuka,” jelas Helena.
Ia juga mengingatkan, banyak pula oknum tak bertanggung jawab di luar sana sehingga orang tua perlu bertindak aman.
Mengaktifkan filter komentar
Ada tiga kategori filter komentar yang tersedia di Instagram.
- Filter komentar yang menyinggung (offensive comments filter). Filter ini secara otomatis menyembunyikan komentar yang menyinggung atau tidak pantas. Misalnya, komentar bernuansa seksual atau ujaran kebencian.
- Filter komentar berdasarkan kata kunci (keyword comments filter). Ibu dapat memasukkan kata-kata kunci atau emoji yang enggan terlihat dalam postingan
- Filter komentar antiperundungan (anti-bullying filter). Fitur yang baru diluncurkan Instagram pada Mei 2018 ini akan menyembunyikan komentar yang menyerang penampilan dan karakter seseorang juga mengancam kesejahteraan maupun kesehatan seseorang. Misalnya, “fat” atau “you are ugly.” Sebagaimana offensive comments filter, fitur ini sudah aktif secara otomatis di aplikasi Instagram kamu. Namun, anti-bullying filter tersedia dalam Bahasa Inggris dan sedang dalam pengembangan untuk bahasa-bahasa lainnya.
Fitur ini bisa kamu temukan di bagian settings atau pengaturan lalu pilih comments control atau pusat kontrol komentar. Pastikan kamu mengaktifkan offensive comments filter agar dapat menggunakan ketiga kategori filter di atas.
Pada beberapa kasus, mungkin ada komentar tertentu yang tak lantas disembunyikan oleh Instagram. Ini karena Instagram menggunakan teknologi machine learning.
“Jadi dalam beberapa kasus masih ada jarak waktu yang diperlukan. Semakin lama mesinnya ini ‘belajar,’ dia akan semakin cepat mendeteksi,” jelas Instagram Communications Asia-Pacific Putri Silalahi pada Parentalk.
Kita pun perlu proaktif melaporkan komentar-komentar bermuatan perundungan. Dengan begitu, Instagram bisa mendeteksi ragam komentar tersebut dan hal itu akan membantu mesinnya belajar untuk kasus-kasus lain ke depannya.
Menonaktifkan kolom komentar
Jika tak ingin orang lain mengomentari postingan kamu, Ibu bisa menonaktifkan kolom komentar. Caranya, sentuh tombol titik tiga vertikal di sudut kanan atas post yang kamu unggah lalu pilih turn off comenting.
Andalkan fitur pelaporan
Sebagai #MillennialParents, kita kerap menjadi sasaran empuk akun-akun online shop di Instagram. Tak jarang, mereka memberikan komentar bernuansa spam yang terkadang tak etis. Sebut saja, pembesar payudara, pelangsing badan, dan sebagainya. Komentar terkait akan lenyap seketika setelah kamu melaporkannya. Tinggal tahan (hold) komentar yang dimaksud dengan sentuhan jarimu kemudian pilih ikon tanda seru di bagian kanan atas.
Tak hanya komentar, Ibu juga dapat melaporkan konten-konten sensitif yang diunggah pengguna lainnya. Misalnya saja, postingan dengan konten pornografi anak.
“Kami dapat menurunkan postingan tersebut dengan sangat cepat jika dilaporkan. Kami tidak selalu sempurna dan melakukan hal dengan benar. Namun, kami berinvestasi sangat banyak untuk memastikan konten pornografi anak tidak ada di platform ini,” jelas Helena.
Ia pun mengajak para orang tua untuk aktif melaporkan konten-konten yang meresahkan. Untuk melaporkan konten, sentuh tombol titik tiga vertikal di sudut kanan atas post pengguna bersangkutan lalu pilih laporkan atau report.
Jangan buka layar sensitif
Siapa #MillennialParents yang suka scrolling di Instagram news feed atau stalking profil seseorang saat bersama si kecil? Konten-konten dengan gambar yang mengganggu atau berbau pornografi tentu harus diwaspadai. Untungnya, Instagram kini dilengkapi layar sensitif. Instagram akan mendeteksi otomatis foto atau video yang dianggap sensitif oleh beberapa orang. Misal, video peristiwa kecelakaan atau kekerasan, pornografi, dan konten grafis tertentu. Jika kamu sedang bersama si kecil dan mendapati postingan dengan peringatan layar sensitif, jangan dibuka ya, Bu.
(Febi/Dok. Shutterstock)