Ada yang bilang, mencari pengasuh bagaikan mencari jodoh. Rasanya susah mencari sosok yang ‘setia’ maupun memenuhi kriteria. Saya sendiri sudah beberapa kali gonta-ganti pengasuh. Apalagi, tantangan hidup di era teknologi seperti sekarang ini, pengasuh yang berasal dari kalangan milenial tak bisa lepas dari gadget-nya saat sedang bersama anak.
Di sisi lain, kita butuh bala bantuan sang asisten karena sehari-hari bekerja atau untuk meringankan tugas rumah tangga. Untuk mengoptimalkan kenyamanan dan keamanan, yuk, terapkan tips aman memilih pengasuh berikut ini.
Pilih pengasuh yang dewasa
Jika anakmu akan sendirian saja dengan pengasuh, pilih seseorang yang cukup dewasa untuk menjalankan tugasnya. Hindari pengasuh yang masih berusia kurang dari 14 tahun.
Wawancara dulu sebelum mempekerjakan
Wawancara sebelum mempekerjakan pengasuh sangat penting agar Ibu mengenal kepribadian dan rekam jejaknya mengurus anak. Selain kesanggupannya soal waktu bekerja, hal-hal lain yang juga penting kamu gali darinya adalah sebagai berikut.
- Pengetahuan soal prosedur keamanan ketika situasi gawat darurat (misal, cara menangani anak yang tersedak, hal yang perlu dilakukan saat kebakaran, dan sebagainya).
- Kecintaan pada anak-anak beserta alasannya. Buat pertanyaan terbuka seperti, “Hal apa yang paling kamu sukai dari mengasuh anak?”
- Cara calon pengasuh merespon anak ketika ia tidak menuruti arahannya.
Hubungi mantan pemberi kerja atau keluarganya
Cari tahu pengalaman terdahulu dalam hal mengasuh anak juga kepribadiannya. Kamu bisa meminta calon pengasuh menyediakan referensi untuk kamu hubungi. Dengan begitu, kamu dapat menggali informasi tambahan tadi dari referensi tersebut. Ajukan pertanyaan rinci mengenai:
- lamanya ia mengenal si calon pengasuh,
- usia anak yang ia asuh, dan
- cakupan tugasnya saat menjadi pengasuh.
Jika calon pengasuh masih remaja, kamu juga dapat menghubungi orang tuanya untuk mencari tahu cara ia menjalankan tanggung jawabnya sehari-hari.
Sampaikan aturan dasar
Terkadang persepsi mengenai kepantasan dan sopan santun pada setiap orang berbeda-beda. Jadi, jangan pernah menganggap hal yang menurut kita tidak pantas juga berlaku bagi pengasuh. Untuk menghindari drama di masa mendatang, Ibu perlu menyampaikan aturan-aturan dasar yang berlaku di keluarga dan rumahmu. Beberapa hal di bawah ini bisa kamu jadikan acuan.
- Aturan mengenai kepemilikan (misal, makanan yang ada di dapur dan perlengkapan mandi).
- Penggunaan alat-alat elektronik di rumah seperti televisi dan telepon.
- Boleh atau tidaknya mempublikasikan dan menyebarkan foto anak di media sosial calon pengasuh.
- Cakupan pekerjaan di luar tugas mengasuh, misal mencuci piring anggota keluarga lainnya usai makan.
- Aturan mengundang orang lain ke rumah.
- Penggunaan bahasa yang baik dan sopan di depan anak.
- Aturan mendengarkan musik dan menonton tayangan tertentu saat Si Kecil terjaga.
- Larangan mengonsumsi alkolhol dan merokok.
Buat perjanjian tertulis
Jika memungkinkan, buatlah perjanjian tertulis dengan pengasuh terpilih. Tujuannya agar ia dapat mempertanggungjawabkan komitmennya setidaknya dalam kurun waktu tertentu. Selain itu, minta ia pula untuk memberikan fotokopi identitasnya guna berjaga-jaga.
Berikan libur
Pengalaman pribadi, saya juga memberikan day-off satu minggu sekali agar Si Mbak bisa refresh dari rutinitasnya dan punya me-time.
Referensi: Artikel “Using a baby sitter” pada Baby Center
(Febi/Dok. Shutterstock)