Parents, berhubungan seks jadi waktu yang ditunggu-tunggu untuk melampiaskan gairah hingga mencapai ejakulasi. Eh, tapi kok, rasanya lama banget ya buat suami sampai ke puncak kenikmatan? Mau puas tapi malah jadi krik-krik.
Bisa jadi nih, pasangan mengalami delayed ejaculation atau ejakulasi tertunda. Gangguan ini membuat lelaki membutuhkan rangsangan seksual yang lebih lama untuk mencapai klimaks dan mengeluarkan air mani alias ejakulasi. Bahkan sebagian penderitanya gak dapat ejakulasi sama sekali saat berhubungan seksual 🙁
Menurut penjelasan seksolog dr. Haekal Anshari, M. Biomed, lelaki yang menderita delayed ejaculation ini membutuhkan rangsangan seksual sampai 30 menit atau lebih untuk mencapai orgasme dan ejakulasi.
“Kondisi ini menyebabkan penderitanya kesusahan, stres, dan frustasi. Bahkan harus menghentikan aktivitas seksual karena kelelahan, iritasi pada penis, bahkan sampai kehilangan gairah karena permintaan pasangannya,” jelas dr. Haekal.
Ia menambahkan, ketidakpuasan berhubungan seks dalam jangka panjang akan menyebabkan penderitanya mengalami kecemasan, hingga menurunnya gairah seks.
Kemungkinan besar terjadinya ejakulasi tertunda, penderita kerap bermasturbasi secara intens dan memiliki gaya atau preferensi rangsangan seksual yang gak bisa dipenuhi pasangannya.
Parents, gimana nih kalau punya pasangan yang durasinya lama banget buat klimaks? Memang sih, bercinta dengan waktu yang panjang lebih memuaskan, namun kalau berlebihan gak enak juga malah bisa timbul rasa pegal dan lecet.
Sebenarnya ada banyak penyebab munculnya ejakulasi tertunda. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor fisik, psikis, atau penggunaan obat-obatan tertentu seperti berikut ini;
- Cedera saraf panggul yang mengendalikan orgasme,
- Infeksi saluran kemih
- Pasca operasi prostat
- Hormon tiroid rendah (hipotiroidisme) atau testosteron rendah (hipogonadisme)
- Penyakit saraf: neuropati diabetes, stroke
- Gak percaya diri atau pencitraan diri yang buruk
- Depresi, kecemasan, masalah komunikasi yang buruk dengan pasangan.
- Efek samping obat-obatan seperti obat anti depresan, obat anti hipertensi, obat diuretik, dan obat anti psikotik.
- Peminum alkohol berat.
Seandainya Parents memiliki suami yang mengalami delayed ejaculation, sebaiknya segera kita konsultasikan ke ahli diantaranya dokter spesialis urologi, andrologi, penyakit dalam, psikiater, dan psikolog. Terutama bila sudah merasakan adanya hal ini;
- Ejakulasi tertunda sudah menjadi masalah bagi kita dan pasangan. Misalnya pasangan minta berhenti penetrasi karena udah gak bisa merasakan ‘kenikmatan’ lagi.
- Memiliki masalah kesehatan lain yang mungkin berkaitan dengan ejakulasi tertunda.
- Menggunakan obat-obatan yang dapat menyebabkan ejakulasi tertunda.
Bagi yang memiliki pasangan delayed ejaculation, sebaiknya jangan pernah menghakimi pasangan apalagi menyalahkan diri sendiri karena kondisi ini. Ada banyak penyebab pada masing-masing orang. Jadi sebaiknya untuk menetralisir dan mendapat solusi terbaik segera konsultasikan ke ahli yang akan menangani masalah ini dengan cara yang tepat ya, Parents. 🙂