Setelah melahirkan, ibu direkomendasikan untuk tidak berhubungan seks sampai 40 hari atau kurang lebih 6 minggu. Saran ini berlaku untuk ibu yang melahirkan pervaginam, sedangkan ibu yang menjalani persalinan caesar sebaiknya menunggu sampai 8 minggu.
Dalam laman resmi American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) melansir, tubuh perempuan butuh waktu untuk pulih usai melahirkan. Di tahun 1998, BBC melaporkan meninggalnya dua perempuan umur 22 dan 29 tahun di West Yorkshire ketika bercinta 5 dan 8 hari setelah melahirkan pervaginam.
Peneliti mengungkapkan, peristiwa itu terjadi akibat munculnya gelembung atau emboli udara yang masuk ke tubuh lalu mengalir ke jantung dan otak. Meski begitu, peneliti menekankan kejadian seperti ini cukup jarang terjadi.
Masih ada risiko lainnya ketika berhubungan seks terlalu dini setelah melahirkan. Apa saja?
Perdarahan pascapersalinan (postpartum)
Dua minggu pertama setelah melahirkan sangat berisiko. Di awal minggu pasca persalinan umumnya perdarahan belum berhenti, serviks belum menutup robekan perineum atau episiotomi belum sembuh. Episiotomi merupakan pemotongan beda untuk memperlebar saluran vagina saat proses melahirkan.
Berisiko mempermudah terjadinya infeksi
Berhubungan seks saat perdarahan belum berhenti dapat berisiko mempermudah terjadinya infeksi. Ini dikarenakan bekas melekatnya ari-ari belum pulih sempurna, lagi pula bekas luka pada jalan lahir belum pulih, sehingga dapat mengganggu aktivitas seksual.
Berdampak pada psikis ibu
Perdarahan masa nifas berhenti, pihak perempuan akan merasa sudah siap untuk kembali bercinta, karena menyusui dan menjaga bayi sangat merepotkan dan membuat stres bagi ibu baru. Kalau pada masa sebelum nifas selesai ibu dipaksa untuk berhubungan seks, maka bisa membuatnya merasa lebih tertekan.
Parents, sebaiknya bertahan dan sabar dulu ya untuk kembali melakukan hubungan seksual demi kesehatan dan keselamatan ibu.