“Si kecil masih susah nyusu nih, puting aku datar“. Pernah enggak sih kamu dengar curhatan seperti itu dari teman? Atau malah kamu sendiri yang mengalami masalah puting datar? Puting datar atau terbenam kadang jadi masalah buat sebagian ibu menyusui, terutama di masa-masa awal mengASIhi. Tapi sebenarnya, hal ini bukan halangan untuk memberikan ASI buat si kecil.
“Ibu dengan puting terbenam, pendek atau inverted tetap bisa menyusui. Karena pelekatan menyusui yang benar itu sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, jadi tidak hanya puting saja,” kata dr. Ameetha Drupadi, konselor laktasi sekaligus founder Pejuang ASI.
Yang penting saat menyusui bukan hanya puting
Tiap perempuan punya bentuk puting yang berbeda-beda. Secara umum ada tiga bentuk, yaitu puting normal, datar (flat) dan terbenam (inverted/depressed). Pada yang datar atau terbenam, bentuknya tidak menonjol jelas seperti puting normal. Tapi sebenarnya yang penting diperhatikan saat menyusui bukan hanya bentuk puting.
Di situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dijelaskan kalau puting hanya muara saluran ASI dan tidak mengandung ASI. Sebenarnya air susu ibu disimpan di ‘gudang’ yang bernama sinus laktiferus. Letaknya di daerah areola yaitu di area payudara ibu yang berwarna kecokelatan yang mengelilingi puting.
Kalau ibaratnya puting ini sedotan, tempat utama yang jadi wadah dan pabrik ASInya adalah di areola. Jadi biar bayi dapat menyusu secara lancar, usahakan agar puting dan areola Ibu masuk ke mulut bayi. Dengan begitu, lidah bayi dapat mengatur pergerakan yang menekan areola agar ASI keluar dari payudara.
Ada beberapa cara yang bisa Ibu lakukan untuk sukes mengASIhi meski memiliki puting datar. Seperti berikut ini:
Manfaatkan alat menyusui
Menurut Dokter Ameetha, Ibu bisa menggunakan nipple puller atau spuit yang dibalik. Alat ini berguna buat menarik puting ibu agar lebih mudah masuk ke mulut si kecil. Dokter ini tidak menyarankan penggunaan nipple shield karena bisa membuat payudara ibu terasa sakit. Dan berpotensi menyebabkan bayi jadi bingung puting karen tidak melekat dengan benar di payudara Ibu.
Tarik puting sebelum menyusui
Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) menjelaskan dalam situsnya, kalau Ibu bisa coba menarik puting keluar sebelum menyusui si kecil. Caranya tegakkan puting, lalu tarik dengan tangan Ibu sendiri.
Setelah itu, kamu bisa membantu bayi menyusui dengan memasukkan areola ke dalam mulut bayi. Usahakan agar puting dan sebagian besar areola masuk ke dalam mulutnya agar mudah menghisap ASI.
Jangan panik dan coba terus
Ibu pasti sudah tahu kan kalau stres bisa mempersulit proses menyusui. Jadi, kalaupun kamu memiliki puting datar, usahakan buat tetap tenang yaa. Hal ini memang enggak mudah. Kamu bisa saja mengalami puting lecet, ASI susah keluar dan berbagai macam problem khas ibu menyusui. Tapi ibu yang putingnya normal juga bisa mengalami hal ini.
Satu-satunya cara agar kamu bisa menyusui adalah dengan terus mengusahakannya. Di proses awalnya, kamu dan bayi bakal sama-sama belajar menyusui. Kamu berusaha sebaik mungkin buat memberi ASI, semenatara si kecil berusaha untuk bisa menyedotnya.
Pastikan pelekatan payudara Ibu dan mulut bayi sudah benar, jadi proses menyusui bisa dilakukan dengan nyaman dan hasilnya optimal. Kalau sudah bingung banget, coba pergi ke klinik laktasi agar kamu dan suami bisa berkonsultasi langsung sama ahlinya. Semangat menyusui ya Bu!
(Dyah/Dok: Freepik, Pixabay)
1 comment
PD kiri saya ga di ksih k baby krena sering kali nangis, puting msuk k dalam. Usia anak saya 4 blan, jika mulai dr sekarang sering di kasih apakah produksi asi akan bnyak? Sekarang sedikit tdak sebanyak yg knan