Parents, siapa sih yang pinginnya mudah marah sama anak? Pasti gak ada dong ya, pinginnya jadi orang tua yang selalu baik dan sabar ke anak. Tapi kenyataan di lapangan susah banget ya 😀 sampai bingung sendiri kenapa sih, ibu suka mudah marah sama anaknya? 🙁
Marahnya ibu itu bukan tanpa sebab tapi memang ada hal-hal yang harus diketahui agar lebih bisa mengelola emosinya. Gak mungkin deh kita tiba-tiba bisa jadi ‘galak’ kalau gak ada pemicunya, sadar gak sadar terdapat suatu hal yang membuat emosi melonjak.
Tenang dulu, Bumin mau bagi-bagi energi positif buat para ibu yang lagi suka marah sama anaknya. Kita belajar bareng sama Pritta Tyas, M.Psi, Co-Founder Good Enough Parents, mengenai penyebab ibu suka marah-marah dan cara mengatasinya. Berikut penjelasannya, ya!
Kurang memahami apa yang sedang dihadapi anak
Kerap kali kita punya ekspektasi yang lebih ke anak secara sengaja maupun nggak. Tapi nih, kalau kita tahu proses tumbuh kembang anak, bisalah untuk meminimalisir emosi itu. Misalnya aja, kita tahu kalau anak 2 tahun itu bicaranya masih terbatas, jadi wajar kalau anak mau sesuatu tapi gak bisa mengatakannya terus jadi tantrum.
Nah, seandainya kita mengetahui hal ini, kita bisa merasa sedikit lebih tenang karena ini proses yang wajar. Jadi tinggal mengatur napas buat menghadapi si Kecil yang sedang kesulitan menyampaikan keinginannya. Dibanding kita jadi bingung dan kesal dengan apa yang terjadi pada si Kecil.
Nggak sadar akan kebutuhan diri sendiri
Jadi ibu itu memang luar biasa rasanya, banyak yang perlu kita urus dan cukup menguras tenaga. Sampai-sampai, kita lupa sama apa yang sebenarnya terjadi pada diri kita. Apakah kita merasa kelelahan? Kebutuhan apa yang belum terpenuhi? Sudah cukup istirahat dan makan apa belum? Lagi mengalami apa?
Jadi komunikasikanlah kebutuhan kita ke pasangan atau keluarga terdekat. Misalnya minta gantian jagain si Kecil agar ibu bisa makan dengan tenang dan istirahat cukup. Bilang aja, kalau kita membutuhkan waktu untuk ngobrol sama teman, olahraga, apapun hal yang membuat kita jadi lebih rileks.
Dengan begitu, kita jadi merasa segar lagi atau re-charge energi untuk bisa kembali mengasuh si Kecil dengan optimal.
Belum mencoba membuat jurnal
Yap! Journaling atau buku harian perlu kita buat, lho. Kegiatan ini cukup membantu kita dalam mengurangi stres. Kita bisa tuliskan situasi apa aja yang bikin kita marah, lalu respons apa aja yang kita sering berikan ke si Kecil. Misalnya saat anak mulai rewel, kita masuk kamar dulu untuk menenangkan diri.
Nah, begitulah Parents penyebab ibu jadi suka marah-marah. Gimana, bener kayak gitu nggak? 😀 Suka marah-marah ini memberikan dampak negatif pada diri sendiri, lho. Menurut Mbak Pritta, seharian marah-marah dan selalu merasa kesal itu bikin kita jadi super lelah.
“Kalau ibu marah-marah terus, di akhir hari itu rasanya capek luar biasa, terus bikin kita jadi kurang fokus buat melakukan segala sesuatu. Lalu bisa berpengaruh juga pada kesehatan mental ibu,” jelas Mbak Pritta.
Parents, mulai sekarang kita belajar lagi untuk memahami kondisi si Kecil dan diri kita sendiri, yuk. Kalau kita merasa lelah, maka atur waktu untuk bisa istirahat cukup. Kalau anak sedang berperilaku menantang, coba kita pelajari lagi proses tumbuh kembangnya 🙂
Ingat Parents, ibu yang bahagia akan menghasilkan anak yang bahagia 😀