Parents, disfungsi seksual nggak hanya dialami oleh lelaki aja lho, ternyata perempuan juga bisa mengalami keluhan ini. Studi global menunjukkan, kondisi ini sudah menjadi masalah umum yang terjadi pada perempuan sebanyak 43 persen dan 31 persen lelaki.
Kondisi tersebut merupakan masalah terhadap respons seksual yang menghambat individu atau pasangan dalam kegiatan seksual. Jadi rasanya hambarrrr gitu.
Berdasarkan penjelasan seksolog dr. Haekal Anshari M.Biomed (AAM), terdapat empat jenis gangguan yang menyebabkan perempuan mengalami disfungsi seksual. Bumin bantu jelasin yaa…
Disfungsi dorongan seksual
Dalam kondisi ini Parents merasa kehilangan minat berhubungan seks atau libido rendah. Jadi kalau misalnya udah dirangsang sama Ayah udah nonton ‘film panas’, tetep aja nggak terpancing untuk bergairahhhh.
Disfungsi bangkitan seksual
Susaahh banget buat ngerasa terangsang. Ayah udah pakai segala macam trik untuk bikin Ibu ‘klepek-klepek’ nggak berhasil juga. Jadinya lubrikasi cuma sedikit, klitoris yang menjadi bagian penting untuk orgasme pun nggak terangsang.
Disfungsi orgasme
Ibu sudah terangsang nih, udah ‘uhuk-uhuk’ dan mencoba berbagai posisi tapi susah banget buat mencapai orgasme. Padahal stimulasi seksual yang diberikan Ayah udah nampol banget, tetap aja nggak nyampe klimaks. Akhirnya hubungan seks berakhir hambar deh.
Terasa nyeri di area vagina
Terkadang penetrasi memang terasa ngilu ataupun nyeri, namun di sini Ibu merasakan nyeri yang luar biasa. Sulit banget buat penetrasi meski udah dengan bantuan gel lubrikasi, tetap aja rasanya nyeri bahkan panas.
Gejala-gejala tersebut mengkhawatirkan ya, Parents. Pasti kehidupan seksual jadi nggak enak banget. Ayah udah nafsu tapi Ibu nggak bisa terangsang, atau Ibu udah kepengen orgasme tapi nggak bisa.
Takutnya, ini akan berujung pada kondisi stres dan tertekan. Pasti ada dong rasa nggak enak sama pasangan walaupun dia udah ngertiin. Sebelum Bumin jelasin gimana penyembuhannya, kita ketahui dulu yuk, penyebabnya.
Faktor fisik
Disfungsi seksual bisa terjadi karena faktor fisik yang mengganggu pembuluh darah seperti diabetes, hipertensi, penyakit saraf, penyakit infeksi seksual dan lain-lain. Kelelahan dalam beraktivitas atau sedang mengalami sakit ringan juga mempengaruhi performa seks.
Faktor psikis
Mengalami masalah interpersonal, stres, pandangan negatif terhadap seksualitas. Stres karena pekerjaan atau urusan rumah tangga juga berpengaruh pada kualitas seksual.
Selain itu, mengonsumsi obat-obatan yang memberikan efek samping seperti antidepresan, adanya trauma masa lalu ataupun sedang ada masalah dalam hubungan rumah tangga.
Diagnosis dan penanganan disfungsi seksual akan ditangani oleh beberapa ahli seperti dokter kandungan, dokter endokrin, dokter andrologi, psikiater, dokter saraf, serta terapis seksual. Kerjasama dari beberapa spesialis diperlukan untuk mendapatkan diagnosis dan pilihan pengobatan yang tepat.
Bagi Parents yang mengalami disfungsi seksual, nggak perlu sungkan untuk berkonsultasi ke salah satu dokter terkait. Pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan bila memang perlu.
Ada juga kok yang hanya diberikan obat terus langsung sembuh, jadi semua tergantung pada kondisi masing-masing. Pesan Bumin, jangan malu dan ragu ya untuk konsultasi mengenai disfungsi seksual karena ini normal terjadi, kok. 🙂