Pekerjaan yang menuntut mobilitas tinggi tidak menghalangi seorang ibu untuk memberikan ASI eksklusif pada buah hatinya. Inilah yang dibuktikan oleh Cindy Melody yang berprofesi sebagai jurnalis televisi. Anaknya, Kainaira alias Kai, yang berusia 10 bulan pada Desember 2017 masih mengonsumsi ASI tanpa tambahan susu lainnya. Cindy mau berbagi tips memerah ASI busui mobilitas tinggi.
Manajemen waktu adalah kunci
Sekembalinya bekerja dari cuti melahirkan, Cindy tetap meneruskan rutinitas sebagai reporter untuk liputan berita harian. Sebagian besar waktu bekerja pun ia habiskan di luar kantor untuk mengejar pernyataan para politisi maupun pejabat tinggi. Cindy sendiri sering ditugaskan di Istana Negara dan Dewan Perwakilan Rakyat.
Meski dikejar deadline harian yang ketat dan harus selalu stand by untuk wawancara para narasumbernya secara doorstop, Cindy masih bisa disiplin memerah ASI. Menurut Cindy, kunci sukses untuk dapat memberikan ASI eksklusif untuk Kai adalah manajemen waktu.
“Misalnya ninggalin anak dari pagi, perkirakan waktu pumping jam 10-11 siang, lalu jam 3 sore,” jelas Cindy kepada Parentalk. Jika ada agenda yang sangat penting, waktu memerah pertama terpaksa molor menjadi jam 1 siang.
Jangan sungkan pinjam ruangan
Ketersediaan ruang laktasi menjadi tantangan lain memerah ASI dengan pekerjaan yang menuntut mobilitas tinggi. Inilah yang membuat busui harus berani minta izin pumping di berbagai tempat.
“Kayak di Istana Negara, itu enggak ada ruang laktasi. Nah, saya menumpang memerah di Ruang Biro Komunikasi Media,” tambah Cindy.
Ia juga pernah minta izin memerah di rumah narasumber, bahkan sering kali di mobil. Biasanya Cindy akan minta duduk sendirian di belakang dan memerah ASI sambil memakai apron menyusui. Tak lupa ia komunikasikan dulu ke rekan kerja dan pengemudi mobil mengenai aktivitas memerahnya. Wah, memang butuh perjuangan ya, jadi busui yang berprofesi sebagai jurnalis!
Kejar setoran ASIP jadi tantangan
Sebagai ibu bekerja, Cindy juga mengalami kejar tayang menyetok ASI perah (ASIP) untuk Kai. Pernah suatu kali, Cindy hanya menyisakan empat botol ASIP masing-masing 100 cc.
“Cara mengejarnya, saya menyesuaikan dengan jumlah ASIP yang diminum Kai. Misal, ia minum tiga botol per hari. Nah, saya harus membawa pulang minimal tiga botol,” jelas Cindy.
Perlengkapan memerah dibuat ringkas
Persiapan sebelum memerah untuk kesekian kalinya pun ia buat ringkas mengingat ia kerap diburu waktu. Biasanya, ia mengelap breast pump yang sudah dipakai dengan tisu kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan kembali. Jika tak ada air hangat, Cindy menggunakan air mineral yang ia bawa sendiri.
Bila kamu juga busui dengan mobilitas tinggi, Cindy punya sejumlah tips agar rutinitas memerah ASI lebih mudah.
- Pastikan cooler bag berisi es atau ice gel yang tahan lama sampai sore. Selain itu, jangan tinggalkan ice gel di tempat yang panas seperti dalam mobil. Cindy biasanya selalu membawa cooler bag-nya ke mana-mana.
- Punya manajemen waktu memerah. Pastikan kamu bisa menyediakan waktu lowong sekitar 15-20 menit untuk memerah per sesinya.
- Usahakan mencari tempat memerah yang steril. Jangan malu untuk minta izin pinjam ruangan yang bersih di lokasi yang tidak memiliki ruang laktasi.
- Bawa tisu kering dan basah juga air bersih. Perlengkapan ini penting untuk membersihkan breast pump secara ringkas.
(Febi/ Dok. Cindy Melody)
1 comment
Kereeennn…. memotivasi sekali…. Semoga bisa dan harus bisa asi 2tahun….semangattt