Buat Ibu yang tidak merasa cocok dengan metode keluarga berencana (KB) spiral (IUD) atau pil yang menuntut kedisiplinan, barangkali dua kontrasepsi hormonal ini bisa menjadi pilihan. Yup, KB suntik dan implan. Keduanya menimbulkan rasa nyeri di waktu tertentu saja, tapi sama-sama efektif untuk mencegah kehamilan. Kabar baiknya, KB suntik dan implan aman buat busui.
KB suntik
Kontrasepsi yang juga disebut Depo-Provera ini merupakan salah satu metode KB yang paling banyak digunakan oleh perempuan Indonesia. KB suntik mengandung progestin (hormon progesteron sintetis) seperti kontrasepsi pil, namun hanya perlu dijalankan setiap tiga bulan atau sebulan sekali tergantung jenis yang dipilih. Selain itu, efek setiap suntikan KB rata-rata mampu bertahan selama 13 minggu.
Namun Ibu perlu tahu, KB suntik tidak cocok bagi perempuan yang berencana hamil lagi beberapa tahun kemudian. Soalnya menurut situs BabyCenter, perempuan membutuhkan waktu setahun pascasuntikan untuk mengembalikan kesuburannya. KB suntik juga memiliki efek samping seperti munculnya bercak darah.
Bagi ibu menyusui yang tertarik menggunakan KB ini, tunggu sampai enam minggu pascamelahirkan dulu, ya. Tapi, kalau Ibu tidak menyusui secara eksklusif, KB suntik dapat mulai dijalankan tiga minggu setelah melahirkan.
Perempuan yang tidak dianjurkan menggunakan KB suntik menurut situs Alodokter, antara lain mereka yang punya keluhan:
- memiliki riwayat migrain,
- diabetes,
- sirosis hati,
- stroke,
- dan serangan jantung.
Implan
Masih menurut situs Alodokter, KB implan mengandung hormon progesteron yang disebut etonogestrel yang dilepaskan sedikit demi sedikit dari tabung implan ke dalam tubuh. Pemakaiannya dapat bertahan selama 3 tahun bila Ibu menggunakan 2 batang implan.
Sementara, Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dinda Derdameisya berpendapat, penggunaan implan menjadi salah satu alternatif kontrasepsi di Indonesia, namun kurang menjadi favorit. Soalnya, implan dipasang di lengan melalui operasi kecil. Si ibu akan mendapatkan pembiusaan lokal terlebih dahulu, berbeda dengan pemasangan KB spiral yang tak membutuhkan prosedur tersebut.
“Kalau KB spiral, pasien datang, kita pasang, lalu ia bisa langsung pulang. Kalau implan, (pasien) harus dibius dulu kemudian bagian lengan disayat kira-kira setengah sentimeter, kemudian implannya dimasukkan. Bentuk implannya itu seperti sedotan minuman kotak. Jadi implannya ada dua dan keduanya dimasukkan tepat di bawah kulit dan di atas lemak. Misalnya, implan perlu diambil, pasien harus dibius dan disayat lagi. Itu pengerjaannya lebih lama dan lebih enggak nyaman buat pasiennya,” terang dr. Dinda saat menjadi pembicara talkshow peluncuran situs perencanaan keluarga.
Kekurangan KB suntik dan implan
Berdasarkan situs Alodokter, dua kontrasepsi hormonal di atas memiliki sejumlah kekurangan, yakni
- relatif mahal,
- dapat menyebabkan haid tidak teratur, dan
- tidak memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual.
Nah, jadi kamu pilih kontrasepsi yang mana, Bu?
(Febi/Dok. Shutterstock)