Usai melahirkan si kakak, sudahkah Ayah dan Ibu memikirkan metode keluarga berencana alias KB? Belakangan, saya mendapati banyak teman sesama #MillennialParents yang enggan menggunakan kontrasepsi untuk mengontrol jarak kehamilan. Tak jarang, ketakutan akan efek samping dan metode pemasangan menjadi alasannya. Saya pun pernah parno menggunakan kontrasepsi karena alasan tersebut. Sampai akhirnya saya hamil lagi saat si kakak berusia masih tujuh bulan. Duh! Tampaknya, kita perlu memahami alasan orang tua perlu KB, nih.
Soalnya, banyak pakar yang menyarankan pasangan dengan bayi atau balita untuk segera menerapkan KB. Mereka berpendapat, jarak kehamilan ideal adalah empat sampai lima tahun. Tak hanya mempertimbangkan pemulihan fisik sang ibu, tetapi juga berbagai hal lainnya.
Risiko dua balita dalam satu keluarga
Direktur Bina Kesertaan KB Jalur Swasta BKKBN Widwiono berpendapat, adanya dua balita dalam satu keluarga dapat menimbulkan masalah baru.
“Tidak jarang anak pertama itu ‘nakal’ pada adiknya karena ada kecemburuan,” jelas Widwiono dalam peluncuran sebuah situs perencanaan keluarga.
Saya pun mengalaminya sendiri. Dulu, ketika si bungsu masih bayi, ada saja ulah sang kakak. Mulai dari ‘serangan’ tiba-tiba seperti pukulan, cubitan, dan dorongan sampai kebiasaan merebut benda atau mainan yang sedang dipegang adiknya. Saya sendiri terkadang bingung menghadapinya. Di sisi lain, anak seusianya memang sedang memiliki ego yang tinggi, belum mampu untuk berbagi, dan cenderung ingin mejadi pusat perhatian.
Mengupayakan tumbuh kembang optimal
Sementara menurut Psikolog Febria Indra Hastati, orang tua dapat mengupayakan tumbuh kembang optimal pada anak balita dengan menerapkan KB. Pasalnya, anak-anak balita yang dalam tahapan periode emas membutuhkan perhatian penuh.
“Kalau tidak dipenuhi, ia jadi seeking attention (mencari perhatian) dan kurang mendapatkan bonding (ikatan) berkualitas (dengan orang tua),” jelas Febria dalam acara yang sama.
Selain itu, anak-anak yang mendapatkan perhatian penuh akan memiliki kepercayaan atau trust terhadap orang tuanya, mandiri, dan memiliki masa depan lebih baik karena mendapatkan stimulasi dari lingkungannya.
“Ibu juga masih punya tenaga lebih untuk merawat anaknya,” tambah Febria.
Keluarga memiliki riwayat ‘banyak keturunan’
Apakah kamu dan pasangan memiliki banyak saudara kandung? Jika masih belum siap membesarkan lebih dari satu anak, kalian perlu segera menerapkan KB. Inilah strategi yang diterapkan Blogger Tania Ray Mina.
“Saya datang dari keluarga yang ramai sekali karena (mama) anaknya tujuh. Belajar dari pengalaman, saya dan suami sejak dari pacaran sudah yakin, segala sesuatu harus direncanakan dari awal. Kalau enggak, saya punya potensi bawaan mamaku ini yang anaknya gampang banget didapatkan, sampai tujuh dengan jarak rata-rata dua tahun,” jelas saudara kandung Zaskia Adya Mecca ini.
Menurut Tania, ia dan suami memutuskan punya anak saat kondisi fisik dan ekonomi keduanya sudah siap. Tak hanya menjaga psikis anak, hal tersebut juga bertujuan untuk mempersiapkan mental orang tua.
Ingin menuntaskan goals
Setiap pasangan suami istri tentu memiliki rencana di tahun-tahun perkawinan mereka. Terkadang, pilihan untuk kembali memiliki momongan belum menjadi prioritas karena ingin menyelesaikan pendidikan, menargetkan posisi tertentu dalam berkarier, atau sekadar ingin menikmati dulu masa-masa bertiga. Jika kamu memiliki goals serupa, tak ada salahnya menerapkan KB yang cocok dengan kondisi kamu.
(Febi/Dok. Pixabay)