Ibu mengejar mimpi, hmm… Dalam kondisi ini terkadang rasanya seperti berada di persimpangan, ya. Mau kok jadi ibu yang baik selalu ada buat anak, tapi di satu sisi kita juga mau bisa menjadi apa yang kita impikan.
Belum lagi, kita jadi sering termakan dengan stigma ibu rumah tangga. Rasanya ketika perempuan menjadi seorang ibu, semuanya sudah dirasa cukup dan berhenti untuk mengejar yang lain.
Menurut Fathya Artha, M.Psi, M.Sc, Psikolog, menjadi seorang ibu hanyalah fase kehidupan. Apalagi sering kali yang membuat kita minder itu adalah omongan orang lain atau komentar negatif.
“Ih, kok nggak kasian sama anaknya ditinggal?”
“Jadi ibu udah cukup kok, mau apa lagi? Syukuri aja.”
“Nanti anaknya nanti kurang perhatian gimana?”
Omongan seperti ini kayaknya udah sering terjadi ya Parents ketika kita mau kembali bekerja atau sekolah lagi. Untuk menghadapi ini, Fathya menyarankan kita agar dapat membuat batasan.
Boleh kok, kita nggak bersosialisasi dulu, menjaga jarak dengan sebagian orang, atau melakukan mute di media sosial. Itu boleh, kita lakukan itu pada orang yang sering membuat kita nggak nyaman, misal suka kasih komentar ketus, atau postingan yang menyinggung kita.
Selain itu, bukan masalah bisa atau nggak mengejar mimpi tapi “Kapan kita bisa?”
Ibu, supaya nggak galau lagi nih, kita dengerin yuk saran dari psikolog Fathya mengenai ibu mengejar mimpi.