Setelah melahirkan, Ibu pasti pengen kan bentuk tubuh kembali langsing, singset seperti waktu belum punya si kecil? Kalau dulu mungkin gampang saja ya buat diet ini-itu demi bentuk badan paripurna. Tapi berhubung masih mengASIhi, pilihan diet buat ibu menyusui pun enggak bisa sembarangan.
Dalam live di Instagram 9 April 2018 lalu, Parentalk ngobrol bareng clinical nutritionist, dr.
Cindiawaty, Sp. GK buat cari tahu berbagai hal tentang diet ibu menyusui. Khususnya biar busui bisa menjaga bentuk tubuh tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas ASI.
Salah kaprah porsi makan busui
Saat menyusui, banyak ibu yang merasa gampang lapar atau kalaupun sudah makan, tapi enggak kenyang-kenyang. Memang sih, proses menyusui membuat tubuh kita butuh lebih banyak kalori. Tapi bukan berarti kita mesti nurutin nafsu dan enggak kontrol makan.
Rata-rata wanita normal butuh sekitar 2000 kalori per hari. Sementara ibu menyusui butuh tambahan sekitar 500 kalori untuk memenuhi keperluan tubuhnya dan produksi ASI.
Kebutuhan ini bisa didapat dengan konsumsi makanan yang padat nutrisi. Bukan dengan meningkatkan porsi makan. Daripada langsung makan dalam jumlah banyak, lebih baik Ibu makan cukup dengan frekuensi yang sesuai dengan kebutuhan.
Jangan lapar mata bu!
Waktu lagi menyusui, lapar berat, terus tergoda sama gorengan di meja makan. Duh, hati-hati lapar mata ya bu! Menurut dokter Cindi, salah satu hal yang suka keliru dilakukan busui adalah melahap apapun yang ada di depan mata.
“Kadang pas menyusui, kita jadi lebih longgar. Makan gorengan, makan minum yang manis-manis. Bisa-bisa malah jadi makin gendut,” jelas dokter Cindi. “Padahal secara alami, proses menyusui sebenarnya bisa bikin kurus karena kalori yang dibutuhkan cukup tinggi.”
Kalau ibu mau ngemil, pilih cemilan sehat seperti buah atau kacang-kacangan, dengan jumlah yang enggak berlebihan. Jadi asupan yang masuk tetap bagus buat produksi ASI dan enggak berpotensi bikin Ibu gemuk.
Jangan asal diet
Sekarang ada banyak cara diet. Mulai dari diet keto, diet mayo dan banyak lagi. Beberapa jenis diet, mengharuskan kita untuk menghindari konsumsi jenis makanan tertentu. Misalnya, diet keto yang fokus pada pola makan tinggi lemak,tinggi protein, sedikit karbo dan no sayuran.
Pola diet seperti ini kurang tepat kalau dijalani oleh ibu menyusui. Kenapa? Karena Ibu butuh asupan gizi lengkap dan seimbang, bukan hanya untuk tubuh Ibu saja. Tapi juga untuk tumbuh kembang anak yang masih bergantung pada ASI yang diproduksi tubuh Ibu.
“Jangan sampai salah pilih diet, terus ada asupan yang enggak masuk. Pilih diet gizi lengkap dan seimbang yang tidak mendiskon kebutuhan lemak bayi, kebutuhan karbohidrat bayi dan gizi lain. Jadi pertumbuhan anak tetap baik,” kata dokter Cindi.
Kontrol asupan makan
Menurut dokter Cindi, busui tetap bisa mengontrol asupan makan. Misalnya untuk mengurangi karbohidrat, Ibu bisa memilih sumber karbohidrat yang rendah gluten. Atau mau mengurangi lemak, bisa makan ayam tapi tanpa kulitnya.
Selain memilh sumber makanan, perhatikan juga proses memasaknya. Ibu dapat mengurangi gorengan biar kalori yang masuk enggak berlebihan. Sementara proses masaknya bisa diganti dengan direbus, steam, atau dikonsumsi dalam bentuk raw food.
Dokter juga mengingatkan, diet bukan sekadar mengatur pola dan pilihan makanan. Ibu juga harus rutin olahraga dan banyak minum air putih.
Kedua hal ini membuat metabolisme tubuh jadi lebih baik. Variasikan juga jenis sayuran, protein, karbohidrat dan makanan lain yang dikonsumsi agar gizi yang masuk lengkap dan seimbang.
(Dyah/ Dok: Pixabay)