Kalau salah satu dari kalian dapat tawaran kerjaan yang bagus banget, tapi mengharuskan untuk tinggal beda kota, apakah kalian akan tetap mempertimbangkan pekerjaan tersebut? Atau kamu dan pasangan sedang menjalani long distance marriage? Bagi sebagian orang, pernikahan jarak jauh terkadang harus menjadi pilihan dengan berbagai alasan.
Jaga komunikasi
Baik di pernikahan jarak dekat ataupun jarak jauh, komunikasi jadi hal yang utama. Hal ini juga yang dirasakan Reza Rivalda yang LDM-an dengan istri dan anaknya.
“Jarak bisa dipangkas dengan komunikasi yang baik. Dari waktu masih pacaran, aku selalu komunikasi tiap hari sama istri. Mau lagi ngambek sekalipun, tetap komunikasi. Minimal kasih kabar lah,” cerita Reza.
Selain via chat, tentunya kamu bisa ngobrol dalam waktu lama via telepon atau video call. Dengan video call, kamu dan pasangan bisa saling mengetahui body language dan kondisi masing-masing. Ketahui jadwal pasangan agar waktu komunikasi enggak berbenturan sama urusan pekerjaan. Kepercayaan satu sama lain pun menjadi hal penting!
Manfaatkan teknologi
Menurut psikolog keluarga dan pernikahan Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani, mereka yang menjalani long distance marriage dapat terbantu dengan kemajuan teknologi. Tinggal pilih, mau komunikasi lewat Facetime, video call, media sosial dan banyak lagi.
“Sekarang, mereka yang LDM-an bisa lebih gampang berkomunikasi dibandingkan dulu. Jadi sebisa mungkin update kabar sehari-hari, kabar tentang anak, tentang pasangan. Dengan memanfaatkan teknologi (buat komunikasi), jarak jauh mestinya sudah bukan halangan lagi,” jelas Nadya kepada Parentalk.
Atur waktu kunjungan
Setelah sekian lama berjauh-jauhan, pasti ada rasa kangen ketemu kan? Atur waktu kunjungan agar kalian bisa kumpul sekeluarga. Kalau memungkinkan, kamu dapat gantian mengunjungi pasangan di kota tempatnya bekerja. Ajak juga Si Kecil agar dia tahu apa yang dilakukan orang tuanya saat tinggal berjauhan.
Di saat seperti itu, Nadya mengingatkan agar tiap keluarga memanfaatkan waktu seoptimal mungkin. Lakukan berbagai hal yang membuat kalian semakin dekat satu sama lain.
Pasang foto
Reza mengaku memasang foto anak dan istri sebagai wallpaper handphone agar tetap merasa dekat dengan mereka. “Hal kecil sih, tapi tiap buka hape, pasti ingat senyuman mereka yang menunggu buat pulang,” begitu kata Reza.
Cara ini juga dianjurkan oleh psikolog Ryan Howes dalam Huffington Post. Ryan menyarankan untuk memilih foto terbaik yang menggambarkan perasaan bahagia saat bersama mereka. Selain di gadget, kamu dapat memajang foto ini di sudut-sudut rumah yang gampang terlihat.
Libatkan pasangan dalam aktivitas sehari-hari
Maksudnya begini lho. Misalnya saat video call, kamu bisa melakukannya waktu menyuapi Si Kecil atau saat anak lagi main. Ayah yang tidak berada di situ pun bisa terlibat di kegiatan tersebut.
Atau contohnya, ibu lagi shopping terus butuh bantuan ayah buat memilih baju yang paling pas. Kamu dapat menelepon pasangan untuk minta pendapatnya. Jadi, seolah-olah dia ikut menemani kamu belanja walaupun sebenarnya kalian sedang berjauhan.
Hindari berasumsi
Setuju enggak kalau terkadang suatu masalah muncul karena pikiran kita sendiri? Menurut terapis pernikahan dan keluarga Carin Goldstein, asumsi seperti ini rentan dialami mereka yang menjalani long distance marriage.
Usahakan tetap terbuka satu sama lain. Kalau ada sesuatu yang ingin diperjelas, jangan ragu buat menanyakan ke pasangan. Sampaikan juga setiap pikiran termasuk perasaan enggak enak yang kamu rasa agar bisa diselesaikan baik-baik.
Tetapkan target LDM-an
Pada akhirnya, setiap orang pasti pengen kumpul bersama keluarga tersayang. Bicarakan dengan pasangan, sampai kapan situasi ini sanggup kalian jalani bersama. Jika kalian masih terikat tanggung jawab kerja, sebaiknya kompromikan situasi ini.
Siapa tahu, pekerjaan kamu memungkinkan buat pindah ke kota yang sama dengan pasangan. Begitu juga sebaliknya. Apalagi kalau Si Kecil masih di usia batita, tentu lebih mudah karena anak belum terikat urusan sekolah.
Jadi, jarak jauh bukan halangan untuk tetap dekat dengan pasangan dan anak. Usahakan untuk tetap berpikir positif. Dan kalau lagi capek LDM-an, ingat-ingat lagi tujuan sebenarnya. Bahwa ini adalah bagian dari perjuangan kalian, demi kondisi pernikahan yang diharapkan. Semangat ya!
(Dyah/ Dok: Shutterstock)