@panjibawonoIstri: Enggak mandi sebelum tidur. Asli, males banget kalau gitu. Bukan keberatan, sih. Soalnya cuaca juga lagi enggak menentu. Kalau bisa ya, tidur dalam kondisi bersih dan fresh.
@aprilianababystrawberry: Mainan handphone padahal anak lagi nangis rewel dan kalau giliran gendong agak lamaan sedikit karena mama lagi repot, muka sudah kayakkresek sampah yang lecek diuyel-uyel.
Cuplikan komentar di atas bakal kamu temui pada kolom komentar postingan kami di Instagram beberapa waktu lalu. Sebelumnya, Parentalk melempar pertanyaan ke followers: “Apa kebiasaan pasangan yang mengganggu kamu?” Bisa diduga, ratusan komentar bernuansa curcol membanjiri lapak tersebut!
Terus, bagaimana caranya menghadapi kebiasaan pasangan yang mengganggu itu?
Menurut Parentalk, kamu punya dua opsi:
- Memakluminya
- Mendiskusikannya
Memaklumi kebiasaan pasangan
Untuk opsi pertama, biasanya kebiasaan tersebut berkaitan dengan kesehatan. Sebut saja mendengkur atau ngiler. Kita sendiri enggak bisa mengontrol diri untuk mencegah keduanya saat terlelap, kan? Jadi, upaya memakluminya dengan ikhlas bisa menjadi pilihan yang bijaksana demi mempertahankan keharmonisan hubungan kalian.
Evaluasi: seberapa jauh kamu risih?
Alasan lain untuk memaklumi kebiasaan pasangan yang mengganggu adalah dengan mempertimbangkan kembali seberapa jauh hal tersebut membuatmu risih. Tak kalah penting, pikirkan juga kemudaratan yang mungkin ditimbulkan bila kebiasaan tersebut dienyahkan.
Sebagai contoh, suami saya adalah orang yang perfeksionis, bersih, dan sangat rapi. Sementara, saya sebaliknya. Sebagai pribadi yang woles, terkadang saya risih ketika ia sulit berdamai dengan lingkungan yang tidak sesuai dengan standar keteraturannya. Namun, saya tahu kalau saya mengkritik bawaan sekaligus kebiasaannya itu, bisa-bisa suami ngambek. Kan enggak asik… Jadi, saya sering membiarkan ia repot berbenah sendiri meski dalam hati saya merasa risih. Helaw, masa suami yang lebih rempong dari istri?!
Belajar berdamai dengan kebiasaan pasangan
Jika masih belum bisa berdamai dengan kebiasaan pasangan, kamu bisa bertanya pada diri sendiri tentang hal-hal yang mungkin melatarbelakanginya. Menurut Jane Greer, Ph.D, pakar hubungan percintaan, seperti dilansir Brides, bisa jadi seseorang terganggu dengan kebiasaan pasangannya lantaran teringat akan orang lain yang pernah menyakitinya.
Selain itu, sistem kepercayaan yang ia anut sejak kecil dapat mempengaruhi. Jika kamu menyadari rasa risih tersebut berasal dari dalam diri sendiri, bukan pasangan, kamu dapat belajar untuk berdamai dengan kebiasaannya.
Salah satunya dengan mengusahakan kenyamanan bagi dirimu sendiri. Si dia suka sembarangan menaruh baju kotor di rumah? Bila membutuhkan usaha sedikit, kenapa tidak kamu saja yang membantu merapikannya tanpa komplain? Rumah menjadi rapi sesuai harapan dan kamu bisa mengurangi potensi pertengkaran dengan tidak nyinyir.
Ingat kembali alasan kamu mencintai pasangan
Untuk berdamai dengan kebiasaan pasangan, kamu juga bisa mengingat kembali hal-hal yang kamu sukai dari pasangan. Kalau ternyata istri atau suami lebih banyak melakukan hal yang menyenangkan buatmu, kebiasaan mengganggunya layak untuk dimaafkan, bukan?
@fety_fr: Suka kentut nyaring dengan muka polos, kerjaan tidur melulu kalau libur kerja, jadi hantu di tengah malam, main game di laptop atau nonton bola. But I love you, My Husband @gm_riyadi.
Selanjutnya, kita bahas opsi kedua, ya! Yakni, Cara Menyampaikan Rasa Risih pada Pasangan.
(Febi/Dok. Pixabay)