Ketika merasa tak nyaman berhubungan seks, apakah kamu menyampaikannya kepada pasangan? Kalau saya sih, cenderung melihat situasi. Ketika hubungan seksual sedang berlangsung, biasanya saya berupaya menahannya sampai selesai agar tidak mengganggu gairah suami. Yap, itu berarti saya harus rela menahan rasa sakit dan menutupinya dengan erangan. Hehehe…
Padahal, komunikasi soal ketidaknyamanan maupun kepuasan seksual itu penting, lho. Menurut Psikolog Klinis Dewasa Nuran Abdat, tak hanya menunjang keberhasilan pernikahan, komunikasi efektif juga membuat kehidupan seks memuaskan. Bahkan, komunikasi yang baik merupakan elemen terpenting dalam berhubungan intim.
Komunikasi seksual berhubungan dengan kepuasan pernikahan
Nuran mengungkapkan, ada hubungan yang meyakinkan antara komunikasi seksual dengan kepuasan pernikahan. Komunikasi seksual yang dimaksud mencakup:
- kenyamanan pasangan membagi informasi satu sama lain juga
- kemauan pasangan untuk mengenali dan menyelesaikan konflik serta kualitas hubungan seksual.
“Prinsip hubungan seks yang baik adalah adanya keterbukaan dan kejujuran. (Sementara) gairah seks merupakan salah satu unsur utama mengharmoniskan hubungan pasangan suami istri,” jelas Nuran kepada Parentalk.
Komunikasi efektif penentu kehidupan seks yang memuaskan
Penelitian Dr. Barbara De Angelis, konsultan hubungan ternama di Amerika, mengungkapkan bahwa pasangan dengan kehidupan seks memuaskan dalam pernikahan biasanya memiliki pola komunikasi yang baik dalam mengekspresikan kebutuhan dan fantasinya.
“Kepuasan seksual antara suami istri tidak hanya dapat dicapai melalui variasi atau gaya bercinta. Kepuasan justru dapat diraih dengan membiasakan pasangan saling berkomunikasi selama hubungan seks berlangsung. Asalkan, dengan menumbuhkan komunikasi yang terarah dan bekesinambungan juga melihat kondisi,” ungkap Nuran.
Keterbukaan adalah kunci kepuasan seksual
Nuran berpendapat, komunikasi dan sikap terbuka perlu dikembangkan oleh setiap pasangan karena sangat bermanfaat bagi kelanggengan hubungan suami dan istri. Hal ini didukung hasil penelitian lain yang juga menemukan adanya korelasi antara komunikasi dengan kepuasan seksual. Menurut Nuran, penelitian tersebut menyimpulkan, orang yang nyaman dan terbuka berbicara tentang seks akan berlaku sama ketika mereka mempraktikkannya.
Terlebih, survei dari Journal of Social and Personal Relationships mengungkapkan, ketakutan berbicara soal seks dapat mempengaruhi kenikmatannya. Ketakutan tersebut berhubungan dengan kurangnya komunikasi di tempat tidur dan mengurangi kepuasan seksual secara keseluruhan.
“Hal yang mengejutkan, orang takut mengkomunikasikan kepuasan seksualnya karena masalah ‘harga diri.’ Ini kesalahan fatal dalam berhubungan,” kata Nuran.
Cara menerapkan komunikasi seksual yang efektif
Nuran berpendapat, hubungan seks adalah hubungan yang sangat dinamis sehingga melibatkan emosi terdalam dari pasangan suami istri. Oleh karena itu, pemahaman tentang fungsi komunikasi baik verbal maupun nonverbal dibutuhkan.
Nuran pun menyarankan komunikasi verbal di waktu yang sudah proporsional. Misal, ketika emosi pasangan sedang stabil, ia sudah makan dan mandi, juga sedang bersantai. Kondisi-kondisi tadi dapat membantu kamu mengarahkan poin pembicaraan soal komunikasi seksual.
“Komunikasi efektif sehari-hari seperti mengobrol santai sebelum tidur (pillow talk), foreplay, dan afterplay akan menumbuhkan sikap saling memuji, mengekspresikan cinta, juga bisa melipatgandakan kenikmatan bercinta. Ucapan ‘I love you’ atau ‘aku makin sayang deh sama kamu’ sambil memeluk dan mencium lengannya dapat membuat pasangan tersanjung dan bahagia,” jelas Nuran.
Bagaimana jika kamu tipikal orang yang susah menyampaikan perasaan? Jika tidak mampu berkata-kata, kamu juga dapat menggunakan bahasa nonverbal melalui sentuhan. Menurut Nuran, bahasa tubuh memegang peranan penting dalam hal ini.
Manfaat komunikasi seksual yang efektif
Dengan komunikasi seksual yang efektif, kedekatan emosional dengan pasangan pun akan terjaga. Selain itu, kepuasan yang terbentuk bersifat jangka panjang. Jika pasangan suami istri merasa puas, nyaman, dan terikat satu sama lain, mereka lebih mudah menjalani hubungan. Komunikasi berjalan lancar, tubuh akan lebih relaks, dan pikiran akan menerima hal positif. Kondisi itu pun menumbuhkan kepuasan dan kenikmatan emosional pasangan suami istri.
“Kunci kebahagiaan rumah tangga yang paling utama adalah keharmonisan seksual antara kedua pasangan. Jika bisa dipenuhi, hal itu akan melahirkan kebahagiaan rumah tangga,” terang Nuran.
Ia juga mengingatkan, kehidupan seksual yang harmonis merupakan bentuk komunikasi yang paling dalam dan indah dalam pernikahan. Karena itulah, suami maupun istri harus menyadari bahwa hubungan seksual sesungguhnya memerlukan proses belajar karena tak dapat dicapai begitu saja.
Nah, untuk mengasah keterampilan komunikasi yang dibutuhkan dalam kehidupan seks, cek juga artikel Trik Menyampaikan Kebutuhan Seksual pada Pasangan, yuk!
(Febi/Dok. Shutterstock)
1 comment
Hampir tiap hr sy bercinta dgn suami.klo pura2 enak pdhl sakit waa rugi bgt.biasany sy ngomong lsg kl posisi salah apa gimana.