Siapa di sini yang ‘kejar tayang’ dengan persediaan ASI perahnya? Namun, ternyata ada pula busui yang menghasilkan ASIP melimpah ruah. Sekilas, kita mungkin berpikir, waah… beruntung banget. Tapi, di balik stok ASIP yang memenuhi seluruh freezer, ada perjuangan dan tantangan tak kalah hebat yang mesti dihadapi sang busui. Sebut saja, hiperlaktasi, yaitu kondisi ketika tubuh ibu memproduksi lebih banyak ASI dibandingkan dengan kebutuhan menyusu bayi.
Tantangan hiperlaktasi dari sisi ibu mulai dari baju sering basah karena ASI bocor dan merembes sampai pembengkakan saluran ASI akibat sumbatan atau mastitis. Duh, nyeri! Ibu pun harus menerapkan beberapa trik untuk mengatasi ASI yang terlalu melimpah.
Pengaruh hiperlaktasi pada bayi
Kabar baiknya, hiperlaktasi mengindikasikan tubuhmu memproduksi banyak asupan yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh.
Meski begitu, bayi yang ibunya memproduksi terlalu banyak ASI terkadang mendapatkan lebih banyak foremilk ketimbang hindmilk. Kondisi tersebut pun dapat menyebabkan perut yang bergas dan gejala kolik pada bayi.
Selain itu, hiperlaktasi mungkin menghasilkan dua kemungkinan: kenaikan berat badan bayi sangat tinggi atau sebaliknya, sangat rendah akibat bayi kekurangan asupan ASI lantaran tidak mampu beradaptasi dengan alirannya. Hal ini dapat menjadi masalah jika terus berlanjut selama beberapa waktu.
Hal yang dapat Busui lakukan
Menurut situs Baby Center, salah satu solusi untuk mengatasi hiperlaktasi adalah terus menyusui dengan mencoba berbagai teknik untuk memperoleh persediaan ASI yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Kamu dapat pula mendiskusikan masalah tersebut dengan konselor laktasi guna mengurangi persediaan (supply) ASI. Ia mungkin merekomendasikan beberapa hal di bawah ini.
Memerah hanya untuk menghentikan refleks pengeluaran ASI
Sebelum menyusui, perah ASI secukupnya menggunakan tangan atau pompa untuk memperlambat alirannya. Tapi, jangan memerah terlalu banyak saat kamu sedang mengatur persediaan ASI, ya. Perahlah sampai ASI tak lagi refleks menetes dari puting Ibu.
Kurangi stimulasi payudara
Jika menggunakan pompa elektrik, atur kekuatan memerah dengan daya paling rendah. Semakin kamu menstimulasi payudara, makin banyak pula ASI yang dikeluarkan. Alhasil, tubuhmu menghasilkan lebih banyak ASI untuk memenuhi permintaan alias demand yang dipersepsikan.
Selain itu, cobalah susui Si Kecil sebelum ia sangat lapar atau ketika ia baru saja bangun tidur ketika ia menghisap lebih lembut. Hisapan yang lebih lembut lebih sedikit menstimulasi payudara dan mungkin meringankan alirannya.
Buat sesi menyusui lebih nyaman
Posisi menyusui tertentu mungkin membantu Si Kecil beradaptasi dengan aliran ASI. Buatlah Si Kecil menyusu dalam posisi duduk menghadap Ibu sembari menyangga kepalanya sedikit ke belakang. Biarkan gravitasi memperlambat aliran ASI, bersandarlah dengan Si Kecil menghadap ke payudara secara langsung, dan perutnya menempel perut Ibu.
Ibu juga bisa melapisi kasur dengan handuk ketika menyusui Si Kecil dengan posisi berbaring miring untuk menampung tetesan kelebihan ASI.
Beberapa ibu menggunakan nipple shield untuk membantu bayi mereka mengatasi aliran ASI. Konselor laktasimu dapat mengajarkan cara menggunakannya sembari mengamati kondisi Si Kecil.
Berikan jeda menyusui
Ketika Si Kecil terlalu cepat menelan ASI atau bersusah payah mengatasi alirannya, sudahi sesi menyusui sejenak dan sendawakan bayi. Setelah melakukannya, kamu dapat kembali menyusui Si Kecil.
Terapkan trik untuk mengurangi persediaan ASI
Untuk mengurangi persediaan ASI, Ibu dapat mulai memerah kedua payudara sampai kosong. Lalu, susui bayi pada satu payudara saja selama 2-4 kali sesi menyusui berturut-turut. Susui bayi di payudara tersebut sesering yang ia inginkan. Sementara, perah sedikit ASI pada payudara yang tidak disusui sekadar untuk mengurangi tekanan. Teknik ini semestinya mulai bekerja dalam 24-48 jam.
Selain itu, jika kamu mempersiapkan stok ASIP bagi Si Kecil, berhentilah memerah sampai persediaan ASI dalam tubuh sudah menyesuaikan lebih baik dengan kebutuhan bayi. Waspada juga dengan tanda-tanda saluran ASI tersumbat (plugged ducts) atau mastitis. Jika kamu mengalami masalah seperti itu, kamu perlu menyembuhkannya terlebih dulu sebelum berupaya mengurangi persediaan ASI dalam payudara.
Jika cara-cara di atas tak berhasil, diskusikan masalah tersebut ke dokter, ya! Pada kasus yang khusus, obat-obatan tertentu dapat membantu mengurangi produksi ASI berlebih.
(Febi/Dok. Shutterstock)