Setiap ibu rumah tangga pasti pernah merindukan masa-masa memiliki penghasilan sendiri. Masa ketika Ibu bisa ‘merdeka’ membelanjakan hasil jerih payah untuk hal-hal yang disukai. Sebut saja, baju yang kamu taksir, produk perawatan wajah favorit, atau kosmetik keluaran terbaru.
Sebenarnya, Ibu bisa, lho, berbisnis sambil mengurus keluarga. Memang sih, tantangannya akan jauh lebih besar. Tapi, bagi kamu yang suka tantangan, kenapa tidak mencobanya?
Konsultan Keuangan Prita Ghozie dan Pengusaha Mode Jenahara Nasution pun berpesan, bila Ibu ingin berwirausaha, ragam tantangan beserta amunisi untuk menghadapinya perlu dipertimbangkan matang-matang. Mulai dari jenis usaha yang ingin dilakukan, pengetahuan tentang untung rugi, sampai pertimbangan lainnya. Misal, waktu yang Ibu dedikasikan untuk menjalankan bisnis.
Berikut beberapa tips yang dibagikan Prita dan Jenahara alias Jehan saat diskusi bertema “Bijak Kelola Keuangan, Kunci Keluarga dan Masa Depan Sejahtera” awal Agustus 2018.
Memulai usaha sesuai hobi
Misal, Jehan memilih untuk merintis bisnis baju muslim sesuai minatnya terhadap fashion design sejak kecil. Tentu kita akan lebih antusias melakukan pekerjaan yang disukai, bukan? Apalagi, berwirausaha akan membat Ibu siap siaga komitmen selama 24 jam.
Pertimbangkan ketersediaan pasar
Jehan tidak lantas memulai bisnisnya ketika ingin berwirausaha di bidang mode hijab. Menurutnya, saat itu baju muslim perempuan belum sepopuler sekarang sehingga ia harus menunggu waktu yang tepat untuk memulainya juga pintar melihat kebutuhan pasar. Tepatnya pada tahun 2010, Jehan mulai merintis labelnya, Jenahara.
Jam kerja yang kita sukai
Seperti yang telah kita singgung sebelumnya, keputusan menjadi womanpreneur alias wirausaha wanita membutuhkan dedikasi waktu yang tak main-main. Tentu sulit menginginkan jam berbisnis hanya saat Si Kecil sedang bersekolah dan setelah itu waktu Ibu tak ingin diganggu gugat.
Punya catatan arus kas
Tips ini sangat penting dilakukan untuk memastikan Ibu untung atau rugi dari bisnis yang dijalankan. Apalagi, keputusan menjadi womanpreneur sambil mengurus keluarga menuntut kejelian. Misal, jangan sampai biaya sewa tempat luput dari penghitungan bila Ibu menjalankan bisnis dari rumah sendiri. Contohnya, usaha katering yang berjalan di dapur pribadi.
Penarikan gaji pemilik juga perlu diperhitungkan. Ini karena ketika usaha kian membesar, kita bisa mendelegasikan pekerjaan yang dilakukan sendiri kepada orang lain. Kita pun dapat menentukan besaran gaji yang layak untuknya.
Mengatur pos pengeluaran dengan cermat
Sama halnya dengan mengelola keuangan keluarga, seorang womanpreneur harus bisa mengatur arus kas dengan mengalokasikan pos-pos pengeluaran secara cermat. Rencana pengeluaran pun harus sesuai kebutuhan di masa sekarang dan masa depan.
Tak kalah penting, pengendalian utang konsumtif menjadi kunci sukses Ibu dalam berbisnis sambil mengurus rumah tangga.
Memiliki dana darurat usaha, modal investasi, dan modal biaya usaha
Apa fungsi dana darurat dalam berusaha? Ketika kita sudah memiliki karyawan, namun bisnis belum menghasilkan, dana darurat dapat digunakan untuk gaji mereka.
Kita juga perlu membedakan modal investasi dan modal biaya. Contohnya, ruko dan etalase hijab adalah modal/investasi sehingga tidak bisa menentukan untung rugi. Sementara, modal biaya usaha berupa biaya produksi dan komponen ini mempengaruhi jumlah keuntungan usaha.
Cermat mengelola keuntungan usaha
Selalu ingat rumus keuntungan, yakni omzet dikurangi biaya produksi. Keuntungan usaha yang Ibu peroleh dapat menjadi pemasukan kas rumah tangga maupun dimasukkan kembali ke dana darurat dan biaya usaha.
Dua hal di bawah ini dapat menghasilkan keuntungan:
- Penarikan gaji pemilik. Misal, pemilik berperan langsung sebagai koki, penjahit, dan sebagainya.
- Keuntungan penjualan.
Pertimbangkan usaha berjalan sendiri atau berpartner
Sumber modal juga harus jelas ya, Bu. Pilihannya: 1) berdua atau sendiri 2) meminjam atau sendiri.
Pisahkan keuangan pribadi dan usaha
Yes, memisahkan bisnis dan urusan rumah tangga sangatlah penting untuk menjamin usaha yang sehat juga profesional. Cara mudahnya adalah dengan memisahkan rekening rumah tangga dan bisnis.
Tak lupa, seorang wirausaha wanita yang bijak tentu akan menabung dan berinvestasi untuk rumah tangga. Ia juga memiliki asuransi kesehatan dan jiwa bagi masing-masing anggota keluarganya.
Semoga tips dari Prita dan Jehan di atas membantu Ibu mewujudkan mimpi menjadi womanpreneur sembari mengurus keluarga, ya!
(Febi/Dok. Shutterstock)