Terkadang, para ibu bekerja atau yang memiliki kesibukan tinggi mengeluhkan bonding (ikatan) yang merenggang dengan buah hati. Mulai dari quality time yang sangat sedikit sampai kecenderungan anak lebih dekat dengan pengasuh. Kami paham kok, betapa lelah dan pusingnya kamu. Setelah seharian bekerja lalu bermacet-macetan di jalanan, kamu mendapati sikap Si Kecil padamu kurang hangat atau saat ia sudah terlelap. Lantas, apa yang bisa kita lakukan?
Beruntung, saya berkesempatan mengobrol dengan para perempuan inspiratif yang juga wanita karier. Berikut tips membangun bonding dengan anak bagi ibu bekerja.
Menerapkan hypnoparenting
Sesuai namanya, hypnoparenting memanfaatkan teknik hipnosis dalam mengasuh anak. Menurut Hipnoterapis Evariny Andriana, hipnosis adalah seni komunikasi dan sugesti yang dapat mempengaruhi alam bawah sadar seseorang secara efektif. Ia juga harus dalam kondisi rileks untuk melakukan komunikasi sugesti terhadap alam bawah sadar.
Selain itu, situs Hello Sehat mengungkapkan, hipnosis dapat membantu orang tua:
- mengontrol perilaku anak yang tidak diinginkan,
- membuat anak lebih mudah menerima saran dan masukan terkait hal-hal yang positif, juga
- membuat anak lebih percaya diri untuk dapat mengatasi masalahnya.
Psikolog Sitti Evangeline Imelda Suaidy adalah sosok yang merekomendasikan teknik ini saat saya masih galau sebagai ibu bekerja. Menurutnya, hypnoparenting dapat meningkatkan bonding saya dengan anak.
Berikut beberapa cara menerapkan hypnoparenting.
- Membisikkan rutinitas yang Ibu harapkan lewat kalimat-kalimat positif saat anak hampir tertidur. Menurut psikolog yang akrab disapa Eva ini, anak mudah untuk dihipnosis ketika nyaris terlelap karena memasuki alam bawah sadarnya. Saat itulah, anak lebih mudah mengikuti hal-hal yang disugestikan. Contohnya:“Besok kamu bangun pagi, ya, supaya Ibu bisa memandikan kamu. Setelah itu, Ibu berangkat ke kantor dan kamu jadi anak yang baik, ya. Setelah magrib, Ibu pulang ke rumah dan kita bisa main sama-sama lagi, deh.”
- Mengurangi penggunaan kata-kata negatif, seperti kata “tidak,” “tanpa,” dan “jangan.”
- Berusaha melontarkan panggilan positif sekalipun anak membuat orang tua marah. Misal dengan menyebut “calon presiden” ketimbang “anak nakal” meski diiringi istigfar.
- Selalu berpikiran postif atas tindak-tanduk Si Kecil.
- Meneladani perilaku dan perkataan baik secara berulang-ulang pada buah hati karena anak adalah peniru ulung.
Memberikan boks mainan istimewa
Kepercayaan atau trust adalah salah satu faktor yang menentukan hubungan ibu dan anak. Untuk mendapatkannya, Ibu dapat menerapkan cara yang direkomendasikan Spesialis Anak Usia Dini Rosalynn dari Montessori Haus Asia, yaitu dengan memberikan boks mainan istimewa.
Siapkan sebuah boks berukuran cukup besar yang dituliskan atau ditempelkan nama anak. Katakan bahwa boks tersebut diberi nama Si Kecil yang menandakan kepemilikannya. Sampaikan pula, “Kamu bisa memilih satu mainan yang ingin dimasukkan ke dalam boks. Mainan itu sangat spesial. Kalau kamu ingin memainkannya dengan Ibu, taruh di sini mainannya.”
Lalu, berikan pilihan jam bermain kepada anak dan sampaikan durasinya. Misal, setiap hari jam delapan malam, kalian bermain bersama selama 30 menit.
Selalu penuhi janji
Sampaikan juga bahwa anak dapat menyimpan boks dengan mainan pilihannya itu di tempat yang menurutnya sangat spesial. Pastikan Ibu selalu memenuhi janji untuk bermain bersama sesuai waktu yang disepakati. Jika sudah tiba waktunya bermain, ajak anak untuk membuka boks mainannya. Ibu hanya perlu duduk, mendengarkan, dan terlibat dalam permainan yang dirancang anak dengan antusias. Singkirkan gadget selama 30 menit agar kamu betul-betul ‘ada’ bersama anak.
Saat waktu bermain tinggal lima menit lagi, ingatkan bahwa besok kalian akan bermain lagi lalu ajak ia membereskan mainannya dan diskusikan hal-hal yang baru saja kalian lakukan. Jangan lupa, ungkapkan pula perasaanmu. Katakan, “Tadi kamu senang bermain, ya. Mama juga senang.”
Setelah itu, tutup boks mainannya. Keesokan harinya mungkin anak ingin menciptakan permainan lain.
“Satu mainan, tapi caranya bisa macam-macam. Pada akhirnya anak mau ganti mainannya, boleh. Lihat perubahannya. Kalaupun kamu enggak ada, kamu sering pergi dan dia sama orang lain, dia tahu kamu punya perasaan yang melampaui batas pikiran dia. ‘I love them,’ itu hal yang harus tersampaikan ke anak-anak,” jelas Rosalynn.
Menurut perempuan yang akrab disapa Rosa ini, cara tersebut dapat menjadi jembatan yang memperkuat kasih sayang kamu dan buah hati. Tak hanya itu, bila rutin melakukannya, Ibu dapat membantu Si Kecil membangun rasa percaya diri dan membentuknya menjadi pribadi yang bahagia dengan dirinya sendiri.
Referensi lain: Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode HypnoBirthing oleh Evariny Andriana
(Febi/ Dok. Shutterstock)