Usai melahirkan, kamu belum juga berniat untuk menerapkan metode keluarga berencana (KB)? Kalau tidak merencanakan kehadiran dua anak dengan jarak usia berdekatan, KB spiral bisa menjadi pilihan bijak. KB spiral atau intrauterine device atau IUD merupakan kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui. Ada dua jenisnya, yakni KB spiral berlapis tembaga dan KB spiral mengandung hormon. Keduanya sama-sama berbentuk “T” dan dimasukkan ke dalam rahim. Kita bahas kelebihan KB spiral berlapis tembaga dulu, ya!
Pengalaman menggunakan KB spiral berlapis tembaga
Saya menggunakan KB spiral berlapis tembaga segera setelah masa nifas selesai. Meski deg-degan di awal, ternyata proses pemasangan yang berlangsung kurang dari 15 menit itu tidak menimbulkan rasa nyeri sedikit pun. Usai pemasangan memang saya merasa sedikit kram, namun saya masih bisa menoleransinya. Dalam beberapa hari, saya mengalami pendarahan seperti menstruasi sampai akhirnya berangsur menghilang sekitar seminggu.
Kesan pertama berhubungan seks dengan KB spiral berlapis tembaga cukup mengejutkan karena saya dan suami sama-sama bisa merasakan keberadaannya. Namun, menurut pengakuan suami, KB spiral tersebut tidak menyakitkan, hanya terasa, khususnya pada posisi seperti woman on top. Namun, jangan khawatir, benang KB spiral lama-lama melunak sampai akhirnya tak terasa sama sekali saat berhubungan badan.
Ketika membersihkan vagina, saya juga mendapati benang IUD. Ternyata dokter kadungan saya, dr. Handi Suryana, SpOG, sengaja membiarkannya panjang agar memudahkan pelepasan KB spiral sewaktu-waktu.
Terkait menstruasi, siklus haid saya tergolong normal, namun memang membutuhkan waktu lebih lama sampai akhirnya benar-benar bersih dari bercak darah. Sejauh ini saya merasa cocok dengan metode KB spiral berlapis tembaga, kok.
Kelebihan
KB spiral ini melepaskan unsur tembaga untuk membasahi lapisan rahim. Unsur tembaga tersebut menyebabkan reaksi peradangan yang beracun bagi sperma sehingga dapat mencegah pembuahan.
KB spiral berlapis tembaga memberikan sejumlah keuntungan:
- efektif mencegah kehamilan untuk jangka panjang,
- aman bagi ibu menyusui,
- dapat dilepas kapan saja dan kesuburan dapat kembali dengan cepat,
- tak menginterupsi aktivitas hubungan seksual, dan
- menurunkan risiko kanker selaput lendir rahim (endometrium) dan kanker serviks,
- tidak membawa risiko seperti pada metode KB hormonal, misal peningkatan berat badan, jerawat, dan sebagainya, serta
- ketahanannya pun cukup lama, yakni dapat berlangsung hingga sepuluh tahun.
Efek samping
Meski begitu, KB spiral lapis tembaga memiliki sejumlah efek samping yang perlu diwaspadai.
- Anemia
- Sakit punggung
- Pendarahan di antara masa haid
- Kram
- Rasa nyeri saat berhubungan seksual
- Peradangan pada vagina (vaginitis)
- Nyeri parah dan pendarahan berat saat menstruasi
- Keputihan
Bila pemasangan dilakukan sesegera mungkin setelah persalinan, risiko KB spiral berlapis tembaga copot lebih tinggi. Sementara pada perempuan yang belum pernah hamil, rasa nyeri juga kram biasanya lebih terasa usai pemasangannya dan KB spiral rentan copot.
Jika hamil saat menggunakan KB spiral, kamu berisiko tinggi mengalami kehamilan etopik, yakni sel telur yang dibuahi berada di luar rahim (biasanya di tuba falopi). Namun menurut situs kesehatan Mayo Clinic, hanya 1 persen perempuan yang hamil usai menggunakan KB spiral berlapis tembaga pada tahun pertama.
Perempuan yang tidak cocok menggunakan KB ini
Selain itu, KB spiral berlapis tembaga tidak cocok bagi perempuan dengan kondisi sebagai berikut.
- Memiliki kelainan rahim
- Mengalami pendarahan vagina tanpa sebab
- Memiliki penyakit radang panggul
- Menderita kanker rahim atau leher rahim
- Berisiko tinggi terkena penyakit menular seksual
- Pernah bermasalah dengan pemakaian KB spiral sebelumnya
- Memiliki gangguan yang menyebabkan terlalu banyak tembaga menumpuk di hati, otak, dan organ vital lainnya
KB spiral dapat dilepas bila mengalami mentruasi berat berkepanjangan dan mengalami nyeri parah saat masa haid.
Referensi: artikel “ParaGard (copper IUD)” pada Mayo Clinic
(Febi/ Dok. Wikimedia & Pixabay)