Cuti melahirkan sudah hampir usai dan beberapa minggu lagi Ibu harus kembali bekerja. Sementara, Ibu ingin terus memberikan ASI ekslusif untuk buah hati, tapi enggak mau merepotkan orang rumah. Botol susu bisa menjadi salah satu opsi, kok. Tapi, beberapa hal perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan ya, Bu. Berikut beberapa tips memperkenalkan botol dot pada bayi. Parentalk merangkumnya dari buku What To Expect The First Year oleh Heidi Murkoff dan Sharon Mazel.
Waktu yang tepat memperkenalkan botol dot
Kebanyakan bayi dapat beradaptasi menyusu lewat botol dot dengan baik minimal saat berusia 2-3 minggu. Bila bayi mulai menyusu lewat botol lebih cepat dari waktu tersebut, sejumlah hal bisa mengganggu kesuksesan menyusui. Tak sekadar bingung puting, payudara Ibu juga menjadi kurang terstimulasi untuk meningkatkan produksi ASI.
Tips uji coba perdana
Ibu bisa mulai memperkenalkan bayi dengan botol barunya saat ia lapar juga dalam suasana hati yang baik. Selain itu, sebaiknya orang lain yang menyusui si kecil dengan botol dot, sementara Ibu berada dalam jarak yang tak bisa diendus olehnya.
Teteskan sedikit ASI pada dot saat uji coba perdana. Tujuannya untuk membantu si kecil mengetahui cairan yang ada di dalam botol susu. Supaya bayi lebih familiar lagi, Ibu juga bisa merendam dot dengan air hangat agar menyerupai puting Ibu yang cenderung hangat. Selain itu, ASIP sebaiknya bersuhu ruangan (tidak dingin) sehingga lebih mudah diterima oleh bayi. Bila masih resisten juga, Ibu bisa mencoba menyusui buah hati dengan botol dot di penghujung tidur siangnya.
Pilih dot yang tepat
Beberapa bayi dapat beradaptasi dengan jenis dot dengan rupa apapun. Sebagian lainnya menolak dot yang bentuknya jauh berbeda dari payudara ibu. Jika si kecil menolak dot setelah beberapa kali percobaan, Ibu bisa mencoba model botol dot yang bentuk dan teksturnya mendekati payudara manusia.
Membiasakan bayi dengan botolnya
Jika jadwal kerja nantinya membuat Ibu melewatkan dua sesi menyusu di siang hari, buatlah anak menjajal botol susu pada salah satu sesi dulu, setidaknya dua minggu sebelum Ibu kembali bekerja. Berilah waktu seminggu dengan pola seperti ini hingga ia terbiasa, kemudian naikkan frekuensinya secara bertahap menjadi dua kali sesi menyusu dengan botol.
Tak hanya si kecil, strategi ini juga membantu payudara Ibu terbiasa dengan mekanisme supply and demand ASI yang bekerja secara alamiah.
Jumlah ASI yang perlu disediakan
Proses menyusui secara otomatis mengontrol asupan ASI sesuai kebiasaan bayi untuk menyusu sesuka hatinya tanpa memedulikan kuantitas yang Ibu harapkan. Untuk permulaan, Ibu bisa menilai kuantitas ASI perah yang dibutuhkan lewat banyaknya asupan yang harus dihabiskan bayi dalam satu sesi menyusu.
Selain mempersiapkan si kecil dengan botol dot barunya, pastikan juga Ibu sudah menabung ASIP secara memadai, ya. Kiat suksesnya bisa kamu lihat di artikel Tips Stok ASI Perah Melimpah.
(Febi/ Dok. Pixabay)