Para ibu menyusui (busui) yang akan bertugas atau berpelesir ke luar negeri tanpa anaknya, siap-siap mengepak berbagai ‘amunisi’ untuk membawa pulang ASI perah, ya!
“Ha? Mungkin kah? Perjalanan saya ke negara tujuan aja lebih dari 10 jam!”
Bisa… Dengan catatan, persiapannya sudah sedari jauh hari ya, Bu, supaya tidak pusing sendiri. Packing hacks ini saya rangkum berdasarkan pengalaman saya bertugas ke Mexico City selama lebih dari dua minggu.
Berikut perlengkapan yang harus kamu bawa untuk membawa pulang ASIP dari luar negeri.
Cooler bag berukuran besar
Saat ke Meksiko, saya menggunakan cooler bag berkapasitas 15 liter. Buat saya pribadi, cooler bag lebih fleksibel ketimbang cooler box karena lebih ringan dan dapat muat ke dalam koper berukuran besar. Sementara ketika berangkat, pakaian atau perlengkapan lainnya bisa kamu masukkan ke dalam cooler bag di dalam koper tersebut agar bawaan menjadi lebih sedikit. Cooler bag ini menjadi penyimpanan utama ASIP beku yang akan dibawa pulang.
Cooler bag kecil berisi perlengkapan memerah
Untuk menemani perjalanan di pesawat dan selama di negara tujuan, ibu wajib membawa tas ini lengkap dengan isinya. Seperti breastpump, kantong plastik ASIP, ice block cooler, tisu basah, tisu kering, hand sanitizer, dan apron menyusui. Apalagi saat perjalanan panjang, ibu pasti akan membutuh satu set perlengkapan ini untuk memerah ASI dalam pesawat atau saat transit.
Kantong plastik ASIP
Jumlah kantong plastik ASIP sebaiknya dilebihkan sedikit dari prediksi hasil perahan agar tidak kehabisan selama perjalanan. Jangan lupa, kantong plastiknya harus BPA free, ya. Selain itu, plastik ASIP lebih baik dibawa ketimbang botol kaca untuk mencegah risiko pecah dan bocor.
Wadah penyimpanan khusus frozen food
Wadah ini untuk menampung berkantong-kantong ASIP beku dan mengantisipasi kebocoran. Karena bepergian selama dua minggu lebih, saya menyiapkan tiga buah wadah khusus frozen food masing-masing dengan kapasitas 2,1 liter.
Beberapa ice block cooler ukuran kecil
Jumlahnya disesuaikan dengan jumlah wadah penyimpanan ASIP beku dan cooler bag yang dibawa. Ice block cooler ini nantinya ditaruh dalam wadah penyimpanan bersama ASIP beku juga di sela-sela cooler bag.
Alumunium foil dan plastic wrap
Alumunium foil untuk mempertahankan suhu dingin dalam wadah penyimpan makanan, sementara plastic wrap guna melapisi pengepakan ASIP agar lebih rapi dan menghalau kebocoran.
Banyak koran bekas
Fungsinya untuk melapisi ruang-ruang cooler bag yang tersisa agar suhu dingin tetap terjaga. Selain itu, koran bekas juga bisa membungkus wadah penyimpanan ASIP beku yang sudah dilapisi alumunium foil. Kamu bisa membawa koran bekas dari rumah. Tapi kalau punya waktu senggang, tak ada salahnya mencari koran bekas di negara tujuan untuk menghemat beban bagasi saat berangkat.
Kertas bertuliskan ‘fragile, perishable item, breast milk for baby’
Kertas ini nantinya ditempelkan pada penutup cooler bag. Dengan begitu, pihak yang menangani bagasi tahu bahwa isi cooler bag adalah ASIP sehingga tas tersebut dapat ditangani lebih hati-hati.
Gembok kecil beserta kuncinya
Pengaman ini untuk mengamankan cooler bag yang tentunya harus selalu dalam keadaan tertutup.
Gunting, salotip, dan lakban
Perlengkapan ini sangat penting untuk membuat pengepakan ASIP lebih rapi. Simpan gunting dalam bagasi agar tidak disita oleh petugas bandara.
Jika kamu punya banyak waktu di negara tujuan, kamu bisa mencari dry ice atau biang es untuk ditaruh di dalam cooler bag sehingga suhunya lebih terjaga.
Tips membawa cooler bag
Saat hendak pulang, cooler bag yang sudah terisi rapi dapat kamu masukkan ke dalam koper yang akan dimasukkan ke bagasi. Tujuannya untuk menghindari keribetan kala skrining bawaan di bandara sekaligus mempertahankan suhu di dalam cooler bag. Soalnya, suhu udara di bagasi pesawat jauh lebih dingin daripada di kabin (bisa mencapai minus sekian derajat celcius).
Sementara, surat keterangan dokter bahwa kamu ibu menyusui yang membawa pulang ASIP perlu siaga selama perjalanan. Just in case, petugas bandara mempertanyakan tas berisi ASIP. Good luck, Bu!
(Febi/Dok. Pixabay)