Berhubungan intim merupakan aktivitas yang menyenangkan secara fisik dan psikis, maka seharusnya gak menimbulkan rasa sakit. Dalam pernikahan, bercinta dilakukan untuk menghasilkan kehamilan ataupun mendapat kenikmatan dan kepuasan seksual. Oleh karena itu, ada cukup banyak hal mengenai hubungan seksual yang wajib diketahui kita dan pasangan.
Hubungan seksual ini juga menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan keharmonisan hubungan dengan pasangan. Menurut dr. Haekal Anshari, M.Biomed (AAM), bercintalah setelah ada rasa cinta, jangan bercinta terlebih dulu baru ‘tumbuh rasa cinta’ karena bisa saja itu hanya euforia sesaat.
So, Parents, agar berhubungan intim bersama pasangan semakin berkualitas dan membuat kita memahami kebutuhan pasangan di ranjang, mari kita cari tahu hal yang wajib diketahui tentang berhubungan intim.
Hubungan seksual harus dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama
Sexual consent atau persetujuan seksual harus diungkapkan dalam bentuk reaksi, antusiasme atau komunikasi bahasa verbal yang jelas dan harus dalam kondisi sadar. Persetujuan seksual ini tetap berlaku pada pasangan suami istri, tanpa persetujuan ini hubungan seksual yang dilakukan merupakan bentuk paksaan bahkan kekerasan seksual.
Mengetahui status kesehatan sebelum melakukan hubungan seksual
Sebagai suatu aktivitas fisik, maka hubungan seksual membutuhkan kebugaran fisik yang cukup prima seperti kesehatan jantung, pembuluh darah, paru-paru hingga kekuatan muskuloskeletal (tulang, sendi, otot).
Bagi pasangan yang akan menikah, gak ada salahnya mengikuti pemeriksaan premarital check up. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit yang berisiko menular ke diri sendiri, atau pasangan, dan keturunan di masa depan.
Hubungan seksual perlu dilakukan dalam tiga tahap
Pertama, tahap foreplay rangsangan pendahuluan untuk menciptakan gairah seksual sebelum penetrasi. Selain sentuhan fisik pada area sensitif, kita bisa memberikan kalimat yang menyenangkan dan menggoda secara emosional. Durasi foreplay berkisar 18-19 menit atau sampai terjadi lubrikasi vagina dan ereksi penis yang semakin keras.
Kedua, intercourse atau penetrasi penis ke dalam vagina. Lakukan posisi berhubungan seksual yang membuat penis dapat memberikan rangsangan optimal pada G-Spot dan klitoris perempuan, seperti; posisi misionaris, woman on top, doggie style, dll.
Terakhir, tahap afterplay aktivitas yang dilakukan setelah kedua pihak mencapai klimaks. Misalnya gak langsung beranjak namun berpelukan dulu, berciuman, memberikan apresiasi berupa ungkapan afirmasi positif. Momen ini meningkatkan ikatan emosional di antara kedua pihak.
Keterlibatan emosional di antara kedua pihak adalah penentu kepuasan
dr. Haekal menjelaskan, setiap orang bisa mendapatkan kenikmatan seksual (orgasme) melalui masturbasi atau berhubungan seksual dengan orang yang mungkin gak memiliki perasaan khusus, namun itu gak mendapat kepuasan seksual karena untuk mendapatkan itu memerlukan keterlibatan emosional di antara kedua belah pihak karena kita membutuhkan cinta untuk bercinta.
Nah, ada cukup banyak yang wajib diketahui bagi pasangan mengenai hubungan intim agar lebih berkualitas dan memuaskan.