Parents, memiliki libido tinggi itu bisa jadi kelebihan dalam kehidupan seksual. Kerap kali orang yang memiliki gairah seksual tinggi dianggap sebagai hiperseks. Kenyataannya, hiperseks dan libido tinggi itu berbeda, kita gak bisa cuma menilai dari frekuensi bercintanya aja.
Menurut seksolog dr. Haekal Anshari, M. Biomed, sampai saat ini belum ada kriteria diagnosis resmi untuk hiperseks dan frekuensi. Berhubungan intim gak bisa jadi patokan buat menyebut seseorang hiperseks.
“Selain tanda dan gejala, seseorang dikategorikan hiperseks bila gejala tersebut sudah berlangsung lebih dari enam bulan, dan berdampak pada aspek-aspek kehidupannya,” jelasnya.
dr. Haekal menambahkan, pengidap hiperseks sangat sensitif terhadap rangsangan seksual yang dapat muncul begitu aja. Kalau hasrat seksnya gak terlampiaskan nih, bisa memicu stres bahkan depresi, lho.
Hal tersebut itulah yang bikin penderita hiperseks bisa melampiaskan hasrat seksualnya tanpa kenal waktu, tempat, bahkan bisa dilakukan pada siapa aja. Serem banget ya, Parents 🙁
Berbeda jauh dengan orang yang memiliki libido tinggi. Mereka masih mampu dalam mengendalikan hasrat seksualnya, jadi masih bisa ‘santun’ meski lagi berhasrat.
“Orang yang libidonya tinggi nggak sembarangan untuk melampiaskan hasrat seksualnya. Kalau pun gak dilampiaskan itu gak memicunya merasa stres,” katanya.
Sampai sini tercerahkan ya, bedanya hiperseks sama libido tinggi. Bumin masih penasaran, emang apa sih yang bikin seseorang itu bisa hiperseks? Menurut dr. Haekal, terdapat beberapa hipotesis yang menduga kemungkinan adanya gangguan, seperti berikut ini;
- Beberapa zat kimiawi otak atau neurotransmitter seperti serotonin, dopamine dan norepinefrin yang berlebihan bisa saja memicu kecanduan seks ini.
- Perubahan jalur sirkuit saraf di otak, terutama area otak yang mengatur penguatan dan kenikmatan. Pada pengidap membutuhkan stimulasi seksual yang lebih intens untuk mencapai kepuasan.
- Orang-orang kecanduan alkohol atau narkoba rentan mengalami gangguan suasana hati atau mengalami kekerasan seksual yang akhirnya berujung adiktif seks ditambah lagi dengan mudahnya akses ke konten pornografi
- Kondisi medis dan obat-obatan tertentu.
Parents, seandainya kita punya pasangan yang ternyata mengidap hiperseks, atau merasa diri kita mengalami gejala hiperseks. Kita gak bisa menghadapinya sendirian. dr. Haekal menyarankan untuk segera berkonsultasi ke ahli yaitu seksolog.
Jadi Parents, hiperseks dan libido tinggi itu berbeda, ya. Mudah-mudahan ini bisa menambah pengetahuan kita mengenai kehidupan seksual 😀