Tanggal 22 April kemarin, saya bergabung di intimate session yang diadakan Parentalk.id dan Sinarmas MSIG Life. Di sini saya banyak dapat pencerahan dari financial planner Prita Hapsari Ghozie tentang manajemen keuangan rumah tangga. Keuangan di rumah perlu diatur biar sesuai sama kebutuhan dan agar tujuan hidup keluarga terpenuhi. Bagaimana caranya?
Buat rencana keuangan
Langkah pertama adalah membuat rencana keuangan rumah tangga. Tujuannya biar enggak lebih besar pasak daripada tiang. Menurut Prita, kamu bisa membagi pos pengeluaran bulanan dalam empat bagian, seperti berikut ini:
Kalau kamu sudah tahu besaran pos-pos tersebut, begitu uang bulanan datang, kamu bisa langsung mengaturnya. Dan karena ada pembagian antara yang wajib dan tidak, kamu juga dapat menghapus pengeluaran yang sebenarnya enggak penting-penting banget.
Atur sesuai kebutuhan, bukan keinginan
“Biaya hidup itu murah. Tapi biaya pamer mahal,” kata Prita Ghozie saat sharing bersama para millennial parents. Pas dengar kalimat ini, kebanyakan peserta langsung cengar-cengir, karena memang beginilah kecenderungan pola konsumsi masyarakat sekarang. Banyak yang konsumtif hanya karena pengen, bukan karena butuh. Belum lagi sekarang skema mencicil pun jadi lebih gampang, bikin kita gampang tergiur buat belanja online.
Sebenarnya kalau pemasukan kamu dan suami memungkinkan buat itu ya enggak masalah. Tapi ada baiknya buat berhemat. Caranya? Atur pengeluaran sesuai prioritas kebutuhan.
Kamu bisa mengacu pada pos anggaran yang kamu buat sebelumnya. Usahakan buat enggak tergiur sama cicilan, diskon atau berbagai iming-iming yang menggoda kamu buat membuka dompet.
Tertib mengisi pos penting
Waktu gaji bulanan datang, sebaiknya jangan terlena. Simpan sebagian pendapatan buat pos-pos penting seperti dana pendidikan anak, dana darurat, asuransi kesehatan dan investasi.
Dana darurat misalnya untuk biaya rumah sakit, perbaikan mobil atau renovasi rumah. Jumlahnya bisa 10% dari gaji. Untuk investasi sekitar 15% dari pendapatan. Sementara dana pendidikan dan asuransi disesuaikan dengan kebutuhan keluarga kamu.
Biar teratur, kamu dapat memakai fasilitas rekening autodebit. Manfaat dana-dana tersebut mungkin enggak langsung kamu rasakan dalam waktu dekat. Tapi kegunaannya bakal terasa dalam jangka panjang.
Tetapkan tujuan keuangan
Menurut Prita, hal ini penting biar pengaturan keuangan keluarga kamu terarah. Misalnya, kamu dan pasangan pengen banget tinggal di rumah sendiri. Jadi tujuan keuangannya adalah membeli rumah.
Kalian bisa membeli dengan cara mencicil tiap bulan. Kalau gaji naik, jangan menghambur-hamburkannya buat gaya hidup enggak penting. Tapi simpan uang dalam bentuk investasi, misalnya. Dengan memiliki tujuan yang jelas, kamu dan pasangan bisa lebih disiplin dalam penggunaan uang.
Biaya senang-senangnya mana??
Mengatur uang bukan berarti enggak bisa senang-senang. Kita bisa kok memasukkan biaya hiburan dalam alokasi bulanan. Besaran idealnya yaitu 10% dari penghasilan. Biaya ini tetap diperlukan agar kita terhindar dari stres. Jadi bisa lebih produktif deh.
Di akhir presentasi, Prita bilang, “It’s not how much you make. But how much you spend.” Jadi yang paling utama bukan jumlah uang yang kita hasilkan. Tapi berapa banyak yang kita gunakan.
Mau berapapun gajinya, kalau tidak diatur dengan baik ya enggak baik juga buat keuangan keluarga. Tapi kalau diatur dengan bijak, sambil mempertimbangkan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang, pastinya bisa bermanfaat. Jadi, millennial parents, yuk atur uangmu dari sekarang!
(Dyah/ Dok. Parentalk)
1 comment
Bener bgt