“Man’s mind was mathematical by nature and that knowledge and progress came from accurate observation.” – Blaise Pascal, Filsuf dan Ahli Matematika
Percayakah, Ayah dan Ibu, usia terbaik mengenalkan matematika dasar adalah di bawah enam tahun? Alasannya berkaitan dengan kutipan Blaise Pascal di atas. Pascal berpendapat, manusia sejak lahir memiliki kemampuan otak untuk berhitung, mengukur, mencari presisi, juga membandingkan. Dengan begitu, manusia dapat mengerti banyak hal dan konsep-konsep di lingkungan sekitarnya.
Anak balita punya potensi yang sama
Anak-anak pun memiliki mathematical mind. Sebagaimana Pascal ungkapkan tadi, manusia telah memilikinya sejak lahir. Terlebih, menurut Spesialis Anak Usia Dini Rosalynn, anak-anak di bawah enam tahun memiliki potensi yang sama dalam hal matematika. Mereka juga dianugerahi absorbent mind, kemampuan otak untuk menangkap dan belajar dengan sangat mudah.
“Anak-anak cinta yang namanya presisi dan angka-angka. Mereka sebenarnya punya kesenangan mempelajari matematika,” jelas perempuan yang akrab disapa Rosa itu kepada Parentalk.
Namun, jangan membayangkan konsep matematika yang berat dulu ya, Bu. Ada peran orang tua untuk menggali potensi itu. Yakni, dengan memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada anak untuk mengeksplorasi dunia sekitarnya. Alhasil, mereka lebih siap menghadapi berbagai konsep matematika yang lebih serius lagi kelak.
Bawaan dalam diri anak
Rosa mencontohkan mathematical mind sudah terlihat pada anak bayi. Saat merasa lapar, ia menangis. Dari situ kita dapat menilai, si kecil dapat memprediksi bahwa dengan menangis, ia dapat menyampaikan kebutuhannya.
Begitu juga dengan anak balita yang belajar berjalan baik itu secara berjinjit maupun menapak.
“Apa itu mathematical mind-nya? Dia lihat dulu, dari sini ke sana. ‘Mungkin enggak, saya berjalan tanpa pegangan?’ Kalau kita suka melihat anak kayaknya ragu-ragu, tapi sebenarnya dia sedang mengestimasi. Berjalan dengan menapak saja membutuhkan kemampuan. Kalau kita membandingkan anak yang sedang berjinjit, mereka perlu berjalan di atas garis sehingga menapak pelan-pelan,” jelas Rosa yang juga seorang praktisi Montessori.
Sesuaikan dengan usia anak
Rosalynn menyarankan aktivitas hitung-menghitung secara abstrak dan konkret sebaiknya dimulai pada usia empat tahun. Dari umur 0-4 tahun orang tua lebih mempersiapkan anak untuk mandiri, disiplin, dan memahami alur kerja. Ketiganya merupakan bekal penting bagi anak supaya siap menerima konsep-konsep matematika. Bila lalai menanamkannya, orang tua akan bersusah payah memotivasi anak untuk mau belajar dan berhitung.
“Orang bilang golden age below 6 itu sangat benar dan jangan disia-siakan,” ungkap Rosa.
Menurutnya, usia di bawah enam tahun merupakan waktu terbaik untuk mengenalkan matematika dasar yang berkaitan dengan warna, bentuk, ukuran, dan angka. Lalu, apa saja contoh kegiatan sederhana yang dapat menggali kemampuan matematika dasar anak? Selengkapnya Parentalk bahas dalam artikel Stimulasi Matematika Dasar pada Balita.
(Febi/Dok. Pixabay)