Saya masih ingat momen persalinan kedua buah hati. Rasa nyeri tak tertahankan sudah pasti. Seorang ibu bagaikan tidak bisa lari dari rasa sakit itu. Pilihannya hanya dua, menghadapinya dengan tenang atau melaluinya dengan gelisah. Harapan saya, tentu pilihan pertama. Namun, kenyataannya ada saja hal yang dapat memicu kegelisahan saat persalinan. Untuk menguranginya, kamu dapat mempersiapkan dan mempelajari sejumlah hal sedini mungkin agar tenang jelang persalinan.
Menjaga keseimbangan tubuh dan pikiran
Keseimbangan ini sebaiknya sudah harus kamu pelihara jauh sebelum hari prediksi lahir (hpl), salah satunya lewat relaksasi rutin. Menurut Praktisi HypnoBirthing, Evariny Andriana dalam bukunya, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa orang yang rajin mempraktikkan relaksasi secara berkala cenderung lebih tenang, lebih mampu mengendalikan emosi, dan lebih sehat.
Dalam sehari atau dua hari sekali, kamu cukup melakukan relaksasi selama 15-20 menit. Salah satu caranya dengan kontrol pernapasan.
“Dengan menarik napas panjang dan dalam (bernapas dengan perut akan lebih baik), oksigen terdistribusi ke seluruh bagian tubuh dan otak sehingga tercipta keadaan rileks,” tulis Evariny dalam buku berjudul Melahirkan Tanpa Rasa Sakit dengan Metode Relaksasi HypnoBirthing.
Menurutnya, kontrol pernapasan dapat memperbaiki asupan oksigen yang terganggu karena hormon stres.
Tentukan pendamping persalinan
Belajar dari persalinan pertama, saya memilih bersalin hanya ditemani suami. Ini untuk mengusahakan ketenangan dan mengurangi aura negatif seperti rasa khawatir atau panik yang justru datang dari para pendamping. Ada juga perempuan yang memilih didampingi ibu kandung saat persalinan karena dianggap lebih memahami rasa nyeri yang dilalui. Pilihan kembali lagi pada masing-masing perempuan.
Bersiap dengan plan B dan ikhlas
Persalinan saya yang kedua justru lebih lama ketimbang sebelumnya. Saya stres lantaran tidak bisa melahirkan dengan dokter kandungan kepercayaan. Pembukaan satu hingga tiga pun memakan waktu sekitar 11 jam. Setelah diyakinkan oleh suami untuk tawakal dan memutuskan langsung ke rumah sakit, pembukaan saya mengalami kemajuan. Mungkin ini karena saya sudah ikhlas dan berserah diri. Selanjutnya saya mulai menenangkan pikiran dan berjuang sebaik mungkin demi kelahiran si kecil.
Tanamkan afirmasi positif
Misalnya, dengan mengingatkan diri bahwa kamu akan segera bertemu si kecil dan merasa bahagia karenanya. Tanamkan juga dalam pikiran, kamu pasti merasakan rasa sakit dan bernyali menghadapi persalinan.
Kamu bisa pula berkata dalam hati: “Biarkan aku tersadar mengingat seluruh proses kelahiran yang akan menjadi momen terindah dalam hidupku.”
Tentunya kamu bisa menggunakan kalimat afirmasi sendiri disesuaikan dengan kondisi saat itu.
Tips tenang jelang persalinan ini bertujuan mempersiapkan mental kamu sebelum menghadapi proses kelahiran. Sementara untuk mengetahui kiat-kiat melalui proses kelahiran dengan nyaman, kamu bisa membaca artikel Tips Bersalin dengan Nyaman.
(Febi/ Dok. Pixabay)