Wah, enggak kerasa Si Kecil sebentar lagi memasuki usia 6 bulan dan siap untuk memulai makanan pendamping ASI. Kamu bisa menghemat waktu memasak, apalagi buat kamu yang bekerja. Pasti pengennya semua dibuat lebih ringkas. Triknya, kamu bisa menyiapkan bahan makanan di awal minggu. Dengan teknik penyimpanan yang tepat, tak hanya mingguan, makanan bisa kamu siapkan per tiga hari, bahkan bulanan. Trik ini juga bisa kamu pakai sebenarnya untuk food prep menu harian keluarga.
Beberapa trik food prep berikut ini akan membuat penyajian MPASI lebih ringkas.
Raw food prep lebih baik
Menurut Tiffa N. Tanuwigena, penggiat food preparation, kita dapat menyiapkan bahan makanan dengan metode raw food prep alias memisahkan bahan makanan mentah per menu setiap hari. Nah, raw food prep lebih terjaga nutrisinya karena makanan dapat dimasak segar setiap hari.
Beberapa tips penting seputar food prep yang bisa kamu terapkan:
- Tempatkan daging mentah dalam potongan kecil atau per porsi. Tujuannya untuk mencegah proses pencairan (thawing) berulang ketika daging dibiarkan utuh.
- Hindari perubahan suhu mendadak dan biarkan makanan mencair secara bertahap. Seperti tidak langsung merebus daging yang masih beku.
- Sayuran seperti daun bawang, buncis, brokoli, dan kembang kol dicuci lalu dipotong kecil-kecil. Khusus brokoli dan kol, sebelum dimasukkan ke kulkas direndam air garam terlebih dulu lalu tiriskan. Aneka sayuran ini juga masuk ke bagian bawah kulkas.
- Bilas sayuran berdaun lebar seperti sawi putih atau selada-seladaan kemudian angin-anginkan. Bagian bawah atau ujung akar sayur dipotong untuk mencegah pembusukan. Gunakan tisu dapur atau koran sebagai pembungkus. Kemudian, sayuran yang sudah dibungkus masuk ke bagian bawah kulkas.
Simpan bumbu-bumbu dasar dan kaldu
Ibu juga bisa membuat bumbu dasar kuning dan menyimpan kaldu untuk menghemat waktu. Stok bumbu dasar dan kaldu ini bisa melengkapi food prep untuk hidangan seperti pepes, ayam goreng, soto, sup, dan sebagainya.
Terapkan metode blansir untuk sayuran
Metode blansir dengan air mendidih dapat membuat sayuran awet dan proses memasak menjadi lebih praktis, lho. Ini karena blansir pada sayuran dapat mengurangi mikroba juga menghentikan aktivitas enzim-enzim yang menyebabkan pigmen cokelat di permukaan sayur. Pigmen cokelat tersebut kerap merusak warna dan rasa serta menurunkan mutu sayuran.
Segala jenis sayuran bisa melalui proses blansir seperti wortel, brokoli, sawi, jagung, dan sebagainya.
Cara memblansir:
- Sayur-mayur yang sudah dicuci bersih dipotong-potong untuk mempermudah penyimpanan.
- Isi panci dengan air kira-kira 2/3 sampai 3/4 penuh kemudian didihkan dengan api sedang cenderung besar.
- Potongan sayuran dimasukkan menjadi satu lapisan saja ke dalam panci berisi air yang sedang mendidih.
- Rebus sayuran hingga warnanya cerah lalu angkat dan segera masukkan ke wadah berisi air dingin juga es batu.
- Durasi pendinginan sama dengan lamanya waktu blansir. Proses ini bertujuan untuk menghentikan pemasakan, pelunakan berlebihan, sekaligus pencucian setelah blansir.
- Sayuran kemudian ditiriskan dan siap untuk dimasukkan ke dalam kantung-kantung plastik kedap udara khusus freezer.
Namun, kita perlu tahu pula, blansir dapat menyebabkan kerugian pada bahan seperti:
- kehilangan zat gizi yang larut dalam air dan peka terhadap panas,
- menghambat proses pengeringan bahan-bahan yang mengandung pati, dan
- menyebabkan kerusakan tekstur bila waktu blansir terlalu lama.
Hal tersebut dijelaskan Staf Pengajar Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan IPB Elvira Syamsi melalui blog-nya. Meski begitu, Elvira menegaskan, tanpa blansir pun sayuran dan buah akan mengalami penurunan kualitas karena aktivitas enzim-enzim.
(Febi/Dok. Shutterstock)
1 comment