Hai Parents, gimana kabar Si Adik Kakak? Suka bertengkar ya? Hehe.. Wajar terjadi kok. Tapi kewajaran itu bukan berarti kita jadi cuekin adik dan kakak yang lagi bertengkar, ya. Orang tua harus membuat batas agar pertengkaran ini nggak berdampak buruk.
Bumin juga pernah ngerasa emosi ketika Si Kecil bertengkar terus. Sampai bingung harus gimana lagi, rata-rata pertengkaran ini memang diawali sama kejahilannya Si Adik, sih. Malah Si Kakak cenderung lebih sabar dan menerima perlakuan adiknya 😀
Biar nggak sama-sama pusing menghadapi pertikaian kakak dan adik, Bumin bertanya ke psikolog klinis Pritta Tyas M. Psi, Psikolog tentang sibling rivalry atau persaingan antara kakak dan adik . Berikut Bumin rangkuuumm, mari disimak.
Memahami perkembangan otak anak
Pengennya sama anak sabar terus, tapi kenyataannya susah yaaa, apalagi nasihat kita nggak dimengerti. Parents harus paham dulu kalau anak 3 tahun itu belum paham konsep bergantian, bergiliran, dan menunggu. Jadi wajar kalau mereka sering nggak terima mainannya dipinjam sama kakaknya.
Si Kakak ini yang sudah berusia 4 tahun ke atas, perkembangan otaknya sudah lebih matang. Ketika kita memberi alasan, logikanya sudah bisa memahami. Misalnya “Mainnya gantian sama adik, itu kan mainannya punya adik.”
Sebenarnya adik juga bisa paham sih, tapi memerlukan waktu. Anak di usia 4 tahun ke atas masih memiliki kesabaran yang terbatas. Jadi awalnya masih nerima tapi terkadang sebel juga 😀 kita harus pahami ini dulu biar kita bisa mengerti kondisi emosional Si Kecil.
Adil bukan berarti harus sama
Dalam keluarga seharusnya kita punya struktur dan aturan yang konsisten dilakukan agar mencapai harapan. Salah satu contohnya, kita mau Si Kecil setiap pagi mandi dan sarapan agar bisa memulai hari dengan baik.
Terkadang di pagi hari ini ada aja dramanya, misal Si Adik nggak mau mandi terus nangis, bukan berarti kita membolehkan. Apalagi sampai bilang ke Si Kakak, kalau dia yang harus mandi karena lebih besar.
Jadi aturan dalam keluarga tetap dilaksanakan oleh Kakak atau Adik tanpa membedakan siapa yang lahir duluan dan siapa yang belakangan 😀 Si Kecil pun akan merasa bahwa kita memperlakukannya sama baik itu pada kakak atau adik.
Pisahkan ketika pertengkaran sudah melibatkan fisik
Wajar kalau mereka rebutan, bertengkar, beda pendapat tapi nggak boleh melibatkan fisik. Ketika kita sudah lihat bahwa pertengkaran adik kakak sudah mulai dengan fisik entah itu memukul, menendang, dan lainnya, yang perlu kita lakukan adalah langsung pisahkan.
Untuk beberapa waktu mereka disarankan untuk nggak main bersama dulu dan pisah ruangan, tapi ini bukan bentuk hukuman ya, Parents. Ketika keduanya sudah ‘baku hantam’ memang sebaiknya dipisahkan karena nggak ada gunanya untuk menyelesaikan masalah pada saat itu.
Menegur tanpa memihak
Memang sebaiknya kita sebagai orang tua nggak memihak, nggak perlu kita menunjuk Si Adik salah atau Si Kakak yang benar. Cukup kita deskripsikan apa yang terjadi, jadi secara nggak langsung kita bilang adik/kakak yang salah tanpa mempermalukan mereka dan tanpa membuat adik/kaka merasa menang.
Misalnya begini. “Oh tadi adik nggak sengaja nyenggol rumah balok kakak ya? Kakak musti ulang dari awal dong.”
Memberikan empati ke anak yang mengalah
Umumnya yang sering mulai duluan itu Si Adik, kayak gangguin kakaknya main atau mau ikutan kakaknya belajar tapi malah rusuh. Ketika Si Kakak merasa kesal dan marah, atau bahkan mau mengalah dengan adik, kita perlu berikan dia empati.
Setelah dia menangis, meluapkan emosinya, kita validasi perasaannya. Jadi dia bisa memahami apa yang dirasakannya bahwa dia sedang merasa kesal, sedih, ataupun marah.
Mengenalkan emosi pada anak juga penting agar dia tahu bagaimana cara meredam emosinya. Misal dia merasa kesal mungkin dia butuh waktu untuk menyendiri agar bisa menghilangkan perasaan kesalnya.
Sudah paham ya Parents, gimana harus bersikap ketika Si Kecil bertengkar. Pertama, kita harus memahami kemampuan emosi mereka, pisahkan bila pertikaian sudah melibatkan fisik, tetap berlaku adil dan menegur tanpa memihak.
Selain itu, buat kakak yang sering ngalah sama adiknya, jangan lupa untuk kita berikan empati agar ia merasa dihargai perasaannya. Semangat menjaga Si Adik Kakak, Parents!
Percayalah, bertengkar itu tanda bahwa adik dan kakak adalah saudara yang kompak. Bahkan kita dan pasangan aja pernah bertengkar tapi setelah itu kita jadi saling bisa memahami.