Saat masih bekerja dulu, saya sering kali tiba di rumah setelah Magrib, bahkan jelang dini hari ketika mendapatkan shift siang. Jadi, saya memiliki beberapa jam saja untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak sebelum mereka tidur. Hal itu membuat saya sering kali sekadar mencuci wajah dan menunda waktu makan demi bisa menghabiskan waktu yang tersisa bersama buah hati.
Padahal, upaya menyegarkan jiwa dan raga sangat penting untuk memperbaiki suasana hati orang tua yang bekerja setibanya di rumah. Dengan memiliki masa transisi yang baik, Parents pun dapat menjalin komunikasi secara lebih efektif tak hanya dengan anak-anak, tapi juga pasangan. Kalian juga dapat lebih sepenuh hati menghabiskan waktu berkualitas bersama.
Menurut pakar psikologi yang menulis di Psychology Today, Steven Stosny, Ph.D., pasangan yang bekerja butuh mengisi ulang energi maupun pikiran sebelum bersua dengan orang tercinta di rumah. Tentu kita pernah mendengar pertengkaran akibat suami atau istri tengah dilanda bad mood sepulangnya bekerja, kan? Stosny pun menilai, masa transisi suami atau istri setibanya di rumah dari bekerja menjadi momen yang ‘berisiko’ bagi keluarga.
Untuk mempermudah transisi dari bekerja ke rumah, Ayah dan Ibu bisa melakukan beberapa tips dari Psikiatri Vania Manipod seperti dilansir Freud and Fashion.
Tahap 1: meninggalkan tempat kerja
Untuk menghindari perasaan negatif, biasakan untuk memikirkan dan mengakui berbagai pencapaian atau hal-hal positif yang kamu alami dalam sehari. Sebelum beranjak dari meja kerja, sisihkan waktu 10 menit untuk menandai pencapaian tersebut pada to-do-list. Selain itu, prioritaskan tugas yang tersisa untuk diselesaikan pada hari berikutnya. Harapannya, Ayah atau Ibu meninggalkan tempat kerja dengan rasa pencapaian terhadap tugas yang benar-benar telah diselesaikan, bukan fokus terhadap hal-hal yang belum diselesaikan.
Tak lupa bereskan meja kerja sehingga kamu dapat memulai hari dengan semangat keesokan harinya.
Tahap 2: perjalanan ke rumah
Pilihlah cara untuk menjangkau rumah yang lebih minim stres. Misal, jika suka bersepeda, bike-to-work tentu dapat menjadi alternatif Parents yang menempuh jarak tak terlalu jauh dari kantor ke rumah.
Bila naik transportasi umum, kamu bisa mendengarkan lagu yang bersemangat lewat earphone atau mengobrol di telepon dengan teman dekat.
Ketika jarak ke rumah sudah dekat, kamu bisa mampir berbelanja kebutuhan rumah tangga sebentar di minimarket atau supermarket setempat. Tidak ada yang perlu dibeli? Ngopi sebentar di coffee shop dekat rumah sembari scrolling Instagram feeds bolehlah…
Tahap 3: tiba di rumah
Sebelum membuka pintu, kenali hal-hal yang dapat membuatmu kesal setibanya di rumah. Misal, anak-anak yang langsung menodong perhatian darimu, kebutuhan untuk memasak makan malam, atau rumah berantakan yang perlu dibereskan. Setelah itu, carilah cara untuk mengatasi pemicunya.
Misal, kamu bisa menyampaikan pada keluarga bahwa kamu membutuhkan waktu menyendiri di mobil beberapa menit untuk menuntaskan komunikasi yang berkaitan dengan pekerjaan. Begitu pula kebutuhan untuk makan dan mandi untuk menyegarkan badan juga pikiran. Jika anak belum mampu memahami kebutuhan tersebut, kamu bisa berdiskusi dengan pasangan, ART, atau anggota keluarga lain untuk mengalihkan perhatian Si Kecil sejenak agar kamu dapat menuntaskannya.
Kalau kamu sering dibuat kesal dengan rumah yang berantakan, beri tahu pasangan atau ART mengenai estimasi waktu tibamu. Dengan begitu, ia dapat memastikan rumah dalam keadaan rapi sebelum jam kedatangan.
Untuk meringankan kewajiban memasak makan malam, Ibu dapat menerapkan metode food preparation, mengandalkan layanan pesan antar, atau membeli makanan dulu sebelum pulang ke rumah.
Apapun suasana hatimu, sapa orang tercinta dengan penuh perhatian
Sebelum kamu membuka pintu rumah, ingatlah bahwa anak dan pasanganmu adalah orang-orang membuat hidupmu lebih berarti. Jadi, berusahalah untuk memberikan senyum dan perlakuan terbaik pada mereka. Ketika bertemu pasangan dan buah hati, tawarkan gestur tubuh yang mengisyaratkan koneksi. Contoh, menyapa, memeluk, dan menjalin kontak mata dengan penuh perhatian.
Keesokan harinya sebelum meninggalkan rumah, ingatkan diri sendiri bahwa tujuan utama kamu bekerja adalah untuk melindungi orang-orang terkasih.
Semoga kamu memiliki masa transisi yang lebih baik lagi, ya!
(Febi/Dok. Shutterstock)