Tentu sudah enggak sabar ya, mengajak si kecil yang masih bayi berbicara dua arah. Biasanya kosakata anak mulai kaya menginjak usia dua tahun. Sementara di tahun pertama, sebagian besar bayi mengucapkan kata-kata pertama mereka. Kemampuan bahasa reseptif atau kata-kata yang dimengerti oleh bayi juga meningkat luar biasa di periode tersebut. Inilah saatnya megajarkan buah hati berbicara secara tepat. Penulis buku seri parenting ternama di Amerika Serikat, Heidi Murkoff serta Sharon Mazel, membagi tips dan trik berbicara dengan bayi lewat buku What To Expect the First Year yang kami rangkum dalam artikel ini.
Kenalkan nama orang-orang dan benda di sekelilingnya
Beri tahu si kecil bahwa setiap objek di sekelilingnya punya nama. Misal, meja, kursi, lampu, keran air, dan perabotan lainnya yang ada di dalam rumah. Begitu pula makanan yang ia makan maupun barang yang kamu ambil saat berbelanja di supermarket. Selain itu, ajak ia untuk menunjuk bagian-bagian pada wajah maupun tubuh.
Perkenalkan orang-orang di sekitarnya seperti ayah, ibu, kakek, nenek, anak laki-laki dan perempuan. Jangan lupa juga perkenalkan namanya sendiri. Dengan menerapkannya sesering mungkin, konsep diri si kecil akan semakin berkembang.
Dengarkan celotehnya
Kebiasaan berbicara dengan bayi akan memperkaya kosakatanya. Hal yang tak kalah penting, si kecil juga butuh mengekspresikan dirinya. Ketika bayi mengoceh tentang hal yang sulit dipahami, diamlah sejenak, pandangi matanya, dan dengarkan seolah-olah kamu memahaminya. Kemudian respon ocehannya, seperti berkata, “oh, begitu, ya? Bagus!”
Tapi kalau si kecil tidak menerima reaksi tersebut, kamu bisa mencoba menebak yang ia inginkan.
“Kamu mau ambil bola? Botol susu? Puzzle?”
Kesenjangan komunikasi ini memang tak selalu berhasil terpecahkan, tapi si buah hati setidaknya menyadari bahwa kamu sangat memperhatikannya. Ini tentu dapat mendorongnya untuk terus belajar berbicara.
Teruslah bertanya
Meski mustahil pertanyaanmu dijawab di usianya yang belum genap setahun, tapi tak ada salahnya melontarkan pertanyaan untuk si kecil.
“Sebaiknya kita jalan-jalan ke taman atau ke playground aja, ya?”
“Menurutmu, nenek lebih suka kartu ucapan yang ada bunga atau burungnya. Kayaknya nenek lebih suka kartu yang ada gambar burungnya, ya.”
Kamu mungkin merasa seperti sedang bermonolog. Tapi, sebenarnya kamu memberikan contoh pertukaran informasi dalam sebuah percakapan, lho.
Ceritakan hal yang terjadi di sekelilingnya
Sedang kehabisan topik pembicaraan? Ceritakan saja hal yang sedang kamu lakukan kepada si kecil.
“Mama lagi resleting jaket kamu, nih. Ziiiip! Nah, kamu jadi lebih hangat sekarang. Jangan lupa pakai topi juga. Gimana kalau kamu pakai topi warna biru ini?”
Kamu dan bayi mendengarkan sesuatu? Tunjukkanlah pada bayi kamu.
“Dengar, deh. Anjingnya menggonggong!”
Jelaskan juga keadaan di sekelilingnya.
“Hari ini cuacanya cerah, ya!”
“Bolanya memantul ke atas dan ke bawah.”
“Sabun membuat tangan kita bersih.”
Fokus pada konsep
Pembelajaran bahasa tidak hanya soal kata-kata, tapi juga konsep. Misal:
- panas dan dingin. Arahkan tangan si kecil pada sisi luar cangkir hangat (bukan panas), lalu ajak ia menyentuh es batu. Beritahu si kecil bahwa cangkirnya hangat, sementara es batu terasa dingin.
- atas dan bawah. Perlahan angkat si kecil ke atas dan sebutkan “atas” lalu turunkan ia ke bawah sambil berkata “bawah”. Begitu pula untuk hal lainnya seperti menunjuk letak barang di atas meja dan di lantai (bawah).
Metode ini juga diterapkan untuk konsep lainnya seperti kosong-isi, duduk-berdiri, basah-kering, dan kecil-besar.
Perkenalkan pada warna
Yup, warna ada di mana-mana, jadi cobalah memperkenalkannya pada si kecil.
“Lihat, deh! Warna balonnya sama kayak baju Adek. Merah.”
“Bunga cantik ini warnanya kuning.”
Tapi di masa ini, si kecil hanya menyadari warna-warna itu berbeda. Umumnya, anak mampu mengidentifikasi warna di usia sekitar tiga tahun.
Ajak ia berpikir dengan angka-angka
Kamu mungkin saja masih urung melibatkan si kecil dengan kegiatan berhitung. Tapi, angka-angka dan konsep jumlah bisa kamu perkenalkan dengan cara yang menyenangkan dari sekarang, lho.
“Ini dia, satu buah biskuit untuk kamu makan.”
“Lihat, ada berapa ekor burung di pohon itu, ya?”
“Kamu punya dua ekor anak anjing, ya.”
Cukup tambahkan konsep matematika dasar. Hitung dan ulangi jumlah anak-anak tangga yang kamu naiki bersama si kecil. kamu juga bisa menyanyikan syair-syair musik tentang angka.
“Anak ayam turunlah lima, pergi satu tinggallah empat…”
Nyanyikan sambil tunjukan lima jari lalu tekuk satu jari untuk menunjukkan jumlah ayam yang berkurang. Intergrasikan kegiatan berhitung dalam keseharian bayi kamu. Hitung bersama-sama jumlah kerupuk yang ia makan atau jumlah makaroni yang ada di meja makannya.
Heidi Murkoff dan Sharon Mazel masih punya banyak tips dan trik berbicara dengan bayi. Seperti mendorong si kecil berkomunikasi, menghindari gaya bicara ala bayi, dan lainnya. Selengkapnya ada dalam artikel Merangsang Bayi Belajar Berbicara.
(Febi/ Dok. Pixabay)