Attachment parenting mungkin istilah yang populer belakangan ini. Soalnya, gaya pengasuhan ini sering kali disebut-sebut oleh kalangan selebritis maupun selebgram. Menurut Psikolog Anak Monica Sulistiawati, orang tua yang berpegang pada attachment parenting tidak hanya memberikan empati dan respon kepada anak, tapi juga secara berkesinambungan berusaha menunjukkan kasih sayang dengan sentuhan dan kedekatan fisik.
Sebenarnya, ada lagi beberapa tipe orang tua yang mirip dengan attachment parent karena juga mengedepankan penghargaan diri anak. Sebut saja, elephant parent dan dolphin parent.
Elephant parent
Elephant parent menghargai keamanan dan hubungan emosional dengan anak. Ia menekankan perlindungan emosional, memberikan dukungan, serta berusaha memberikan tempat yang hangat, aman, dan nyaman bagi anaknya.
Di usia 0-5 tahun, ia mungkin tidak membiarkan sang buah hati untuk tidur sendiri. Orang tua ini juga berusaha untuk tidak meninggikan suara. Selain itu, elephant parent mementingkan dorongan dalam diri buah hatinya ketimbang kesuksesan akademis maupun atletik.
Sejumlah dampak positif dan negatif dari elephant parent menurut Monica adalah sebagai berikut.
Dampak positif:
- anak cenderung memiliki rasa aman dan nyaman;
- anak merasa dicintai dan dihargai;
- kemampuan komunikasi, sosial, dan emosional cederung berkembang positif;
- tidak mudah putus asa dalam menghadapi masalah atau menyelesaikan konflik.
Dampak negatif:
- kedisiplinan anak kurang berkembang;
- anak sering kali memiliki pendapat dan idenya sendiri sehingga ada kalanya dinilai membangkang atau melawan;
- kerap terjadi konflik dengan orang tua akibat perbedaan pendapat;
- anak kurang memiliki motivasi berprestasi dan belajar.
Dolphin parent
Orang tua tipe ini mencari kolaborasi, fleksibilitas, dan keseimbangan dalam pengasuhan mereka. Gaya pengasuhan ini didefinisikan lebih lanjut dengan akronim POD. Yakni, P untuk play yang berarti bermain dan eksplorasi, O untuk others atau orang lain, dan D untuk downtime yang mencakup istirahat, latihan, dan tidur.
Penggambaran dolphin parent dijelaskan oleh Shimi Kang dalam bukunya, The Dolphin Way: A Parent’s Guide to Raising Happy, Healthy, and Motivated Kids Without Turning Into A Tiger.
Attachment parent
Orang tua dengan gaya pengasuhan ini menginginkan kelekatan hubungan yang erat antara anak dengannya melalui rutinitas menggendong, menyusui, memeluk, dan mengantar dan menemani buah hati saat tidur. Jika anak masih bayi, orang tua memilih untuk tidur bersamanya (co-sleeping). Ia mengedepankan kedekatan alami ketimbang jadwal rutin untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Selain itu, orang tua menekankan disiplin positif dan berusaha menjadi teladan bagi anak. Caranya dengan memanfaatkan pujian dan penghargaan untuk perilaku baik dan pengurangan hak istimewa untuk perilaku yang buruk.
Menurut Monica, jika attachment parenting berhasil dijalankan dengan baik, anak dapat bertumbuh menjadi anak yang secure, yakni memiliki rasa aman terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya. Hal ini akan sangat berpengaruh terhadap rasa percaya diri dan kemampuan sosial-emosionalnya secara positif.
Namun, jika attachment parenting tidak berhasil dijalankan dengan baik, anak dapat tumbuh menjadi anak yang insecure atau menilai dunia di sekitar tidak aman, bahkan detached, yaitu menilai dirinya tidak memiliki ikatan di dunia, tidak diharapkan, dan tidak berharga. Hal tersebut akan sangat mempengaruhi rasa percaya diri anak serta perkembangan kemampuan sosial-emosionalnya di lingkungannya. Ia cenderung negatif atau kurang matang jika dibandingkan dengan kapasitas mental usia anak yang seharusnya.
Gaya pengasuhan mana yang terbaik?
Tak hanya attachment, dolphin, dan elephant parenting. Sebelumnya, Parentalk sudah membahas jenis pengasuhan lainnya dalam artikel Dampak Orang Tua Terlalu Protektif dan Banyak Mengatur vs Longgar, Kamu Orang Tua yang Mana?
Monica mengungkapkan, berbagai jenis pengasuhan yang ada belum tentu tepat diterapkan untuk setiap anak. Ada anak yang dapat berkembang positif dengan gaya pengasuhan elephant parenting, namun ada juga anak yang justru membutuhkan tiger parenting untuk mengoptimalkan daya dan potensi yang dimiliki.
“Dengan demikian, tidak dapat dipastikan secara mutlak dan pasti gaya pengasuhan mana yang paling berisiko bagi perkembangan anak. Namun, masing-masing gaya pengasuhan memiliki dampak positif dan negatif. Jika ditelusuri lebih lanjut, segala sesuatu yang berlebihan tentunya tidak baik bagi hasil akhir yang diharapkan, yakni dalam hal ini adalah kematangan perkembangan anak,” jelas Monica kepada Parentalk.
Oleh sebab itu, orang tua harus mengenali betul karakteristik diri sendiri maupun karakteristik anak untuk dapat menentukan gaya pengasuhan yang paling tepat untuk diterapkan pada masing-masing anak.
Lantas, gaya pengasuhan seperti apa yang paling disarankan?
“Gaya pengasuhan yang memiliki keseimbangan antara tuntutan (demand) dan pemberian dukungan atau kehangatan (respons) paling disarankan. Yakni, authoritative parenting. Untuk dapat mencapainya, orang tua membutuhkan kombinasi dari beberapa jenis pengasuhan seperti free-range parenting, attachment parenting, dan elephant parenting,” tutup Monica.
Referensi: artikel “What type of parent are you? Lawnmower? Helicopter? Attachment? Tiger? Free-range?” pada USA Today