Era digital terus berkembang, tapi bukan berarti kemampuan menulis tangan tak lagi diperhitungkan. Menurut Pakar Edukasi Anak Nurman Siagian, sebuah studi mengungkapkan, ketangkasan memegang pensil anak yang masuk SD mulai berkurang karena pengaruh (kebiasaan bermain) handphone. Padahal, kebiasaan menulis tangan berpengaruh terhadap kecerdasan, daya ingat, juga kreativitas anak.
Meski anak belum bersekolah, kita bisa lho, membiasakan sejumlah hal di rumah agar nantinya anak memiliki minat menulis tangan. Berikut beberapa kebiasaan yang mendorong anak gemar menulis.
Tumbuhkan minat membaca
Penulis Cilik Fayanna Ailisha bercerita, dulu ia sering dibacakan buku oleh orang tuanya. Tepatnya, sejak ia berusia setahun. Kebiasaan itu konsisten dilakukan meski Fayanna belum memahami isi buku dan belum bisa membaca.
“Sebaiknya bacakan buku sebelum tidur karena suka kebawa mimpi,” jelas Fayanna saat menjadi narasumber talk show “Membangun Generasi Cerdas Indonesia Melalui Kebiasaan Menulis.”
Sejak berusia setahun pula, sang ayah rutin mengajak Fayanna ke toko buku. Kebiasaan-kebiasaan inilah yang membuatnya kini gemar menulis dan berprestasi dalam bidang literasi. Buktinya, siswi kelas VII ini telah menerbitkan 42 novel.
Bertukar pesan lewat tulisan
Orang tua dapat membiasakan bertukar pesan dengan anak untuk menumbuhkan minat menulis tangan. Misalnya, dengan menuliskan memo berisi kata-kata penyemangat atau apresiasi atas kebaikan yang si kecil lakukan. Ayah atau Ibu bisa menempelkannya di depan kulkas agar seluruh anggota keluarga juga bisa melihatnya.
Menurut Praktisi Mindful Parenting Melly Kiong, hal ini akan mendorong anak untuk menceritakan hal-hal baik yang ia lakukan.
“Komunikasi tak hanya secara verbal. Bangun komunikasi lewat cara-cara yang cerdas. Misal, anak saya yang masih TK belum bisa membaca, tapi saya selalu menuliskan sesuatu pada anak sebelum berangkat kerja,” ungkap Praktisi Mindful Parenting Melly Kiong saat sepanggung dengan Fayanna di acara yang sama.
Yap, kebiasaan bertukar pesan lewat tulisan sangat baik diterapkan, khususnya oleh ibu bekerja yang tidak punya banyak waktu bersama anak di rumah. Dengan begitu, anak akan mempersepsikan Ibu dengan tulisan yang baik-baik.
Jika anakmu sudah bersekolah, ajak ia untuk bertukar pesan lewat korespondensi. Teman korespondensi bisa rekan sekolah, tetangga, atau anak seusianya yang tinggal di luar kota tempat tinggalmu. Dengan memiliki sahabat pena, ia akan lebih semangat lagi dalam menulis.
Dorong anak untuk konsisten menulis
Menurut Fayanna, orang tua bisa mengajak buah hati untuk membiasakan menulis setiap hari walau sedikit saja. Kalau anak masih balita, cukup tawarkan kertas dan pensil agar ia bisa mencorat-coret sekehendak hatinya.
Jika anakmu sudah bersekolah, ajak ia menulis cerita sehabis menyelesaikan hal-hal penting Tapi, ingat, jangan pernah memaksakan anak bila ia tidak mau. Kebiasaan menulis tentunya membutuhkan niat dan kemauan diri sendiri.
(Febi/ Dok. Shutterstock)