Ayah dan Ibu hendak menitipkan anak ke daycare? Pahami dulu ragam tantangannya. Kalau sebelumnya Parentalk membahas nilai plus, kali ini kita ulas risiko menitipkan anak di daycare, ya!
Tak adanya ruang pribadi untuk anak
Secara umum, suasana daycare kerap ramai kecuali jam tidur siang. Anak-anak berlarian, berebut mainan, menangis, atau saling bersaing merebut perhatian gurunya. Si kecil pun akan sulit mendapatkan ketenangan. Ia juga tidak bisa melarikan diri dari anak-anak yang lain.
Kecemasan akan perpisahan (separation anxiety)
Orang tua dan anak tentu akan menghadapi tantangan besar ini ketika si kecil mulai dititipkan di daycare. Anak cenderung menangis histeris di hari-hari pertama. Setelah beberapa minggu, anak mulai beradaptasi dan memahami lingkungan barunya. Ia pun tak lagi cemas setelah orang tua beranjak pergi.
Risiko tertular penyakit
Ini dia tantangan yang paling ditakutkan kebanyakan orang tua. Si kecil yang bersentuhan dengan banyak anak dalam satu ruangan tentu lebih mudah tertular penyakit. Apalagi, bila daya tahan tubuhnya sedang tidak optimal. Ragam penyakit yang rentan tertular seperti common cold (dengan gejala batuk dan pilek), flu singapura, diare, campak, cacar, dan lainnya yang dapat ditularkan lewat droplet (percikan air liur saat bersin) atau wadah makan bersama. Karena itulah, pastikan vaksinasi anak sudah lengkap ketika dititipkan di daycare.
Risiko menghadapi perilaku agresif dari anak lebih besar
Daycare menerima anak dari berbagai usia. Bahkan, ada pula daycare yang menerima bayi di bawah enam bulan. Anak-anak yang pendiam dan pemalu rentan menjadi target perilaku agresif anak-anak yang dominan, bertubuh lebih besar, atau berusia lebih tua.
Belum lagi, sebagian anak balita cenderung agresif karena memang lagi masanya. Misal, adanya keinginan untuk memukul, menggigit, atau mendorong anak lainnya ketika ia merasa kesal akan sesuatu. Karena itulah, orang tua perlu memantau gerak-gerik anak untuk mengantisipasi kemungkinan bullying.
@afifahhaq: Pernah coba ke daycare dua hari. Di hari kedua anakku dapet ‘oleh-oleh’ memar di tangan kaya bekas digigit dan dicubit. Waktu itu anakku baru berusia enam bulan. Semenjak itu, saya jadi ogah ke daycare.
Aturan mengikat
Biasanya daycare memberikan layanan dari pagi hari hingga petang saja. Bila anak dititipkan melebihi jam operasional, orang tua akan dikenakan lebih bayar. Ini berarti Ayah dan Ibu tidak bisa leluasa kerja lembur.
Selain itu, daycare tutup saat akhir pekan dan hari-hari libur nasional. Tentu buat Ayah dan Ibu yang tidak mempekerjakan pengasuh, siap-siap menyertakan si kecil ke mana-mana, ya! Ucapkan selamat tinggal juga pada keinginan untuk bangun siang.
Bagaimana jika anak sakit? Kebanyakan daycare enggan merawat anak yang demam karena mengkhawatirkan penularan virus ke anak-anak lainnya. Jadi, Ayah atau Ibu mesti siap-siap cuti kalau anak harus istirahat total di rumah.
Perihal biaya
Biaya daycare tergantung program dan fasilitas yang ditawarkan juga durasi menitipkan anak. Misal, biaya penitipan untuk 10 jam dan 6 jam tentu berbeda. Apakah biaya daycare lebih mahal dari pengasuh? Jawabannya, relatif. Ada daycare yang biaya bulanannya lebih mahal atau malah setara bila dibandingkan dengan gaji pengasuh.
Semoga berbagai pertimbangan tadi bisa mencerahkan Ayah dan Ibu.
Referensi: Raising Babies: Why Your Love Is Best oleh Steve Biddulph
(Febi/ Dok. Pixabay)