Siapa Ibu-ibu di sini yang mewajibkan anak menghabiskan makanannya? Sebagai Ibu yang sudah bersusah payah dan penuh cinta memasak untuk si kecil, rasanya sulit menahan godaan tersebut, ya. Saya terkadang juga suka khilaf, kok, Tapi, seharusnya bukan kuantitas makanan yang menjadi acuan utama kita, melainkan tanda lapar dan kenyang pada anak.
Menurut Dokter Spesialis Anak Ranti Astria Hannah, anak dapat menunjukkan sinyal lapar dan kenyang dari tubuhnya. Terlebih, tanda lapar dan kenyang antaranak berbeda-beda.
Tanda lapar
Beberapa tanda di bawah ini dapat Ibu jadikan acuan untuk mengetahui bahwa anak sedang lapar atau tidak.
- Anak menunjuk makanan.
- Saat sesendok makanan diangkat, anak mencondongkan badan ke arah sendok tersebut dan mengejarnya
- Si kecil membuka mulut dan tangannya terkatup saat melihat makanan
- Anak bersemangat melihat makanan
Tanda kenyang
Tidak seantusias sebelumnya saat lapar, anak menunjukkan salah satu atau beberapa tanda di bawah ini ketika kenyang.
- Anak yang tadinya condong ke depan sekarang duduk bersandar dan menjauh dari meja.
- Si kecil berpaling dari sendok saat hendak disuapi makanan.
- Anak memainkan alat makan atau makanannya.
- Ia mengatupkan mulut saat disuapi makanan.
Sebagian Ibu mungkin kecewa ketika mendapati setengah porsi makanan saja yang dihabiskan si kecil. Meski begitu, dr. Ranti menyarankan Ibu untuk lebih legowo menghadapi anak yang sudah kenyang. Soalnya, keengganan untuk meneruskan makan adalah sinyal alami dari tubuh anak.
Sistem sinyal lapar dan kenyang
Sang Pencipta telah membekali tubuh manusia dengan sistem sangat sempurna untuk mengenali tanda lapar dan kenyang yang disesuaikan kebutuhan tubuh.
“Misalnya, di bagian bawah tubuh kita itu ada berbagai macam organ, salah satunya lambung. Kalau lambung kita kosong, dia akan mengirim sinyal ke otak yang mengatakan “lapar.” Ada juga usus yang akan mengirimkan sinyal “stop makan” bila sudah terisi makanan,” jelas dr. Ranti.
Meski anak memiliki sistem alami untuk menandakan lapar atau kenyang, Ranti menyarankan orang tua untuk melatihnya. Soalnya, ada anak yang tidak terlatih untuk mendengarkan sinyal lapar dan kenyang. Hal itu justru akan membentuk perilaku makan yang buruk. Misal, anak memiliki sinyal lapar yang hanya bisa dipuaskan dengan makanan tidak bergizi.
Melatih sinyal lapar anak
Dengan menerapkan responsive feeding alias pemberian makan responsif, anak dilatih untuk mengenali juga mematuhi sinyal lapar dan kenyang tubuhnya. Berikut beberapa tips pemberian makan responsif dari dr. Ranti.
Terapkan jadwal makan rutin
Coba susun jadwal rutin untuk waktu sarapan, makan siang, makan malam, juga makan selingan (snack), bagi anak.
“Bila anak memiliki jam makan yang pasti dengan pemberian makan yang tepat, sistem sinyal akan mengikuti waktu tersebut. Jika sarapan jam 7 pagi, otomatis jam segitu anak sudah merasa lapar. Sekalinya enggak dikasih makan, dia akan gelisah,” terang dr. Ranti.
Batasi waktu makan
Durasi makan seharusnya tidak lebih dari 30 menit. Menurut dr. Ranti, setelah lewat dari setengah jam, anak biasanya tidak sensitif lagi dengan sinyal kenyang karena makanan sudah masuk ke usus.
Porsi sesuai usia anak
Ibu juga sebaiknya emahami rekomendasi porsi makan anak berdasarkan usia.
“Misal, anak 6 bulan enggak mesti menghabiskan semangkuk karena rekomendasinya 3-4 sendok makan saja,” terang dr. Ranti.
Biarkan anak makan sesuai keinginan dirinya
Jangan menjadikan makanan sebagai hukuman atau hadiah untuk anak. Hindari pula paksaan untuk mencoba atau menghabiskan makanan. Hal-hal itu akan membuyarkan sinyal lapar dan kenyang pada si kecil.
Kurangi gangguan eksternal
Minimalkan gangguan seperti TV, gadget, mainan, atau adu cepat menghabiskan makanan. Menurut dr. Ranti, gangguan tersebut juga dapat membuyarkan sinyal lapar dan kenyang tubuhnya.
Percaya pada tubuh anak
Ibu harus percaya bila anak berkata kenyang atau menunjukkan sinyal kenyang. Ranti turut meyakinkan para ibu untuk tidak perlu khawatir anak kurang makan karenanya.
“Ibu cukup menyediakan makanan terbaik untuk anak,” jelas dr. Ranti.
Semoga tips responsive feeding di atas dapat membantu Ibu melatih anak sensitif terhadap tanda lapar dan kenyang yang dimilikinya.
(Febi/Dok. Pixabay)