Parents, ada aja ya masalah rumah tangga itu mulai dari yang internal sampai eksternal. Terkadang selesai satu masalah, datang lagi masalah baru, apalagi buat yang baru menikah masih banyak banget penyesuaiannya.
Sebenarnya bukan hal yang aneh kalau masalah rumah tangga itu selalu ada, namanya juga kehidupan, kan? Masalahnya, kita oversharing gak nih sama masalah yang lagi kita hadapin sama pasangan?
Mulai dari curhat blak-blakan di media sosial, posting kutipan-kutipan yang mewakilkan perasaan sedih dan masalah yang dihadapi, atau ngomongin langsung tentang pasangan ke keluarga dan sahabat. Bisa jadi. itu tandanya kita udah oversharing sama masalah yang lagi dialamin.
Segala hal yang berlebihan itu emang gak baik. Berikut ini dampak oversharing masalah rumah tangga dilansir dari berbagai sumber.
Merusak kepercayaan pasangan
Jangan berasumsi pasangan kita akan merasa biasa-biasa saja kalau masalahnya diceritakan, meskipun itu pada orang yang kita percaya. Kebanyakan orang gak suka kehidupan pribadinya ‘dibocorkan’ ke orang lain.
Apalagi kita sebagai pasangannya malah menceritakan masalah-masalah yang sedang dihadapi bersama. Pasangan bisa saja merasa dirinya gak dihargai dan disepelekan karena kita lebih memilih mencurahkan di media sosial ataupun ke orang lain.
Membuat orang lain berpandang negatif ke pasangan
Sebenarnya hal yang umum kalau kita curhat dengan teman dekat tentang pasang surut hubungan kita dengan pasangan. Bisa saja tujuannya untuk mengungkapkan sesuatu, mencari sudut pandang yang berbeda.
Namun kalau ini terlalu sering dilakukan, kemungkinan teman kita menyimpan perasaan negatif. Misalnya aja, kita sudah mulai baikan dan mencoba memperbaiki hubungan lagi tetapi orang lain masih merasa kesal dengan pasangan kita.
Keluarga jenuh mendengar kondisi rumah tangga kita dan pasangan
Seandainya kita terus-menerus membagikan masalah yang dialami pada keluarga, kemungkinan besar mereka jadi jengkel dan gak menghargai. Lama-kelamaan, mereka hanya akan pura-pura mendengarkan sedangkan kita menceritakan apa yang seharusnya gak perlu diketahui siapapun.
Membuat banyak orang tahu kalau kita sedang berada dalam masalah
Membuat status menyedihkan, mengunggah kutipan yang menyinggung pasangan, curhat di media sosial tentang perasaan kita gak selalu membuat orang berempati. Malah bisa saja kita dijadikan bahan gosip.
Setiap orang ingin terlihat bahagia, lantas buat apa kita terus-terusan menunjukkan kesedihan dan masalah di media sosial?
Kalau sudah begitu, bukan hanya pasangan saja yang terlihat negatif tapi diri kita juga. Kita dianggap belum dewasa untuk memecahkan masalah dan mencari solusi dalam rumah tangga.
Boleh saja kita membuka diri pada satu atau dua orang kepercayaan, itu masih batas wajar. Justru yang dikhawatirkan ketika kita terus menceritakan masalah rumah tangga pada banyak orang meskipun masalah yang dihadapi masih cukup sepele.
Bila dalam masalah rumah tangga sudah terjadi kekerasan kita harus melaporkannya pada orang terdekat, profesional seperti psikolg atau psikiater, dan penegak hukum.