Dikutip Databoks, data dari IQAir kualitas udara di Jakarta terburuk ketiga di dunia pada Selasa (6/6) pukul 09.40. Indeks kualitas udara berada di angka 152 dengan polutan utamanya PM 2,5 dan nilai konsentrasi 57 µg/m³ (mikrogram per meter kubik).
Menurut World Health Organization, standar kualitas udara ideal memiliki bobot konsentrasi PM 2,5 antara 0 sampai 5 mikrogram per meter kubik. Kondisi ini memberikan dampak buruk bagi pernapasan terutama pada anak-anak.
Berdasarkan penjelasan dokter spesialis paru dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Feni Fitriani, Sp.P(K) mengingatkan bahaya yang dapat terjadi pada anak akibat kualitas udara khususnya di Jakarta yang sedang buruk.
“Untuk anak-anak, kondisi polusi udara yang seperti ini biasanya akan meningkatkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berulang,” kata Feni seperti yang dikutip Antara.
Meski begitu, ada beberapa cara yang bisa kita usahakan agar anak tetap terlindungi dari bahaya polusi udara.
Memeriksa prakiraan polusi udara harian
Prakiraan cuaca memberikan beberapa warna untuk memberi tahu saat udara kurang sehat di sekeliling kita. Parents bisa melihat laporan udara melalui program berita atau melalui aplikasi smartphone seperti Nafas, AirVisual, maupun UdaraKita.
Gunakan penyaring udara (air purifier)
Pasanglah pembersih udara di rumah ataupun mobil agar bisa menyaring polusi yang mungkin ada di dalam mobil. Gunakan juga alat pembersih udara di rumah, terutama di ruangan yang sering ditempati anak seperti kamar tidur atau ruang bermain.
Meletakan tanaman penyerap polusi di dalam rumah
Beberapa tanaman cuma bisa memperindah ruangan, tapi juga bisa menyerap polusi udara dalam ruangan. Parents bisa menggunakan tanaman bunga krisan, lidah mertua, bunga peace lily, maupun pakis boston.
Mengurangi aktivitas di luar rumah saat polusi sedang tinggi
Ketika lingkungan tempat tinggal penuh dengan asap kendaraan dan prakiraan cuaca menilai area sekeliling sedang mengalami polusi tinggi, sebaiknya larang si Kecil untuk terlalu lama beraktivitas di luar rumah.
Membiasakan kebiasaan baik
Ajarkan si Kecil kebiasaan baik seperti rajin mencuci tangan, menggunakan masker saat berada di luar rumah, terutama ketika di jalan raya atau tempat keramaian. Ini sangat berguna dalam melindungi anak dari penyebaran infeksi saluran pernapasan.
Orang tua kurangi merokok dan jauhi anak dari perokok
Asap rokok termasuk faktor penyebab pencemaran udara. Mengurangi rokok sangat penting untuk menjaga kesehatan dan orang sekitar kita. Asap rokok menjadi lebih berbahaya ketika di dalam ruangan.
Menggunakan produk ramah lingkungan
Produk ramah lingkungan gak berbahaya terhadap lingkungan, baik saat proses produksi maupun saat mengonsumsinya. Parents bisa memilih produk yang berlogo organik, eco-labelling, maupun no animal testing.
Parents, sudahkan menerapkan cara tersebut? Yuk, kita sama-sama menjaga lingkungan dan melindungi si Kecil dari polusi udara yang sedang buruk-buruknya.