Hai Parents, minggu lalu Bumin menghadiri acara Temu Pendidik Nusantara VIII (TPN), agenda ini diselenggarakan secara virtual selama dua hari pada 20 sampai 21 November 2021. Program tersebut sebagai wadah untuk para pendidik agar bisa saling praktik dalam bentuk konferensi tahunan.
Acara yang dibesut Yayasan Guru Belajar itu memfokuskan kegiatan kampanye yang bertema “Asesmen Mendesain Ekosistem yang Merdeka Belajar”. Tahun ini, sebanyak 8.672 peserta dan 1.000 pembicara dari 155 daerah di Indonesia dan 13 negara menghadiri kegiatan TPN.
Menarik, yah? Makanya Bumin semangat banget buat ikutan acara pendidikan ini.
Meski nama acaranya pendidik, bukan hanya guru ataupun dosen aja yang boleh hadir, Bumin sebagai orang tua bisa mengikuti program ini, lho. Memang selama ini masih ada miskonsepsi kalau udah ngomongin pendidikan ya cuma ada guru aja, padahal nggak begitu.
Lingkup pendidikan itu ada luas banget. Ada murid, kepala sekolah, pengawas, dan orang tua untuk berkolaborasi dalam pendidikan. Bagaimanapun orang tua adalah pendidik pertama sebelum Si Kecil belajar dengan gurunya di sekolah. Setuju, kan?
Terutama di masa pandemi ini, terasa sekali kita harus bersatu padu untuk tetap memenuhi kebutuhan anak terhadap pendidikan. Meski nggak bisa ketemu, guru dan sekolah berusaha memberikan pengetahuan dari jarak jauh dengan metode pembelajaran yang menarik.
Begitu juga Parents, udah tahu deh ya, rasanya gimana nemenin anak sekolah online selama pandemi. Di momen ini guru dan orang tua harus kompak demi Si Kecil tetap mendapat pengajaran.
Serunya lagi, ada beragam kelas menemani para pendidik dan orang tua untuk membahas berbagai topik pendidikan dan non pendidikan. Salah satu tema yang Bumin suka, yaitu cara menangani anak yang melakukan pelanggaran menurut Guru SMK Muhammadiyah Kota Pekalongan, Ratno Kumar. Bumin jelasin yah..
Nggak memposisikan diri kita sebagai penghukum
Jangan sampai nih Si Kecil mau memperbaiki kesalahannya karena motivasi eksternal, misalnya rasa takut akan dihukum oleh Parents. Nah, ketika anak di luar jangkauan kita, mungkin saja ia akan melakukan kesalahannya lagi.
Jangan sampai memaklumi kesalahan
Biasanya kita pengen jadi orang tua yang dekat dengan anak seperti teman, namun kita harus tetap tegas pada peraturan, ya. Jangan sampai kita memaklumi pelanggaran yang dilakukan Si Kecil, tetap harus memberi tahu bahwa kesalahannya bisa merugikan diri sendiri atau orang lain.
Nggak selalu memberikan hukuman
Pelanggaran harus dibayar dengan hukuman? Nggak juga, kok. Lebih baik kita berikan konsekuensi yang logis dengan menerapkan prinsip respect, relate, dan rational. Misalnya Si Kecil suka mencontek, kita jelaskan apa akibatnya jika dia terus bergantung pada orang lain setiap ujian atau pelajaran.
Oh iya, kalau memang harus diberikan hukuman, pastikan hukuman itu nggak mempermalukan dirinya dan tetap masuk akal, yah.
Begitulah yang Bumin dapat dari kegiatan Temu Pendidik Nusantara VIII, seru banget dan menambah wawasan dalam mendidik anak. Buat Parents, jangan lupa untuk terus berkolaborasi dengan para pendidik ya, agar anak kita bisa menerapkan pendidikan yang baik untuk masa depannya.