Parents, sudah setahun lebih kita menghadapi pandemi Covid-19 dan keadaan masih belum juga membaik. Apalagi sekarang ada aturan PPKM Darurat, aturan semakin ketat karena virus makin cepat menyebar.
Memang sih, pemerintah mengetatkan aturan untuk WFH 100%. Tapi masih ada juga kok, perusahaan yang boleh menerapkan WFO. Mungkin, tempat kerja Parents salah satunya?
Keadaan lagi kaya gini, terus harus keluar rumah, rasanya khawatir banget takut bawa virus dan nularin ke keluarga terutama si Kecil. Takutnya jadi ada penyebaran Covid-19 di klaster keluarga.
Untungnya Bumin sempet ngobrol sama dr. Jaka Pradipta Sp.P, pas banget kita bahas penyebaran Covid-19 di lingkungan keluarga. Nah, kalau gitu, Bumin langsung bocorin aja ya, tips mencegah penyebaran Covid-19 di klaster keluarga. Simak baik-baik, yah..
Pakai masker di dalam rumah
Ini maksudnya bukan selama di rumah harus selalu pakai masker ya. Ini digunakan saat kita merasa sedang nggak enak badan, flu, batuk, dan gejala lainnya. Selain itu, setelah kita nggak sengaja kontak sama orang yang positif Covid-19.
Misal keadaan itu Parents alami, sebaiknya tetap pakai masker saat kontak dengan keluarga di rumah. Atau supaya lebih jaga-jaga, Parents bisa melakukan karantina atau segera tes swab.
Perlu diingat juga, kita harus jaga jarak dengan orang tua. Sebab imunitas mereka mulai menurun seiring bertambahnya usia. Jadi sangat rentan.
Melepas masker dengan benar
Melepas masker nggak asal tarik aja ya, Parents. Cukup dengan melepas di bagian tali masker aja. Lalu gunting tali masker supaya nggak digunakan ulang oleh pihak yang nggak bertanggung jawab. Setelah itu jangan lupa cuci tangan.
Perhatikan cara membuang masker
Menurut dr. Jaka, virus yang menempel di lapis penyaring masker bisa kesebar karena tertiup angin. Maka itu sebaiknya, buang masker ke tong sampah yang tertutup, khusus sampah infeksius. Jadi terpisah dengan sampah lain, sehingga nantinya di tempat pembuangan sampah lebih mudah dikelola.
Sediakan kotak P3K
Selain ada obat dan vitamin siapkan juga termometer dan oksigen. Gunakan ketika ada gejala meriang, batuk, atau sesak. Bila merasa kondisi makin memburuk dan nggak kunjung sembuh segara periksa ke dokter dan lakukan tes swab.
Kondisi rumah siap untuk isoman atau karantina
Misalnya salah satu anggota keluarga ternyata ada yang positif, kemungkinan kita juga akan tertular. Namun perlu waktu untuk melihat hasilnya, karena masa inkubasi virus itu selama 2 minggu.
Untuk anggota keluarga yang positif Covid-19, segera lakukan isoman atau perawatan di rumah sakit, dan tergantung kondisi. Tapi yang perlu dicatat, kalau ternyata kita negatif, jangan senang dulu, kita juga perlu melakukan karantina.
Takutnya, ketahuan positifnya setelah beberapa hari atau seminggu kemudian, dan ternyata kita udah kontak sama banyak orang. Jadi kalau salah satu orang di rumah ada yang positif, kita karantina juga ya, Parents.
Oh iya, karantina dan isoman itu berbeda ya, Parents. Isoman itu menutup diri dari lingkungan dan terus memantau gejala dan kondisi kesehatan tubuh. Sedangkan karantina perlu memantau hasil tes swab, dan disarankan nggak ketemu banyak orang karena lagi dalam keadaan berisiko positif.
Sekali lagi, Bumin ingetin untuk hati-hati ya, Parents.. Seandainya kita dan pasangan terkena virus Covid-19, usahakan si Kecil nggak dititipin sama orang tua dan memiliki komorbid karena sangat berisiko. Simak penjelasan selengkapnya dari dokter Jaka Pradipta, di video ini ya.