Parents, masalah keluarga itu gak bisa kita hindari, pasti akan selalu muncul baik itu masalah yang sepele ataupun serius. Percaya deh, gak ada keluarga yang sempurna, justru kekurangan itu ada untuk melengkapi, hidup terlalu ‘datar’ juga bikin hambar, ‘kan?
Konflik yang terjadi pada keluarga biasanya disebabkan oleh perbedaan pendapat. Terkadang adanya salah paham satu sama lain dan kesimpulan yang salah. Meski wajar terjadi, tetap aja masalah keluarga harus segera kita selesaikan.
Yuk, langsung kita lihat problem keluarga yang paling umum terjadi dan bagaimana cara untuk mengatasinya. Simak yang serius, ya! 😀
Masalah keuangan
Salah satu pemicu stres terbesar dalam hubungan apapun adalah keuangan. Tertekan karena keuangan bisa menimbulkan stres dan berpengaruh terhadap hubungan dalam keluarga. Penyebabnya pengelolaan uang yang kurang baik, utang yang meningkat, dan masalah keuangan lainnya.
Solusi yang bisa kita lakukan dalam menghadapi masalah keuangan keluarga, bisa dimulai dari membuat anggaran bulanan. Kurangi pengeluaran yang gak diperlukan juga bisa membantu, lalu terbuka terhadap pasangan tentang keuangan. Bila diperlukan, Parents bisa melakukan konsultasi pada perencana keuangan atau financial planner.
Komunikasi yang buruk
Membangun komunikasi yang baik dalam keluarga bukan hal yang mudah. Gak semua anggota keluarga seperti pasangan atau anak bisa terbuka terhadap masalah yang sedang dihadapi. Kebanyakan dari mereka takut akan dihakimi ketika menceritakan masalah yang sedang dialami. Jangan sampai, keluarga menghadapi masalahnya sendiri-sendiri.n
Cobalah mengajak pasangan atau anak untuk terbuka, awali dengan kita yang bercerita tentang apa yang dirasakan hari ini. Bukalah topik saat bersantai dengan keluarga misalnya saat makan malam atau menonton TV, awali dengan berdiskusi tentang hal apapun.
Pengasuhan anak
Mengurus anak bukan suatu hal yang mudah dan pasti gak segampang teorinya. Menghadapi tahap perkembangan anak bisa membuat orang tua stres dan kelelahan. Belum lagi, adanya perbedaan pendapat soal cara pengasuhan anak terhadap anggota keluarga lainnya.
Kita dan pasangan bisa belajar untuk lebih kompak dalam pengasuhan anak. Ayah dan ibu perlu bergantian dalam mengasuh si Kecil. Miliki gaya pengasuhan yang sama, jangan terlalu mendengarkan komentar orang lain yang belum tentu pas untuk kita dan anak.
Work-life balance
Gak semua orang bisa menyeimbangkan kehidupan dan pekerjaan, apalagi untuk ayah dan ibu yang sama-sama bekerja. Hal ini dapat menimbulkan masalah tertentu, keinginan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga namun harus dikalahkan dengan adanya pekerjaan yang menjadi mata pencaharian kita.
Salah satu solusinya, memisahkan urusan kantor dan rumah. Fokus agar bisa cepat dan tepat dalam menyelesaikan pekerjaan, tujuannya agar kita bisa punya waktu untuk keluarga. Kalau memungkinkan, kita bisa meminta pertolongan pada rekan kerja untuk berbagi tugas pekerjaan.
Terlalu sering adu argumen
Berbeda pendapat dalam keluarga itu gak ada salahnya kok, pasti setiap orang punya cara pikirnya masing-masing. Namun, kalau jadinya terlalu sering adu argumen sampai berkelahi, tentunya bisa merusak hubungan keluarga dan bikin frustasi.
Dilansir The International Psychology Clinic, terkadang ini semua tentang bagaimana kita berdebat dan bukan tentang apa yang diperdebatkan. Jadi tetaplah tenang, bila argumen sudah mulai memanas kita bisa mengalah terlebih dahulu.
Pembagian tugas rumah tangga
Rasanya gak semua orang senang mengerjakan tugas rumah tangga, terutama bagi pasangan yang kurang peka terhadap tugas rumah. Biasanya kemarahan akan meledak ketika tugas rumah tangga hanya dilakukan oleh satu orang saja dan gak ada yang membantu.
Buatlah jadwal piket untuk mengerjakan tugas rumah tangga. Misalnya, tugas memasak ibu, mencuci ayah, dan memberes rumah dilakukan bersama-sama dengan si Kecil.
Sulit mengatur jarak pada keluarga
Maksud jarak di sini bukan menjauh dari keluarga, bagaimanapun dalam keluarga itu memerlukan adanya jarak, lho. Ada waktunya bagi kita untuk menyendiri atau me time, terlalu berlebihan dekat dengan keluarga juga dapat menjadi masalah, misalnya jadi kurang mandiri bahkan bisa kurang pergaulan.
Setiap hubungan termasuk yang harmonis sekalipun perlu ruang untuk menyendiri. Setiap orang memiliki privasi dan kebebasannya, jadi aturlah jarak dalam keluarga sebaik-baiknya. Jangan terlalu menjauh, tapi kita tetap bisa merasa dekat dengan keluarga.
Parents, masalah keluarga apa yang pernah dialami? Semoga dengan adanya kekurangan ataupun masalah dalam keluarga, bisa membuat kita menjadi lebih kompak dan saling memperbaiki diri, ya.
Family where life begins and love never ends. 🙂