Artikel ini merupakan lanjutan dari Ibu Bekerja, Ayah Mengurus Rumah Tangga. Hendriko Andreas Josep alias Rico lebih banyak terlibat dalam urusan rumah tangga bila dibandingkan istrinya, Hon Nie, yang sehari-hari bekerja kantoran. Rico pun sebagai ayah lebih sering di rumah.
Pembagian peran ini telah melalui diskusi dan pertimbangan yang panjang, bahkan hingga menuai pro dan kontra di kalangan keluarga. Namun, keputusan Rico bekerja lepas sambil berwirausaha demi mendampingi buah hati mereka ternyata menuai manfaat berarti. Meski begitu, dukungan orang-orang terdekat juga sangat diperlukan.
Orang tua turut membantu
Kewajiban untuk mengurus dua anak tentu bukan hal mudah. Terlebih, Rico dan Hon Nie tidak mempekerjakan asisten rumah tangga atau ART sementara waktu karena belum menemukan kandidat yang cocok. Beruntung, mertua Rico membantu mereka menjaga si bungsu di hari-hari kerja dalam setahun terakhir walau di rumah yang berbeda. Dengan begitu, Rico bisa fokus mendampingi sang kakak dan membantu urusan rumah tangga di rumah orang tuanya.
“Kadang saya harus repot bolak-balik juga ketemu si Dre saat malam, terkadang pagi atau siang, untuk menemani dia di sana. Tapi, waktu masih ada ART, setelah antar Darren, saya ikut bantu ngurusin Dre, seperti kasih makan. Kalau sudah jam tidur, orang tua saya yang menemani, sementara saya bisa ke luar (untuk kerja),” jelas Rico.
Akhir pekanlah waktu bagi Rico beserta istri dan anak-anaknya untuk berkumpul bersama.
Tak semua keluarga dapat menerapkannya
Tak dipungkiri, Rico menuai manfaat berharga dengan menjadi ayah yang bekerja lepas. Seperti memiliki banyak waktu dengan anak-anak, mengantarkan si sulung les, juga membimbingnya dalam belajar.
“Kalau ada di rumah, saya bisa mengingatkan dan membantu Darren mengerjakan PR-nya. Sekarang sering kali pada saat saya ke luar, dia itu suka loss sampai malam baru kemudian mengerjakan tugasnya,” terang Rico.
Namun, ia menegaskan tak semua keluarga dapat menerapkan peran yang ia jalani bersama sang istri. Keputusan tergantung pada kesepakatan suami dan istri, situasi rumah tangga, kondisi finansial, juga pihak keluarga yang mendukung.
“Kebetulan istri saya juga banyak mengerti dan dia juga mungkin lebih senang kalau ada yang mendampingi anak-anak di rumah,” tutup Rico dalam wawancara dengan Parentalk.
Semoga kisah Rico dan Hon Nie dapat menginpsirasi Ayah juga Ibu memutuskan pembagian peran dalam keluarga. Pembagian peran ini bisa dibilang contoh kesetaraan gender dalam berumah tangga. Terkadang, ada situasi tertentu yang membuat istri perlu mempertahankan pekerjaannya, misal penghasilan dan karier yang lebih baik dari suami. Tentu berbekal catatan yang telah ditegaskan oleh Rico tadi, ya.
Selamat Hari Perempuan Internasional 2018!
(Febi/ Dok. Hon Nie & Pixabay)