“Duh, anakku aktif banget. Rasanya capek jagain dia terus. Ini wajar enggak, sih? Terkadang saya merasa aktifnya kebangetan.”
Sebagian Ayah atau Ibu mungkin pernah merasa seperti itu. Perlu orang tua ketahui, kebanyakan anak balita punya energi yang besar dan hal ini memang sesuai dengan perkembangan usia mereka.
Kabar baiknya, anak balita sangat aktif menuai manfaat berarti bagi perkembangan fisik maupun emosinya.
Anak tidur lebih baik
Anak balita yang aktif di siang hari lebih mudah terlelap dan tidur lebih nyenyak ketimbang mereka yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan duduk saja. Misal, menonton televisi atau ‘terkunci’ dalam stroller.
Meski begitu, si kecil sebaiknya mulai bisa tenang memasuki magrib. Anak yang lebih aktif menjelang waktu tidur justru akan lebih lama terjaga sehingga kesulitan untuk terlelap.
Anak lebih bahagia
Aktivitas fisik bisa membangkitkan suasana hati karena merangsang zat-zat kimiawi dalam otak, lho. Zat-zat kimiawi ini akan membuat sang buah hati lebih ceria dan tenang. Anak yang ceria dan tenang tentu akan membuat orang tuanya lebih tenang juga, bukan?
Membakar enegi tubuh dengan cara lebih positif
Bagaimanapun, anak balita perlu membakar kelebihan energi yang dimilikinya. Nah, anak balita yang aktif secara fisik punya kesempatan untuk membakar lebih banyak energinya lewat cara yang membangun. Sebut saja bermain bola, menari diiringi musik, bermain sepeda roda tiga, atau menjajal semua wahana di playground.
Dengan selalu aktif, mereka juga dapat lebih baik menghadapi rasa frustrasi. Seperti hal yang kita tahu, anak balita rentan mengalami frustrasi dan hal itu dapat memicu tantrum (ledakan emosi).
Lebih sehat
Kebiasaan tubuh untuk bergerak aktif berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh yang kuat pada orang dewasa. Manfaat serupa juga berlaku bagi anak-anak, lho. Jadi, enggak perlu terlalu sering melarang anak berlarian, ya. Siapa tahu itu bisa membantu tubuh si kecil melawan gejala flunya.
Memiliki nafsu makan yang baik
Memang sih, terkadang sulit mengajak anak untuk makan sebentar di tengah keseruannya bermain. Tapi, gaya hidup yang aktif sebenarnya mempromosikan selera makan yang sehat. Lagipula, semakin aktif si kecil, makin besar pula kebutuhan energinya untuk terpenuhi.
Kemungkinan kecil untuk mengalami kegemukan
Tak hanya memiliki risiko kecil terkena obesitas, anak yang aktif secara fisik di masa-masa balita dan prasekolah juga kecil kemungkinannya untuk mengalami kegemukan. Tubuh yang lebih ramping juga dapat memperkecil risiko penyakit diabetes, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, juga banyak jenis kanker. Anak pun berkesempatan memiliki masa depan yang lebih sehat.
Cenderung tumbuh aktif
Semakin dini anak terbiasa bergerak aktif, makin besar kemungkinan kebiasaan tersebut melekat sepanjang hidupnya. Bergerak aktif merupakan bagian dari gaya hidup sehat, bukan?
Cenderung lebih cerdas
Penulis buku What To Expect The Second Year, Heidi Murkoff dan Sharon Mazel, mengungkapkan penelitian bahwa anak balita yang sangat aktif, kerap mencari stimulasi, juga memiliki rasa ingin tahu yang besar cenderung mencetak skor tes IQ lebih tinggi dan mempunyai kemampuan membaca di atas rata-rata pada tingkat sekolah.
Anak lebih tenang dan berkonsentrasi
Anak akan lebih tenang bila diberikan lebih banyak kesempatan untuk menyalurkan energinya lewat kegiatan fisik. Hal ini dirasakan sendiri oleh Pendiri IndonesiaMontessori.Com Elvina Lim Kusumo. Anaknya, Caleb Kusumo (5 tahun), baru mau duduk dengan tenang setelah kebutuhannya bergerak terpenuhi.
“Caleb juga aktif banget. Saya perhatikan, dia akan lebih konsentrasi saat sudah olahraga atau main ke luar selama satu jam. Jadi, begitu kembali ke rumah, dia sudah keringetan dan sudah benar-benar puas ke sana-ke sini,” jelas Elvina saat menjadi pembicara Meet & Ask Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Matematika pada awal Januari 2018.
Meski banyak sekali manfaatnya, terkadang orang tua kewalahan juga menghadapi anak balita yang begitu aktif sepanjang hari. Pada artikel berikutnya, Parentalk akan menjabarkan tips Menenangkan Anak Balita yang Sangat Aktif, ya!
Referensi: What To Expect The Second Year oleh Heidi Murkoff dan Sharon Mazel
(Febi/Dok. Pixabay & Erlangga For Kids)