Secara teori kesehatan, ada beberapa indikator yang perlu diikuti untuk akhirnya memutuskan mengikuti program kehamilan. Salah satu indikatornya adalah Lingkar Lengan Atas (LiLA) yang seharusnya tidak kurang dari 23,5 cm.
Kenapa harus seperti itu, ya?
Halo, Parents! Semoga hari ini selalu sehat dan lancar-lancar saja ya.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama, kehamilan adalah sebuah proses yang penuh dengan banyak persiapan. Pada umumnya, persiapan seperti kesehatan fisik, mental, sampai soal keuangan, turut menjadi persiapan-persiapan yang memengaruhi suksesnya kehamilan.
Nah, secara spesifik, terutama di persiapan kesehatan fisik, ada persiapan yang terkadang terlepas dari mata kita nih, Parents. Seperti ukuran lingkar lengan atas para perempuan, terkadang karena sibuk dengan persiapan lainnya, hal ini terlewat begitu saja.
Padahal, secara global dan dikeluarkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO – Lingkar lengan atas adalah salah satu indikator kehamilan yang sehat. Baik dari WHO dan Kemenkes atau Kementerian Kesehatan, juga menegaskan batas nilai normal untuk ukran lingkar lengan atas adalah 23,5 cm.
Untuk mengetahui mengapa parameter ini perlu diikuti, mari kita simak bahasan kali ini sampai habis ya, Parents.
Menurut Kepala BKKBN…
Dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), sebagai Kepala BKKBN – menyarankan untuk para calon ibu untuk menunda kehamilan jika lingkar lengan atasnya masih kurang dari 23,5 cm. Hal ini juga memperhitungkan kesehatan si ibu dan calon buah hatinya nanti.
Kemudian, jika berdasar dari laman Kemenkes, jika lingkar lengan atas tidak sesuai dengan yang sudah ditetapkan, maka sang calon Ibu dianggap status gizinya kurang atau Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Pada umumnya, jika lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm, bisa jadi disebabkan oleh kurangnya asupan energi yang berasal dari zat gizi makro seperti karbohidrat, protein dan lemak – serta zat gizi mikro seperti vitamin A, vitamin D, asam folat, zat besi, seng, kalsium dan iodium.
Nah, apalagi, kekurangan asupan gizi tersebut sudah terjadi saat perempuan berada di usia subur yang berkelanjutan, seperti usia remaja, praremaja, sampai masa kehamilan.
Parents, ada beberapa risiko yang akan dihadapi jika semisal tetap memaksakan kehamilan walau lingkar lengan atas tidak sesuai dengan angka yang sudah ditetapkan. Risikonya seperti:
- Bayi dengan berat badan rendah
- Sang Ibu mengalami anemia
- Terjadinya komplikasi persalinan, seperti pendarahan pasca persalinan
- Keguguran
- Preeklamsia
Dilansir dari Kumparan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan jika sang Ibu tidak mempunyai lingkar lengan atas yang sesuai standar, seperti:
- Berusaha memenuhi kebutuhan nutrisi harian dengan asupan makanan sehat
- Menghindari stress berlebihan
- Mengonsumsi suplemen tambahan sesuai anjuran dokter
- Istirahat yang cukup
Masih menurut dr. Hasto – lingkar lengan atas menjadi benchmark atau landasan yang penting untuk kehamilan dan pasca kehamilan – bahkan sampai ke 1.000 hari pertama kehidupan. Karena berkaitan dengan asupan gizi sang Ibu, hal ini tentu berkaitan lagi dengan tumbuh kembang anak di masa emasnya.
Dengan berkorelasi 1.000 Hari Pertama Kehidupan, maka hal ini juga akan berkelanjutan sampai ke isu stunting. Oleh karena itu, wajar jika lingkar lengan atas yang menjadi parameter Ibu dengan asupan gizi yang baik, karena hal ini menyambung dengan stunting dan 1.000 hari pertama kehidupan.
Jadi, sudah cukup jelas ya Parents kenapa lingkar lengan atas menjadi indikator penting untuk diikuti karena hal ini akan berkisambungan dengan beberapa hal fundamental lainnya.