Parents, pernah dengar nggak, pendapatan istri yang lebih besar dari suami lebih rentan bercerai. Kayak masih jadi misteri aja gitu sebagian perempuan yang menduduki posisi manajemen, kehidupan rumah tangganya cenderung nggak awet.
Menurut penelitian, ekonomi itu bukan jadi masalah besar atau satu-satunya alasan untuk bercerai. Namun sebelumnya sudah ada keretakan yang terjadi yaitu masalah komunikasi.
Bumin pun bertanya pada psikolog klinis di Tiga Generasi, Ega Alfath, M.Psi., Psikolog. Apa dong yang sebenarnya membuat rumah tangga retak saat pendapatan istri lebih besar?
Dari penjelasan Mbak Ega, istri yang memiliki pendapatan itu nggak buruk, kok. Malah bisa mengurangi stres karena bisa membantu kebutuhan domestik. Dengan catatan penghasilan istri hanya 40 persen sedangkan suami 60 persen dari pendapatan rumah tangga.
“Stres suami akan semakin tinggi ketika pendapatan istri semakin tinggi, bukan 40 persen lagi. Alasannya karena norma sosial, jadi negara di bagian manapun menganggap bahwa lelaki adalah tulang punggung, itu merekat sekali,” jelas Mbak Ega.
Ketika suami merasa nggak berdaya dalam rumah tangga, itulah yang membuatnya merasa stres dan cemas sebagai lelaki. Sayangnya, lelaki itu lebih cenderung menutupi kerentanan mereka secara emosional.
Jadi dipendam, iya-iya aja, terlihat biasa aja, padahal hati dan pikirannya lagi bergejolak. Perasaannya ini nggak pernah dikomunikasikan sampai akhirnya meledak. Mulai bertengkar, mungkin mulai kesal sama istri karena merasa dirinya seakan nggak berdaya.
Berbeda sama istri, saat punya pemasukan yang tinggi justru lebih merasa punya kemandirian, merasa mampu berdiri di kaki sendiri. Jadi begitu terjadi negosiasi dan tawar menawar dalam hubungan itu akan lebih rendah.
“Ini membuat mereka cenderung mampu untuk bercerai atau nggak, karena mereka merasa bisa menaungi diri sendiri,” katanya.
Gimana nih, Parents yang pendapatannya lebih besar dari suami merasa kayak gitu nggak?
Bila Parents sedang berada di posisi pendapatannya lebih dominan dari suami, sehingga suami jadi sering marah, atau malah istri merasa suaminya belum sanggup untuk mencukupi kebutuhannya, psikolog Egal Alfath memberikan penjelasan, bagaimana menghadapi pendapatan istri lebih tinggi dari suami. Bumin bantu jelasin yaa….
Diskusi tentang peran istri dan suami
Kita bicarakan lagi tentang peran istri dan suami dalam rumah tangga yang kita sepakati. Istri bekerja apa tujuan dan kontribusinya? Istri dan suami perannya apa aja? Kalau suami kurang dalam finansial bisa dinegosiasi bukan berarti jadi bencana besar, bagaimana saling menjadi sosok yang bermanfaat untuk pasangan.
Rutin berkomunikasi
Bukan cuma komunikasi ngobrol soal kerjaan atau anak-anak, namun kita mengkomunikasikan banyak hal termasuk terbuka secara finansial. Mau dikelola seperti apa anggaran yang dipunya, kesepakatan apa yang mau didapat, lalu komunikasikan juga apa yang kita rasa dan pikirkan.
Komunikasi itu membuat kita dan pasangan setara. Jadi nggak ada yang penghasilannya lebih tinggi itu lebih didengar, keduanya berhak didengarkan, dan berhak menyampaikan isi hati dan pikirannya.
Mengingat visi dan misi menikah
Dalam pernikahan ini apa yang kita tuju, keluarga seperti apa yang mau dibangun. Apakah kita tujuan menikah hanya untuk mendapatkan pendapatan yang banyak? Tentunya nggak, pasti ada visi dan misi yang kita miliki dengan pasangan seperti ingin membesarkan anak dengan baik, punya keluarga yang saling menghargai, dll.
Memperkuat aspek lain dalam pernikahan
Dalam pernikahan itu ada banyak sekali aspek seperti gairah, kedekatan dengan pasangan, memberi apresiasi, dan perlu peka terhadap kerentanan satu sama lain. Jadi bagi para istri nggak boleh jumawa, kita punya pendapatan yang besar tapi apa tujuannya?
Di dalam rumah tangga pendapatan bukan hal satu-satunya yang bisa mendefinisikan sehat atau nggak seseora, layak atau tidak dalam berelasi.
Wahh.. Bumin jadi ikut terbuka pikirannya nih. Ya betul, uang memang segalanya ya, tapi ada aja orang yang banyak uannya pun ya hidupnya nggak bahagia. Kenyataannya kebahagiaan yang hakiki kita dapat dari kekayaan hati.
Pasangan bisa perhatian, bisa berbagi tugas rumah tangga udah bikin bahagia, ya kan? Pendapatan istri lebih tinggi memang bikin kita jadi lebih percaya diri tapi perlu diingat lagi tujuan kita dalam pernikahan, apakah hanya ingin berlomba dalam pendapatan?
Yuk, kita terus jalin komunikasi ke pasangan supaya bisa saling mengerti 🙂