“Masa sih kembar, kok ga mirip ya?”
Pertanyaan itu sering saya dapat ketika membawa anak kembar saya kumpul keluarga atau ke tempat umum. Wajah si kembar memang tidak mirip. Apalagi jenis kelaminnya berbeda. Jadi kalau jalan bareng mereka, hampir tidak ada yang mengira kalau anak-anak saya ini kembar.
Kondisi tersebut diberi istilah kembar fraternal atau kembar non identik. Kalau pada kembar identik tiap individunya punya banyak kesamaan, anak kembar fraternal justru banyak tidak miripnya. Mereka hanya memiliki kesamaan khas kakak-adik pada umumnya, jadi tidak sulit buat membedakan masing-masing individu.
Bagaimana Kembar Fraternal Terjadi?
Kembar fraternal atau kembar dizigotik terbentuk dari dua sel telur yang dibuahi oleh dua sel sperma. Menurut obgyn dr. Benny Johan Marpaung, Sp.OG., hal ini dapat terjadi karena saat pembuahan terdapat lebih dari satu sel telur yang matang di tubuh ibu.
Proses tersebut berbeda dengan kembar identik (kembar monozigotik). Pada kondisitersebut, janin kembar terbentuk dari hasil pembuahan satu sel telur dan satu sperma yang kemudian membelah jadi dua atau lebih.
Dalam situs Babycenter disebutkan beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya kembar fraternal. Antara lain faktor keturunan, usia si ibu saat hamil, ras dan sejarah kehamilan sebelumnya.
Wanita yang hamil di usia 30-an berpotensi lebih besar untuk memiliki anak kembar fraternal karena dapat menghasilkan lebih dari satu sel telur di masa suburnya. Wanita yang pernah melahirkan bayi kembar fraternal juga berpeluang lebih besar untuk memiliki anak kembar lagi di kehamilan berikutnya.
Faktor ras ternyata juga berpengaruh lho Bu. Kehamilan kembar lebih banyak dialami orang-orang kulit putih dibandingkan orang kulit cokelat seperti Asia dan kulit gelap seperti Afrika.
Kenapa Kembar Fraternal Tidak Mirip?
Proses pembentukannya yang berasal dari sel telur dan sel sperma berbeda membuat anak kembar fraternal tidak terlihat mirip. Berdasar penelitian, tiap anak hanya memiliki 50% kesamaan pola DNA dengan saudara kembarnya. Kondisi ini berbeda dengan kembar identik yang hampir seluruh identitas genetiknya sama.
Hal tersebut saya buktikan sendiri. Awalnya saya kira perbedaan pada anak kembar saya hanya pada fisiknya yang terlihat, seperti warna kulit dan bentuk rambut. Tapi ternyata saya salah.
Mereka berdua bahkan memiliki golongan darah yang berbeda meskipun tumbuh berbarengan di rahim yang sama. Anak laki-laki saya mewarisi golongan darah A dari ayahnya. Sementara anak perempuan saya memiliki golongan darah O yang sama seperti saya.
Dalam Journal of The Research Society Pakistan disebutkan kalau anak kembar fraternal juga memiliki preferensi berbeda dalam kehidupan sehari-hari. Seperti soal pilihan makanan, ketertarikan pada suatu aktivitas hingga perbedaan karakter. Jadi meskipun lahir dalam ‘satu paket’, anak kembar akan berkembang dengan pribadinya masing-masing.
Tren Kembar Fraternal Meningkat
Menurut Dorret Boomsma, ahli genetik dari Vrije Universiteit Amsterdam, jumlah kelahiran kembar fraternal terus meningkat. Contohnya di Amerika Serikat, sejak 1980 sampai 2011 peningkatan kelahiran anak kembar yang tidak mirip ini mencapai 76%.
Tren kembar dipengaruhi perkembangan teknologi in vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung. Lewat teknologi ini, potensi setiap pasangan untuk memiliki keturunan kembar lebih besar karena dalam prosesnya selalu disiapkan lebih dari satu sel telur.
Sementara dokter Benny menambahkan kalau faktor keturunan dan tingkat kesuburan tetap berperan penting. Mereka yang punya garis keturunan kembar dan sedang dalam masa subur saat berhubungan sangat berpotensi memiliki bayi kembar. Sementara kalau tidak, kemungkinan terjadinya hanya 1:10 ribu.
Nah, apa kamu termasuk yang tertarik memiliki keturunan kembar fraternal? Tentunya tiap anak, baik kembar atau tidak, punya karakter masing-masing yang membuat kehadiran mereka jadi istimewa.
(Dyah/dok: pixabay)