Ini adalah artikel lanjutan dari Sebelum dan Sesudah Menjadi Orang Tua. Yakni, ulasan tentang hal-hal yang menunjukkan transformasi diri saya setelah menjadi ibu. Kalau menurut saya sih, kalau jadi orang tua, cara pandang berubah!
Menyadari setiap anak istimewa
Dulu: rasanya saya mudah sekali mencap seorang anak itu pintar, manis, bandel, atau cengeng. Sesederhana karena saya mudah terkesan atau terganggu dengan tingkah lakunya.
Sekarang: setelah belajar parenting, saya menjadi sadar bahwa setiap anak terlahir unik dan istimewa dengan watak bawaan mereka. Selain itu, anak-anak belajar dengan kecepatan mereka masing-masing. Dengan begitu, menghakimi seorang anak pintar ataupun tertinggal merupakan hal yang tak bijak juga tidak relevan bagi saya.
Lebih bersyukur
Dulu: saya lebih mudah baper alias terbawa perasaan ketika melihat kehidupan orang lain lebih baik dari diri sendiri. Misal, orang lain lebih cantik, kaya, sejahtera, dan sebagainya.
Sekarang: berkaitan dengan poin-poin sebelumnya, pengalaman menjadi orang tua mengajarkan saya untuk mensyukuri nikmat yang ada. Saya percaya Tuhan Maha Adil dan setiap orang tua pasti memiliki kekurangan, kelebihan, dan perjuangannya masing-masing. Bukankah anak yang tumbuh sehat merupakan kenikmatan yang tiada tara?
Menikmati aktivitas luar ruangan
Dulu: sebagian perempuan mungkin sebisa mungkin menghindari aktivitas di luar rumah seperti saya karena cuaca panas, enggan kegerahan, atau khawatir kulit menjadi lebih gelap.
Sekarang: setelah mengetahui besarnya manfaat anak bermain di luar rumah terutama untuk kegiatan fisik, saya mau tak mau ikut menikmatinya.
Lebih sensitif dengan anak-anak
Dulu: menurut saya, semua anak sama saja. Interaksi dengan anak-anak pun kerap kali tak meninggalkan kesan khusus. Malahan terkadang, saya suka kesal kalau harus berhadapan dengan anak kecil yang rewel dan iseng.
Sekarang: kala berinteraksi dengan anak kecil di suatu tempat, saya langsung kepikiran buah hati di rumah. Begitu juga ketika mendapati sepeda kecil secara tak sengaja di suatu tempat, rasanya ingin segera pulang. Apalagi, kalau menyaksikan anak-anak kecil yang harus banting tulang di jalanan demi mencari uang, saya merasa pilu dan ingin menangis karena mengingatkannya akan si kecil. Melihat anak tantrum? Saya memaklumi saja karena memang lagi masanya.
Saya juga jadi lebih reaktif ketika melihat hal sepele yang mungkin dapat membahayakan anak kecil. Misal, keinginan anak untuk naik atau turun tangga seorang diri. Yap, jiwa kebapakan atau keibuan kita pasti langsung keluar.
Berpikir untung rugi
Dulu: namanya masih lajang, kalau saya lagi impulsif menginginkan sesuatu, seringnya sih, langsung jadi kenyataan.
Sekarang: semua orang tua pasti merasakan besarnya pengeluaran setelah memiliki anak. Pengalaman menjadi orang tua pun membuat saya lebih memperhitungkan segala hal terlebih dulu sebelum mengeluarkan uang untuk sesuatu.
Itu versi saya. Kalau Ayah dan Ibu, transformasi apa saja yang kamu rasakan setelah menjadi orang tua?
(Febi/Dok. Pixabay)