Ibu hamil boleh saja berpuasa, asalkan bisa menerapkan pola makan yang baik sehingga ketika menjalani ibadah puasa gak memberikan dampak buruk pada kesehatan. Dalam kondisi tertentu, ibu hamil disarankan untuk gak menjalani puasa dulu demi keselamatan janin.
Menurut dr. Boy Abidin, SpOG(K)-FER, berpuasa hanya mengubah jam makan. Maka saat sahur dan berbuka puasa, ibu hamil wajib memperhatikan gizi makanan yang dikonsumsi.
“Usahakan pada saat sahur mengonsumsi makanan yang lebih tahan lama untuk bisa menjaga kebutuhan gizi selama berpuasa,” kata dr. Boy saat ditemui dalam sebuah acara di Jakarta Selatan.
Artinya, Parents memilih makanan yang memiliki satiety index yang cukup tinggi untuk menghasilkan rasa kenyang. Makanan mengenyangkan memiliki ciri-ciri seperti tinggi protein, tinggi serat, volume tinggi, dan kepadatan energi rendah.
Makanan yang memiliki kandungan tersebut di antaranya adalah kentang rebus, telur, ikan, daging sapi, oatmeal, hingga buah-buahan. Hindari makanan manis saat sahur sebab kadar gula jadi cepat turun, ini bisa membuat kita terasa lebih cepat lapar.
Ketika berbuka, ibu hamil bisa mengonsumsi makanan sebanyak 2 kali. Saat berbuka dan setelah beribadah salat tarawih, pastikan makanan yang dikonsumsi memenuhi gizi mikronutrien dan makronutrien yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Jangan lupa untuk memerhatikan kebutuhan cairan dengan meminum air sebanyak 8 sampai 12 gelas sehari, jangan sampai ibu hamil kekurangan cairan dan mempengaruhi produksi cairan ketuban.
dr. Boy mengingatkan, sebelum menjalani ibada puasa, ibu hamil sebaiknya konsultasikan kondisi kehamilannya dulu pada dokter kandungan. Bila semua hasil pemeriksaan hasilnya baik, ibu hamil diperbolehkan puasa dengan syarat tetap menjaga kualitas pola makan dan kebutuhan cairan.
Seandainya ibu hamil merasa tidak kuat berpuasa mengalami keluhan seperti lemas, pusing, merasa sangat lapar, kelelahan berlebih, sebaiknya puasa gak dilanjutkan demi keselamatan ibu dan janin.